An Ziyan pergi kerumah kakeknya di luar kota selama Tahun Baru. Mai Ding meniup tangannya dan keluar dari kamarnya yang hangat dengan membawa sebuah amplop, mengirim kartu ucapan ke alamat yang Bai Xiaosi berikan padanya. Saat melihat amplopnya jatuh ke dalam kotak pos, Mai Ding menepuk kotak pos : "Bro, cintaku bergantung padamu, jadi tolong segera kirimkan kartu ini padanya secepatnya." (Aku rasa kalimat ini akan lebih tepat kalau disampaikan ke tukang pos). Mai menggigil karena hanya mengenakan piyama, ia bergegas kembali ke dalam kamar, melihat keluar melalui jendela. Ia langsung merasa gugup saat melihat tukang pos mengambil suratnya. Kampung halaman Mai Ding cukup jauh, jadi keluarganya kembali ke kampung halaman dua atau tiga kali dalam setahun. Tahun ini, keluarga Mai kembali untuk merayakan tahun baru. Mai mengerti, ia mungkin akan merindukan An saat terpisah dengannya tetapi ia tak menyangka akan sangat merindukannya seperti ini. Tetapi, ia tak akan menelpon An Ziyan, hal ini akan membuatnya merasa bangga. Ia memutuskan untuk menghindari An Ziyan untuk membuat An Ziyan memyadari betapa penting dirinya. Pasangan kekasih senang memainkan trik semacam ini.
Malam tahun baru tiba, meski hanya ada tiga orang di rumah, suasananya sangat meriah. Segalanya berjalan dengan baik. Mai merindukan An saat ia melihat kereta : Kapan mereka bisa merayakan tahun baru bersama. Sementara di kota lain, An Su kembali ke rumah dan menyerahkan sebuah surat untuk An Ziyan. Saat An Ziyan melihat kata-kata aneh yang tertulis, ia menyadari siapa yang menulisnya. Ia membuka suratnya perlahan, sebuah kartu ucapan berwarna merah dengan dua gambar anak laki-laki berpipi tembem terjatuh. Sangat kuno. An memungut kembali kartu itu, beberapa kata tercantum disana : Selamat tahun baru, An Ziyanku. Sekarang hujan salju dan cuaca sangat dingin, tetapi aku akan menunggumu menghangatkan diriku. Tahun ini, kau harus terus mencurahkan cintamu tanpa henti. Mai Ding mu.
An Ziyan memaki, "Dasar bocah konyol." An Su mendekat, "Siapa yang menulisnya?"
"Bukan urusanmu." An Ziyan memasukkan kartu itu ke tasnya. Sebenarnya An Su sudah bisa menebak jawabannya. Siapa lagi kalau bukan Mai Ding. Ia memcemooh, "Xiaosi sudah kembali. Kenapa kau masih bersama pria itu? Kondisi kakek tidak terlalu baik. Bagaimana kalau dia tau kemudian menjadi sakit? Tahun baru ini, Xiaosi membuat alasan untuk menolak datang kerumah. Apa kau menyakitinya?" Saat An Ziyan kembali kerumah, An Su terus saja membicarakan masalah ini di telinga An Ziyan, "Kuberitahu kau, lihatlah kelakuanmu yang menyimpang! Kadang aku benar-benar tak memahami jalan pikiranmu. Apa yang salah dengan Xiaosi? Apa bagusnya bersama Mai Ding? Apa kau sudah buta?" An Su berkata dengan nada marah.
"Sebaiknya kau harus tau kapan saatnya diam."
"Aku kakakmu!"
"Akan lebih baik kalau kau tidak mencampuri urusanku dan tidak mengomentarinya." An Ziyan berdiri dan beranjak pergi keluar. Ia menghadap pada dinding dan menatap jam dinding, mengeluarkan ponsel dan menelpon Mai Ding saat waktu menunjukkan hampir pukul 12 malam. Mai Ding langsung mengangkat teleponnya. Ia sudah sangat lama menantikannya.
"Akhirnya kau ingat juga untuk menelponku?" Mai Ding berkata dengan sengit. An tak bisa berkata apa-apa, Mai Ding terus berbicara, "Apa kau baik-baik saja? Aku sangat iri padamu karena kau bisa merayakan tahun baru bersama kakekmu. Aku tak bisa merasakan moment-moment seperti itu." Mai bersandar ke tempat tidur dan mengobrol dengan An Ziyan.
"Kalau mau, kau boleh menyusulku."
"Apa maksudmu? Memangnya siapa yang ingin merayakan tahun baru denganmu."
Perkataan An Ziyan yang tiba-tiba membuat Mai sedikit malu :
"Baiklah, kapan kau kembali?"
"Kenapa?"
"Sepertinya aku merindukanmu, tapi jangan terlalu senang, hanya sedikit saja. Hidupku masih tetap sangat menyenangkan tanpamu."
"Humm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia Vers
RomansaFilm Like Love diadaptasi dari novel ini. Penulis : Angelina Diterjemahkan dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Inggris : Dynasti_LikeLove Diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia : Rosie Saya hanya berbagi, saya tidak memiliki hak cipta atas...