Bab 9 : Aku Tak Bisa Untuk Tak Mencintaimu

2.4K 101 13
                                    

Warning : Mature content (21+)

~please be wise, meski saya berusaha memilih kata-kata sesopan mungkin, under 21th disarankan untuk melewati chapter ini. 😉😉😉😉

====================================p

Mai Ding mengikuti An Ziyan ke kamarnya. Ia bahkan tak menanyakan kamar untuknya, ia masih tertegun karena ciuman yang terjadi beberapa saat lalu. Ia menyentuh bibir, masih terasa hangatnya ciuman An Ziyan di bibirnya. "Mengapa kau menciumku?" Ia harus bertanya. Apa yang telah ia lakukan? Bukankah ini terlalu tiba-tiba? Terlalu banyak pertanyaan berkecamuk di pikiran Mai Ding saat ini.

An Ziyan tak merespon.

Perlahan, An Ziyan melepaskan kancing kemejanya. Kemejanya terbuka, memperlihatkan dadanya yang bidang. Mai Ding hanya menatapnya; wajahnya merona. Meski mereka berdua laki-laki, Mai Ding tak tahu mengapa ia merasa sedikit malu dan bergairah disaat yang bersamaan. An Ziyan pergi mandi, meninggalkan Mai Ding yang masih tercengang.

Setelah beberapa saat, Mai Ding baru menyadari kalau ia berada di dalam kamar An Ziyan. Ia merasa sedikit tak kerasan karena beberapa alasan. Kemudian ia kembali memikirkan ciuman itu, ia bertanya pada dirinya sendiri, apa arti ciuman itu bagi An Ziyan? Apakah ia serius? Atau ia hanya mempermainkan aku? Mai Ding tak dapat menolaknya tetapi semua terasa aneh. Dinding-dinding di kamar itu tak dapat memberikan jawaban apapun. Di kamar ini, Ia sendirian, bersama laki-laki impiannya. Oh tidak, ia berpikir. Apakah kita akan melakukannya? Wajar kalau Mai Ding berpikiran aneh seperti itu. Ia dan An Ziyan hanya terpisah oleh sebuah dinding dan An Ziyan benar-benar telanjang bulat. Mai Ding tak dapat berhenti memikirkan hal itu.

Ia dapat mendengar suara percikan air dengan jelas. Mai Ding mencubit pipinya.

"Sial! Berhenti berpikir seperti itu." Ia berkata pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa lama, An Ziyan muncul dari dalam kamar mandi; seluruh rambutnya basah. Tampilan-setelah-mandi-nya seolah mengirimkan getaran sinyal listrik ke seluruh tubuh Mai Ding.

"Apa kau sudah puas memandangiku? Cepat pergilah mandi." An Ziyan menyentak Mai Ding sembari melemparkan handuk dan pakaian bersih.

Mai Ding menurut, ia mengambil satu stel pakaian bersih itu dan pergi ke kamar mandi. Ketika ia memasuki kamar mandi, Mai Ding menyadari kalau ruangan itu dipenuhi aroma tubuh An Ziyan. Mai Ding sadar hal ini sedikit aneh, tetapi ia tetap mengambil nafas dalam-dalam dan menghirup seluruh aroma di ruangan itu. Setelah puas, barulah ia mandi. Dalam kondisi seperti ini, ia sebisa mungkin mengendalikan dirinya, tetapi semakin lama ia mandi, tubuh bagian bawahnya semakin bereaksi. Beruntung pakaian yang diberikan kepadanya sedikit terlalu besar sehingga bisa menyembunyikan 'gairahnya'.

Setelah selesai mandi, ia melihat An Ziyan tengah menonton televisi.

"Dimana kamar tamunya?" Mai Ding bertanya dengan kikuk. An Ziyan memandang ke arah Mai Ding. Pakaiannya membuat tubuh Mai Ding nampak semakin kecil.

"Kemarilah." Kata An Ziyan

Mai Ding mendekati An Ziyan.

"Apa yang kau inginkan?"

"Berikan aku 'pertama kali' mu."

Sebuah bom meledak di pikirannya. Menghancurkan kepolosannya hingga berkeping-keping.

"Apa kau seorang bajingan? keji dan tak tahu malu?"

"Bukankah kau menyukaiku?"

Mai Ding terkesiap. Ia menyadari sedari awal ia memang dibawa ketempat itu untuk melakukannya. Jadi selama ini An Ziyan mengetahui perasaannya. Dia pasti mendengar semua hal yang ia ucapkan malam itu. "Kau mengetahuinya dari dulu dan kau berbohong padaku? Apa kau mencoba mempermainkan aku? Ya aku seorang gay. Aku tak peduli jika kau merasa jijik dan risih. Aku bahkan tak peduli kalau kau tak mau lagi berteman denganku. Aku tahu selama ini kau menungguku terjebak. Kau menganggapnya hanya sebagai hiburan, iya kan?" Dia berkata dengan penuh kekecewaan. "Ada yang harus aku lakukan. Aku pergi."

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang