Chapter 50

6.7K 247 5
                                    

Sudah malam, Jake belum juga pulang bahkan memberiku kabar saja tidak ada.

"Ibu, mengapa ayah lama sekali?"

"Ibu juga tidak tahu,sayang. Kita tunggu saja dulu ya"

Meghan bertanya padaku, mata gelapnya membulat, Danter sedang asyik bermain dengan mainannya, Meghan masuk kedalam pelukanku, membenamkan wajahnya didepan dadaku.

"Kau lapar?"

Meghan menggelengkan kepalanya, menaruh kepalanya diatas dadaku dengan manja, aku memeluk tubuh kecilnya.

"Nyonya, ada telpon dari kantor tuan William"

"Terima kasih Gail"

"Hallo"

"Nyonya, bisakah anda segera kekantor? Ada sesuatu yang terjadi pada tuan William, dan sepertinya kau harus berada disini"

Aku terkejut mendengar suara dari sebrang sana, aku meletakkan Meghan pelan-pelan diatas shofa, berdiri.

"Ada apa?"

Suaraku bergeter, Meghan menatapku bingung, mataku berkaca-kaca dengan cepat aku berjalan mengambil tas dan kunci mobil, lalu mematikan telponnya.

"Gail, aku tinggal Meghan dan Dante, aku harus segera pergi"

"Baik nyonya, tapi ada apa?"

"Aku juga tidak tau, salah satu karyawan Jake menelponku, aku harus segera datang kekantor"

"Akan aku urus anak-anak, berhati-hatilah nyonya"

"Terima kasih Gail, aku pergi sekarang"

Aku mencium kening anak-anakku, mereka sedang asyik bermain, aku tidak akan memberitahu mereka dulu.

___

Aku masuk keruang kerja Jake, ruang kerjanya kosong tidak terlihat apa-apa disana, bahkan mejanya begitu rapi, tas kerja milik Jake juga tidak ada, ada apa semuanya, aku tidak bisa berpikir jernih.

"Dimana Mr. William?"

Aku keluar menemui sekertaris pribadi Jake, wanita itu menatapku bingung.

"Bukankah dari pagi Mr. William tidak datang"

Aku seperti terkena sengatan listrik menjalar kesekujur tubuhku, aku mencoba menelpon Jake.

"Bisakah kau menghubungi ponsel William? Aku tidak bisa menghubunginya"

Wanita itu mengangguk, lalu mengambil telpon yang ada dimejanya dan memencet tombol telpon.

"Tidak aktif nyonya"

Aku cemas sekarang perasaanku kacau.

"Sebelum aku kesini, ada seorang pria menelponku, dia bilang padaku ada sesuatu yang terjadi disini"

"Disini tidak terjadi apa-apa nyonya, lihatlah kantor ini begitu rapi, kuharap semua akan baik-baik saja, aku takut seseorang ingin berniat jahat padamu"

Aku menggelengkan kepalaku, aku cemas benar-benar cemas.

"Bisakah saya pergi ketoilet?"

"Yaa ok, biar aku masuk kedalam"

Aku masuk kedalam ruang kerja Jake, melihat-lihat disekitar ruangan, mencoba mencari petunjuk apa yang sebenarnya terjadi, ruangannya begitu rapi, Jake sepertinya tidak datang kekantor hari ini.

Mataku tertuju pada meja tamu, ada sebuah plastik kecil dan aku mendekati plastik itu, isinya sebuah beberapa perlengkapan mandi wanita.

"Apa-apaan ini, punya siapa semua ini, sejak kapan Jake mempunyai perlengkapan mandi wanita?"

Tanyaku sendiri, dan tiba-tiba pintu ruangan terbuka, aku menatap wanita yang masuk kedalam ruang kerja.

"Sarah"

"Emma, hey"

Emma terlihat terkejut, apakah Jake bertemu Sarah, jantungku berdebar, tangan dan kakiku dingin.

"Sedang apa kau disini?"

Tanya Emma dengan wajah polosnya, seharusnya aku yang bertanya itu tapi kenapa dirinya yang mengeluarkan kata-kata itu, sial.

"Kenapa kau tiba-tiba langsung masuk keruang kerja suamiku?"

"Aku hanya ingin mengambil beberapa belanjaanku saja, tertinggal sebelumnya"

"Sejak kapan ada disini?"

"Sejak kemarin, aku lupa membawanya dan baru hari ini aku sempat datang lagi"

"Kau bertemu Jake lagi?"

"Aku hanya singgah kemari, dan itu tidak lama, aku perlu bertemu dengannya tapi percayalah aku tidak melakukan apa-apa Emma"

"Bagaimana aku bisa percaya begitu saja"

"Kau terlihat sangat cemburu denganku, aku benar-benar hanya datang untuk singgah dan hanya sebentar"

"Tapi kenapa barang belanjaanmu tertinggal?seharusnya jika kau hanya sebentar kau akan ingat dengan barang bawaanmu"

"Ohhh come on Emma, percayalah"

Listrik tiba-tiba padam hanya kantor Jake yang padam, aku melihat cahaya dari keramaian kota Seattle.

"Emma, kau disana?"

"Tentu saja, ini sangat gelap"

"Aku takut"

"Aku juga takut, Sarah tetaplah disana"

Rasa cemburuku hilang tapi aku tetap merasa sedikit curiga dengannya, listrik begitu lama padam, aku mencoba mencari penerangan, aku menemukan sebuah lampu otomatis dan menyala, wajah Sarah terlihat ketakutan.

___
Vote and comment
Maafkan aku yaaa gantung.

Surrender With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang