Bab 10 : Kau Tak Bisa Dibagi

2.2K 99 6
                                    

Li Ming tidak bodoh. Mereka berdua tidak pulang ke asrama semalam dan melihat Mai Ding sekarang, Li Ming bisa melihat cara berjalannya yang lucu dan dan ia selalu tersenyum seperti bunga-bunga yang bermekaran di musim semi. Ironisnya, Li Ming tau kalau Mai Ding telah kehilangan keperjakaannya semalam.

"Jadi, bagaimana An Ziyan di atas ranjang?" Li Ming bertanya tanpa kesopanan. Mai Ding mengambil apapun yang dapat ia raih dan melemparkannya pada Li Ming.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan. Aku dan An Ziyan..." Awalnya, ia ingin menyembunyikannya dan berbohong pada Li Ming, tetapi ia teringat pada laki-laki yang tidur dengannya semalam dan tak dapat menahan senyumnya. Li Ming mengambil cermin dan menunjukannya pada Mai Ding.

"Lihat. Wajahmu mengatakan semuanya. Kau tak perlu berbohong padaku. Lagipula, kau tenang saja. Aku tak akan mengatakannya pada orang lain."

"Apa menurutmu hubungan ini sedikit aneh?"

"Aneh? Kau berasal dari abad mana? Jadi... Kau sudah melakukannya dengan An Ziyan?" Ia berkata sambil memperagakan adegan yang membuat wajah Mai Ding merona.

Mai Ding ingin menendangnya tetapi akhirnya ia berkata dengan bangga, "Bukan hanya melakukannya, kami juga berpacaran."

Meski Li Ming merasakan kalau An Ziyan memang memiliki perasaan terhadap Mai Ding,ia tak menyangka kalau mereka berpacaran, "Mungkinkah ia hanya mempermainkanmu?"

"Aku pikir tidak. Semoga tidak."

"Bagaimana dengan kekasihnya yang sekarang?" Li Ming bertanya.

"Kau benar. Bagaimana dengan kekasihnya?" Dia terlalu senang dengan fakta bahwa An Ziyan setuju untuk berpacaran dengannya dan melupakan fakta kalau pria itu telah terikat.

"Aku yang bertanya padamu, idiot!"

"Entahlah."

"Bukankah kau menjadi orang yang terlibat dengan hubungan mereka?" Li Ming mengingatkan.

"Aku lupa bertanya padanya. Aku harap An Ziyan tak mendua." Perlahan kebahagiaan Mai Ding surut.

"Well..., bisa bersama An Ziyan merupakan hal yang luar biasa. Siapa yang peduli kalau ia mendua? Ketika berhadapan dengan cinta, kadang kau perlu menutup sebelah mata."

Apa yang Li Ming katakan ada benarnya, Mai Ding tak seharusnya mempermasalahkannya. "Aku bukan jenis orang yang akan menutup mata saat ada masalah. Aku akan meminta kejelasan darinya."

"Para pria membenci orang sepertimu." Setelah berkata begitu, Li Ming memutuskan mengakhiri pokok pembicaraan itu, ia mulai sibuk mengemas pakaiannya.

"Sedang apa kau?" Tanya Mai Ding.

"Aku mengemas barang-barangku. Jangan bilang kau lupa kalau besok kita mulai libur."

"Libur apa?"

"Sayangku Mai Ding, besok hari kemerdekaan negara kita. Sekolah libur selama tujuh hari. Apa kau lupa?"

Kemudian Mai Ding ingat perintah ibunya : selama libur hari kemerdekaan, ia harus berada di rumah. Tapi ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama An Ziyan. Ada banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab. Hari sudah sore, ketika akhirnya An Ziyan tiba di sekolah. Mai Ding telah menunggunya untuk makan siang bersama. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengklarifikasi masalahnya dengan An Ziyan, tetapi saat ia bertemu dengannya, ia tak dapat mengatakan apapun.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku menunggumu untuk makan siang. Bukankah itu yang biasa dilakukan oleh pasangan? Atau kau ingin menyangkalnya sekarang?" An Ziyan mengangkat bahunya.

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang