Bab 4 : Celana Dalam yang Hilang

1.9K 117 15
                                    

Maaf yaaa... kalau banyak kalimat maupun kata-kata yang kurang sesuai sama terjemahannya. Beberapa kata dan kalimat saya sesuaikan dengan pemahaman pribadi saya.

~Happy Reading~

================================
Penulis : Angelina
Terjemahan Inggris : Miah
Terjemahan Indonesia : Rosie

Hari ke empat pelatihan militer dan matahari masih bersinar sangat terik. Lapangan sangat tenang, murid-murid mengenakan seragam tentara dan berdiri dibawah panas matahari.

Meski bertujuan untuk melatih kegigihan, kedua kaki Mai Ding terasa sangat sakit, ia ingin jongkok atau duduk. Tetapi tatapan tegas di wajah pelatih memaksanya untuk tetap berada di posisinya.

Butiran-butiran keringat menetes sedikit demi sedikit sementara kepalanya mulai terasa pusing. Satu jam telah berlalu ketika pandangan Mai Ding mulai berkunang-kunang. Rasanya seperti ia terkena demam dan akan pingsan.

Ia memiringkan kepalanya, melihat pada An Ziyan sambil melangkah sempoyongan kearahnya, satu hal yang terlintas dipikirannya : kalau aku pingsan, aku ingin pingsan di hadapan An Ziyan agar ia bisa membawaku ke rumah sakit. Demi persahabatan, demi kebisexualan, berjuang!!. Tetapi Mai Ding akhirnya tak dapat bertahan lebih jauh, ia tak mampu lagi berdiri disaat ia hanya kurang selangkah lagi. Seorang pria yang sangat gemuk menangkap Mai Ding yang kurus dan lemah kemudian berteriak, "Pelatih, ada yang pingsan!" Bau mulut laki-laki gemuk itu menerpa wajah Mai Ding, membuatnya semakin merasa pusing. Ia mengulurkan tangannya pada An Ziyan, meminta bantuan. Tetapi An Ziyan hanya berdiri dan menatap Mai Ding dengan dingin.

"Cepat, bawa dia ke rumah sakit!"

"Ya."

Si pria gemuk menggendong Mai Ding dan karena bau keringat yang keluar dari tubuhnya menyerang hidung Mai Ding lagi, Mai Ding akhirnya benar-benar pingsan tak bisa bergerak ataupun melawan.

Mai ding terbangun diatas ranjang rumah sakit. Ia melihat kesekeliling dan menyadari kalau hari sudah petang, tak percaya ia tertidur begitu lama. Li Ming membawakan makanan dan melangkah pergi sembari melemparkannya ke ranjang, "Kau seharusnya sudah lebih baik sekarang setelah tertidur sangat lama."

Mai Ding makan dengan lahap, dengan mulut penuh makanan ia bertanya pada Li Ming, "Bagaimana kau bisa kesini?"

"Aku hanya sedang istirahat dan aku ingat kalau kau belum makan apapun jadi aku kesini membawakanmu sesuatu. Oh dan pelatih mengatakan kau diijinkan istirahat sampai sore tetapi harus hadir saat latihan malam."

Saat malam tiba Mai Ding sudah merasa lebih baik. Dia menunggu sampai malam gelap sebelum menyusup di belakang An Ziyan.

"Hey, teman sekelas, ini aku Mai Ding. Aku dibelakangmu."

An Ziyan memutar bola matanya.

"Mengapa kau tak menolongku tadi? Padahal aku sudah memberimu sebotol lotion tabir surya."

Mai Ding mendekati An Ziyan kemudian berbisik padanya.

"Bukankah kita masih berteman? Seperti ini kah caramu memperlakukan temanmu?"

An Ziyan mengangkat tangannya, berkata: "Pelatih, bajingan ini seharusnya tak berdiri dibelakangku."

Pelatih melihat Mai Ding dan berteriak dengan keras, "Kenapa kau berdiri disana lagi? Kembali ke posisimu semula!. Apakah kau sedikitpun tak berpikir kalau ini adalah teamwork? Orang pendek harus berdiri diantara orang-orang pendek."

Kata-kata pelatih membuat mereka yang berdiri di deretan sebelah kanan merasa sakit hati. Mai Ding kembali keposisinya semula sambil menatap An Ziyan. Hati seorang biseksual memang dingin dan gelap.

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang