Part 67

4.5K 162 9
                                    

"Jake"
"Yaaa, sayang"
Aku menatap lembut ke arah Emma, memeluk tubuhnya yang beraroma khas, anak-anak tertidur dikamar mereka masing-masing.

"Apakah kau akan mencintaiku, seumur hidupmu?"

Emma membalikkan badannya, menatap wajahku, pipinya memerah, lalu tiba-tiba tertunduk.

"Mengapa kau menanyakannya, sayang. Sudah jelas aku akan selalu menyayangi sampai waktu tak bisa berputar lagi"

"Aku hanya takut jika semua akan berubah"

"Itu tidak akan mungkin terjadi"

"Jake, suamiku. Belakangan ini aku terus menerus merasakan sakit, aku khawatir akan terjadi apa-apa denganku"

Aku menarik wajahnya, aku langsung melahap bibirnya dengan lahap, aku tak peduli dirinya ingin berucap apa, getaran tubuhnya kurasakan, angin berhembus kencang menampar bulu-bulu kecil yang tumbuh dibadanku, aku dan Emma berdiri diteras atas penthouse mewah kami.

"I never let you go, and i never go from you"

Emma mendesah pelan, tak menjawab ucapanku, meneruskan ciuman manis dari bibirnya.

"Apakah kau pernah berniat berselingkuh dariku?"

Aku menghentikan ciumanku ketika Emma menanyakan sesuatu yang tak biasa kudengar, apakah Emma mengetahui tentang Viviena, hatiku bergetar.

"Kau terlihat menegang, ada apa?"
Aku mengalihkan pandanganku darinya, aku tak bisa menatap matanya, setiap kali aku menatap bola matanya seakan ingin mencair dan meluluhkan hatiku.

"Aku tidak apa-apa, sayang. Aku mencintaimu, kumohon jangan berpikir seperti itu"

"Jika aku tidak ada, apakah kau akan tetap mencintaiku?"

"Emma"

Aku menyentuh pipinya yang lembut, dingin terkena hembusan angin malam.

"Hmmm" Emma menyahut lalu memejamkan matanya.

"Aku akan terus mencintaimu, sampai kapanpun itu, dan kumohon jangan berani-berani kau berkata seperti tadi"

"Karena, suatu hari aku akan pergi"

"Ada apa denganmu, Emma"

Emma menggelengkan kepalanya, mencium keningku, lalu memelukku lembut dan kuat.

"I love you, Jake"

"Please, don't say anything"

"I should tell you"

"Shhhhtttt"

Jariku, kutempelkan kebibirnya, Emma tak menatapku, entah ada apa dengannya, apakah dirinya tahu tentangku dengan Viviena, tapi seperti ada yang lain.

"Auuu"

"Sayang, ada apa denganmu"

"Kepalaku sakit lagi"

Aku menggendong Emma, mengangkatnya ketempat tidur kami, Emma terlihat sangat kesakitan.

"Sakit, sakit sekali, bisakah kah mengambilkan obatku, ada dilaci"

Aku berlari mengambilkan botol obat yang harus diminum dengan Emma, aku tak tahan melihat istriku kesakitan, aku mengeluarkan Iphone milikku, ingin menelpon dokter.

"Jangan, jangan telpon dokter"

"Kau kesakitan, sayang"

"Aku tidak apa-apa, tidurlah disampingku"

Aku menatapnya, wajahnya pucat, aku mengiyakan apa yang diinginkannya, aku bergabung dengannya ditempat tidur, Emma menatpku.

"Aku mencintaimu, suamiku"

"Jika kau mencintaiku, maka aku lebih mencintaimu"

"Aku tau itu, kau suami terhebat"

"Sudah sepantasnya, tanganmu dingin sekali"

Emma tersenyum lembut, tak lama memejamkan matanya, lalu tertidur, aku memeluknya erat, mencium keningnya, perasaan bersalahku terhadapnya selalu menghantuiku, tapi aku anggap semua tak akan ketahuan, aku yakin.

"Aku ,,, jangan, kumohon, pergilah"

Emma berkeringat, tubuhnya basah, Emma bermimpi buruk, aku memeluknya, tapi dirinya tak terbangun, aku membiarkannya tetap tertidur.

"Luke, don't go, please"

Emma bermimpi Luka lagi, kuharap itu hanya sebuah mimpi yang hanya lewat.

"I do, wait me"

Perasaanku tak enak, Emma ada apa sebenarnya, aku mencoba membuat Emma terbangun, aku menggoyang-goyangkan tubuhnya, tubuhnya dingin, sedingin es.

*****

WAIT A CONTINUED

WAIT A CONTINUED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My baby Luke ❤️

Surrender With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang