Chapter 54

6.5K 264 9
                                    

"Kupikir lelaki itu yang membawa anak-anak"

"Dirinya memang membawanya, tapi dipertengahan jalan anak-anak diselamatkan oleh Kate dan Tyler"

"Kau pergi bersama mereka kesini?"

"Mereka lebih duluan"

Aku tenang mendengarnya, Jake memang penyelamat untukku dan keluarga kecil kami.

"Bagaimana perasaanmu, lenganmu"

Jake menatap lenganku, sambil mengendarai SUV hitam miliknya.

"Ini sudah tidak begitu sakit, Jake terima kasih, kau benar-benar penyelamatku"

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, maafkan aku tadi jika kau terluka"

"Ini tidak begitu parah, tenang saja, kau penyembuhku, dan akan lebih cepat sembuh jika kita segera bertemu dengan anak-anak"

Jake terus melaju, membawa mobil dengan cepat, lalu berhenti disebuah penthouse bernuansa minimalis mewah. Jake memarkirkan mobilnya didepan gedung lalu dipindahkan oleh lelaki berpakaian merah.

"Ayo kita temui mereka"

Aku mengikuti langkah Jake disebelahnya dirinya menggenggam tanganku, beberapa gadis pelayan dan receptionist menatap Jake dengan kagum, berbinar-binar menatap Jake yang sedang berantakan tak seperti biasanya.

"Selamat sore tuan William"

Sapa gadis yang memiliki rambut blonde ikal itu, lalu menatapku sedikit sinis, aku mengabaikannya, Jake memang belum pernah membawaku kemari sebelumnya.

Jake tidak menjawab gadis itu, Jake melaluinya begitu saja. Kami naik dan sampai didepan kamar memiliki nomor 899, Jake menekan kode kamar itu, aku tidak pernah tau Jake mempunyai penthouse.

"Apakah ini milikmu?"

"Iya, aku yang memiliki gedung penthouse ini sayang"

Aku segera mengerti, Jake benar-benar mempunyai banyak inventaris menurutku, aku tidak sabar bertemu dengan anak-anak. Baru saja Jake membuka pintunya aku melihat anak-anakku sedang tertidur lelap.

"Kate"

Aku mendekati Kate yang sedang duduk santai bersama Tyler, Kate menoleh lalu melihatku terkejut.

"Emma, oh may, what happen with you, dear"

Emma mendekatiku lalu menatap kearah lenganku, aku menatap Tyler, sepertinya Tyler merasa canggung saat melihat luka dilenganku.

"Aku tertembak, tapi ini baik-baik saja, Jake menyelamatkanku"

"Itu luka serius"

"Jake sudah membawaku kerumah sakit, don't worry, bagaimana anak-anak? Terima kasih Kate, Ty, kalian sudah menolongku"

"Sudah seharusnya, mereka sangat manis, mereka sibuk bermain dari tadi dan akhirnya jatuh tertidur karena kelelahan"

"They're very sweet you see"

"Yeah, i love them"

"kau menjaganya dengan sangat manis, mereka tertidur bersamamu"

"Aku harap aku bisa memiliki seperti mereka juga"

"Kau akan memilikinya, sayang"

Jake mendekatiku setelah medekati Meghan dan Dante, lalu mengecup pipiku lembut, menyentuh lembut lenganku.

"Maafkan aku sayang, aku benar-benar terlambat membantumu"

"Tidak, kau tidak terlambat, aku mencintaimu"

"Aku mencintaimu lebih dari segalanya"

"Katakan padaku bagaimana Mario?"

"Saat dirinya menuju kesini untuk menyusulku, mobil yang ditumpanginya menabrak sebuah mobil lain"

"Benarkah, bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tau, tapi itu semua terjadi begitu saja"

"Kau lihat bagaimana keadaannya?"

"Aku tidak melihatnya, tapi sepertinya mobil yang ditumpanginya masuk kedalam jurang"

"Kau tidak terlihat sedih sedikitpun"

Kate menyeru.

"Aku akan lebih sedih jika kehilangan hidupku yaitu Emma dan anak-anakku"

Jake menggelengkan kepalanya lalu menatapku tajam dan berseringai manis, Jake memeluk pinggulku.

"Hidupku terikat pada mereka, Mario sudah banyak melakukan kesalahan dimasa hidupnya, walaupun aku anaknya tapi aku tau dimana lektak kebenaran dan kesalahan, tidak semua keinginannya harus terwujudkan dengan cara membunuh siapapun, apalagi jika dirinya berani menyentuh istri dan anak-anakku"

"Jika dirinya mati dengan cara kecelakaan, sudah waktunya, setidaknya dirinya mati bukan ditanganku"

Aku terdiam, Jake menyentuh erat pinggulku, Meghan terbangun, membuka mata mereka perlahan, aku dan Jake mendekati mereka.

Meghan tersenyum lembut padaku, lalu menatap Jake, seketika langsung terbangung dan berlari mendekati Jake, Sepertinya sudah sangat rindu pada ayahnya.

"Ayah, aku merindukanmu, apakah ayah membawakanku sesuatu?"

Meghan mengintip kearah belakang Jake, seperti biasa, jika Jake pulanh dari pekerjaan terkadang membawakan anak-anak hadiah, Jake tersenyum lembut padanya.

"Meghan, ayah tidak membawa apa-apa hari ini tapi ayah janji akan membawamu berkeliling kota New York"

"Aku sudah pergi bersama ibu"

"Tapi kau belum pergi bersamaku"

Jake tersenyum, Meghan juga memberikan senyuman lembut, lalu mencium lembut pipi Jake dan memeluknya.

"Apakah aku bisa ikut dengan kalian?"

Kate mengajak Meghan berbicara, Meghan menatap Jake meminta persetujuan dari Jake, tentu saja Jake mengangguk tersenyum.

"Tentu saja, kau ikut"

Kate bertepuk tangan lembut, Tyler tersenyum disamping Kate, aku merasakan kebahagiaan didalam penthouse itu, aku mencintai keluarga kecilku.

"Kita tunggu Dante bangun, setelah itu kita pergi"

Jake bersuara, sambil menunggu Dante bangun semua bersiap-siap, tidak lama Dante terbangun dan Gail menyiapkan semuanya, memandikan Dante dan lain sebagainya.

"Kita mau kemana ayah?"

"Time Square, kalian akan suka"

"Apakah tempat yang sama seperti kemarin ibu membawa kami?"

Tanya Dante.

"Berbeda, sayang. Disana lebih ramai, aku akan membelikan apa yang kalian inginkan disana"

Dante dan Meghan bersorak kesenangan, mendengar Jake ingin membelikan apa yang mereka inginkan, layaknya anak kecil, penuh dengan permintaan, aku mencintai mereka, mereka adalah hidupku.

___
Vote and comment.

Bakal sedih kalau cerita ini ending :(

Surrender With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang