Chapter 6: Part 1

144 9 0
                                    

Bab 06: Orang yang Tepat di Tempat yang Tepat


Aku mengencangkan tali hakama-ku sekali lagi, memasang piringan dada hitam-ku* dan saat aku membuka pintu, aku mendengar suara "whooosssh" datang dari anak panah yang ditembakkan.


[T/N: It's called as Muneate [胸当て], anyway.]


Suara itu semakin keras saat tepat mencapai sasaran.

Perasaan tegang ini membawa kembali kenangan dari masa lalu.

Pada minggu terakhir di bulan Juli, aku pergi ke institusi olahraga distrik Chiyoda untuk berpartisipasi dalam kompetisi Panahan. Sebenarnya, aku tidak ingin mereka salah paham jadi aku sudah menuliskan itu dengan jelas bahwa aku berhenti dari klub Panahan, namun para kohai-ku itu memilih untuk mengandalkanku supaya membantu mereka sekali ini saja.


"Selanjutnya, peserta dari klub panahan Otonokizaka. Silahkan berbaris."


Satu tim terdiri dari 5 orang.

Aku pergi ke posisi panahan terakhir dan membentangkan kakiku.

Hal terpenting dalam Panahan adalah dengan anggun menarik busur dan mengenai sasaran. Ini bukan sesuatu yang benar-benar spesifik, cukup mengenai target dengan anggun.

Aku menghembuskan napas sembari berpikir "Menenangkan nafasku dan berkonsentrasi adalah penting."


Lingkungan yang tenang. Dunia yang diam

Ini seperti berada di sebuah dunia di mana waktu berhenti.

Perlahan, aku mengangkat busurku


Dari tempat aku menembak, tidak ada yang lain selain apa yang ada di depanku. Hanya sebuah sasaran hitam dan putih yang berdiri tegak. Pikiranku kosong dan tubuhku menghadap sasaran. Aku menarik tali busur, mengambil waktuku. "whooosh"

Aku melepaskan jariku dan panah melesat dengan kecepatan penuh. Aku bisa merasakan sedikit energi meninggalkan tubuhku dan pada saat yang bersamaan, terdengar tepuk tangan yang menyertainya.


"Keempat target kena"


Sudah lama aku melupakan perasaan ini. Itu rasanya seperti aku baru saja menanggalkan sesuatu yang pernah dibangun di dalam diriku. Tiba-tiba menjadi sangat bahagia, aku tidak tahu mengapa pipiku menjadi merah. Aku sedikit merendahkan kepalaku dan mengucapkan terima kasih saat aku melangkah ke belakang arena.


"Anda mengenai semua tanda! Seperti yang diharapkan dari Sonoda-senpai." Terima kasih untuk hari ini. Kami mengarahkan pandangan kami pada halaman rumput yang hijau saat kami duduk di tepi dojo. kohai-ku itu merendahkan kepalanya saat dia duduk di sampingku.

"Saya baru saja keluar dari klub ini secara mendadak dan menyebakan kesusahan bagi semua orang, Setidaknya inilah sesuatu yang bisa saya lakukan." Aku mengedipkan mata namun dia kemudian malah melangkah mundur sembari badannya gemetar. Dia seharusnya tidak perlu lebay, deh. Sepertinya aku butuh banyak kerja keras untuk bisa meniru Eli.

"Suasana dimana Anda biasanya ada disana telah berubah di suatu tempat. Suasana itu sekarang terasa sangat sepi. apakah Anda benar-benar tidak mau kembali ke klub memanah? Anda begitu kuat, sayang sekali..." Ini agak menggangguku saat dia menatapku seperti itu, seperti dia sedang menempel padaku.

"Itu karena semua orang mencoba melakukan yang terbaik"


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Itu tidak benar! Alasan kami menang itu sebagian besar karena senpai ada di sana. Semua orang bisa menembak dengan hati mereka tenang.. Bukankah Anda adalah pemanah terhebat dalam sejarah klub panahan Otonoki, Seorang Ace yang tak terkalahkan? Selama kompetisi di musim panas, aku telah mendengar rumor dari sekolah-sekolah yang lain. Bahwasanya, mereka mengira kita membawa kelompok yang salah. Semua orang datang untuk melihat Sonoda-senpai. "Mengapa Sonoda dari Otonoki tidak ada di sini?', 'Jika Sonoda Otonoki tidak ada di sini mereka mungkin juga tidak bisa mengenai tanda apapun.' Itu sangat membuatku frustrasi." Air mata mulai terbentuk dari matanya.

"Maafkan saya..."

"Sonoda-senpai, tolonglah kembali ke klub panahan. Menjadi putri di sebuah keluarga yang dikenal karena keahlian mereka dalam memanah dan tidak bergabung dengan klub panahan itu bukan sesuatu yang pernah terdengar." Aku mengembalikan minumannya. Aku ada latihan sore hari setelah ini.

Love Live! School idol diary: Umi Sonoda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang