Chapter 23

11K 337 4
                                    

Jake dan aku berada didalam satu ruangan luas , interior serba hitam lantai marmer bewarna gelap aku takjub melihatnya, Jake ternyata seorang CEO.

"Jangan terkejut, biasa saja"

"Siapa yang terkejut, aku memang biasa saja"

"Matamu berbicara, Emma"

Pipiku memerah, malu melihat Jake menatap kearahku, mata gelapnya bersinar.

Aku memilih duduk disofa hitam , didepan meja kerja Jake yang besar.

"Aku Bosan!!!"

"Aku tidak"

"Aku tidak menanyakan tentangmu, bolehkah aku pergi?"

"Tidak"

Tentu saja dia tidak mengizinkanku, aku berdiri menuju toilet yang ada diruangan Jake, merapikan dandananku, menatap wajahku di cermin, toiletnya luas.

Aku keluat dan membuka pintu toilet, aku melihat ada dua orang lelaki sekitar lima puluhan dan satunya lagi , ohhh ya ampun kalau aku tidak salah melihat "Tyler" batinku .

Mengapa Tyler bisa ada disini, bukankah dia di Seattle , tyler sangat rapi mengenakan setelan jas abu-abu, aku mengintip dari belakang pintu toilet.

'Sejak kapan Tyle mempunyai pekerjaan seperti ini?' Batinku , aku mulai bertanya-tanya dan akan mencari tau, sepertinya mereka berdua bekerja sama dalam suatu bisnis.

Aku memilih tidak keluar dari toilet , lagipula toilet yang ada diruangan Jake sangat nyaman, aku mengambil majalah yang bisa aku baca.

Satu jam kemudian, aku mendengar mereka selesai, aku mengintip dua orang lelaki itu berpamitan , ya ampun apa yang akan aku katakan padanya kalau Tyle tau aku disini, karena yang dia tau aku bersama Luke.

"Kau bekerja sama bersama Tyler, temanku?"

Aku keluar dari balik pintu toilet, Jake menatapku dan berseringai.

"Kau mengintip? Mengapa tidak keluar, kau ahli menjadi seorang penguntit atau crazy stalker"

Jake memiringkan senyumannya, gigi putihnya yang rapi terlihat.

"Aku tidak mengintip hanya saja aku malas keluar dan aku melihatnya, maka dari itu aku bertanya"

"Sudah berapa lama kau berteman dengannya?"

"Sejak kecil"

"Tapi kau tidak tahu kalau dia seorang CEO salah satu industri di New York?"

Aku terkejut mendengarnya aku hanya bisa menggelengkan kepalaku , aku benar-benar tidak tau.

"Benarkah?"

Jake mengangkat bahunya acuh, lalu kembali duduk kesofa hitam miliknya .

"Sudah berapa lama kau bekerja sama dengannya"

"Baru, aku hanya ingin tau siapa dia"

"Untuk apa"

"Kau akan tau nanti, diamlah , aku lelah mendnegar pertanyaanmu terus"

"Kau ini"

Jake berdiri kearahku, megang wajahku, aku menutup kedua mataku merasakan sentuhan tangannya, mencium aroma tubuhnya, ada apa denganku, aku tidak merasakan ketakutan lagi dengannya.

Aku tetap memejamkan mataku, aroma tubuhnya begitu menenangkan, dan sekarang kakiku melemah, badanku bergetar dan memanas, hanya karena dirinya menyentuh lenganku yang berbekas luka tembakan.

"Maafkan aku"

Jake mengecup dibagian pinggir bekas luka, aku terkejut dengannya.

"Kau selalu luka disaat bersamaku tapi ..."

Surrender With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang