MAMA (2)

461 18 1
                                    

" Mama..." Andrea membuka matanya, wajah Fio yang bulat dan kecil memandangnya.

" Fio?"
" Mama.... angen....Fio angen.." ucap Fio lalu memeluk Andrea erat.

" Iya sayang, mama juga kangen..." Andrea mencium kepala Fio dan menangis. " Jangan pergi lagi ya, jangan tinggalkan mama.."
Andrea menangkup wajah Fio dan mendapati gadis kecil berkulit pucat yang balas menatapnya.

" Mama....mama...." Andrea mundur, tangannya terasa lengket karena lendir keunguan yang menetes dari lubang mata putrinya.

" Tidak....tidak...tidak!"

Fio merangkak mendekati Andrea dan membuka lebar mulutnya.

***"Fio!!!" teriak Andrea, keringat membasahi lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
"Fio!!!" teriak Andrea, keringat membasahi lehernya. Jonathan terbangun dan mengelus bahu istrinya.

" Hon, mimpi buruk lagi?"
" Fio...." Andrea menyingkap selimut dan membasuh wajahnya. Warna hitam membayangi matanya. Mimpi tadi benar-benar mengerikan.

" Sebentar lagi...sebentar lagi..." gumam Andrea, menyeka matanya dan menelusup ke balik selimut. Ia memeluk Jonathan.

" Kamu terus mimpi buruk. Are you okay darling?" tanya Jonathan, membalikkan badan menghadap Andrea.

" Aku..aku cuma kangen Fio, Jon." Andrea membenamkan diri di pelukan Jonathan.

***
Andrea mengawasi Jonathan yang memasang dasi.

" Aku pergi dulu." Jonathan mengecup dahi Andrea dan tersenyum.

Andrea melirik mbok Atik dan mengangguk perlahan. Mbok Atik terus menyapu, sementara Andrea menatap foto Fio lama.

***
Andrea mengikat rambutnya, menggulung lengan baju dan memasukkan guci abu Fio ke dalam ransel. Mbok Atik mengelus bahu Andrea.

" Ingat, segalanya tidak ada yang abadi, kecuali Tuhan. Jika Andrea berani berbuat, harus terima konsekuensinya."

Andrea mendesah pelan dan mau tidak mau mengangguk mengiyakan perkataan mbok Atik. Ia segera masuk ke mobil dan melaju kencang menuju tempat kecelakaan itu terjadi. Ia memikirkan banyak hal saat mengendarai mobil, tangannya meremas kemudi. Andrea menelan ludah dan berdoa dalam hati. Ia sibuk membayangkan Fio akan kembali ke kehidupannya sampai-sampai tidak menyadari sesuatu duduk di jok belakang, menatapnya dingin.

***Selesai memarkir mobil, Andrea meraih senter dan ransel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Selesai memarkir mobil, Andrea meraih senter dan ransel. Ia mengarahkan senter ke sekeliling, jalanan sepi dan hanya ada bunyi hewan malam. Andrea mengeluarkan guci abu dan meletakkannya di jalan. Masih terbayang olehnya ketika mobilnya terbalik dan menghantam pohon di pinggir jalan. Aroma darah menyumbat hidungnya saat itu. Andrea menahan napas dan menuangkan abu Fio pelan-pelan.
Andrea menepuk tangannya dan bersiap memanggil nama Fio. Tapi, ia sudah merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Andrea menepis pikiran itu dan memanggil nama Fio. Jantungnya berdegup kencang.

" Fio.....Fio....Fio...."

Kemudian, ia menangkupkan tangan dan berdoa sejenak. Andrea masuk ke mobil dan bersandar di jok. Sampai-sampai ia tidak sadarkan diri karena terlalu mengantuk.

***
Tok....tok...tok
Suara ketukan di jendela mobil membangunkan Andrea. Andrea berpaling ke kaca jendela , namun tidak melihat siapapun. Ketukan itu terus berlangsung. Ia teringat akan peringatan mbok Atik.

" Ma....ma...mama!"

" Fio!" Andrea bergegas membuka pintu mobil, namun mengurungkan niat. Itu bukan Fio, gumamnya.

" Mama! Buka pintunya! Mama!" jerit tangis Fio memekakkan telinga. Andrea menggeleng. Air matanya luruh.

" Kamu bukan Fio!"
" Mama.....tolong mama! Fio kedinginan!"
Didengarnya ada suara garukan,  disusul tangisan. Makhluk di luar itu menggaruk kaca mobil semakin keras dan mencoba membukanya paksa dengan menghantamkan diri.

Bumm....bumm....

Andrea memeluk diri. Tidak kuat mendengar tangisan itu. Sejenak kemudian, suara tangisan dan rengekan Fio menghilang.

" Fio?" Andrea membuka pintu mobil. Andrea berjalan mengelilingi mobil. Ia memanggil Fio lagi.

" Fio! Fio!" pandangannya tertancap pada lampu jalan. Lampu itu berkedip, mati lalu berkedip lagi. Yang menjadi perhatiannya adalah sosok jangkung berkulit kusut dan hitam yang berdiri di bawah lampu
Sosok itu  berwajah gepeng. Telinganya kecil.

" Tidak......" gumam Andrea takut ketika sosok itu merangkak mendekatinya. Cahaya lampu menimpa punggungnya yang melengkung.

" Mah.....mah....mah....." sosok itu mengeluarkan bunyi seperti kata mama. Andrea masuk ke mobil dan membatalkan rencananya untuk menunggu sampai fajar. Ia memasukkan kunci mobil dengan tangan gemetar.
Andrea memacu mobilnya dan merasakan ban mobilnya melindas sesuatu.

" Fuck!"
Guci abu Fio tertinggal, dari kaca spion dilihatnya sosok itu menepis guci itu dan terus mengejarnya.
Lengannya yang panjang merangkak begitu cepat.

" Fio...maafkan mama...." Andrea menangis kencang, sementara makhluk aneh tadi mengejarnya.

" Mah.....mah...mah...."

Bersambung.....
***
Happy reading!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang