Bab 16 : Kau Tak Akan Kesepian Lagi

1.5K 89 3
                                    

Saat Mai Ding kembali dari pasar, hari sudah gelap. Bisa jadi An Ziyan sudah kelaparan, ia hanya minum susu tadi pagi dan tak makan apapun. Saat Mai Ding membuka pintu, seluruh ruangan dalam keadaan sunyi, TV juga tak dinyalakan. Ia menuju ruang tamu dan menemukan kekasihnya tengah berbaring di sofa, dengan earphone ditelinganya dan matanya tertutup. Cahaya mentari senja bersinar menerobos ke ruang tamu, memperjelas siluet sosok An Ziyan, seandainya kau bisa meng-crop Mai Ding, yang terengah-engah karena membawa belanjaan dan mengeluarkannya dari gambar, maka ini akan menjadi gambar yang sempurna.

Mai Ding mengira An Ziyan tengah tertidur. Ia merasa lebih tenang. Setelah meletakkan belanjaannya di dapur, ia mendekati An Ziyan. Ia mencolek An Ziyan, tetapi tak ada tanggapan.

Tiba-tiba, An Ziyan membentangnkan tangannya dan meraih Mai Ding, Mai Ding terkejut dan karena kehilangan keseimbangannya, ia terjatuh dan mendarat dalam pelukan An Ziyan. "Ternyata kau tidak tidur! Dan kalau kau terjaga kenapa kau tak mengatakan apapun saat aku kembali? Ngomong-ngomong, apa yang sedang kau dengarkan?" Mai Ding mengambil earphone An Ziyan dan memasangnya ditelinganya sendiri. Ia tak tau apa yang ia dengarkan tak ada lirik lagu dan ia tak yakin kalau yang ia dengarkan adalah musik orkestra atau sesuatu yang lainnya. Tetapi ia tetap pura-pura menyukainya, berusaha berakting seolah ia sedih saat melepaskan earphone, "Suara yang luar biasa, tetapi aku harus menyiapkan makan malam sekarang."

"Jangan berpura-pura kalau kau menyukainya supaya kita memiliki kesamaan." An Ziyan bisa melihatnya dengan jelas.

Mai Ding sedikit kecewa, "Siapa yang mau bersusah payah berakting di depanmu? Dan apakah kau menyadarinya? Sebenarnya kita memiliki banyak kesamaan. Bukan hanya selera musik tetapi juga secara fisik dan sebenarnya, kita berdua cenderung mirip."

Sebelum menyelesaikan kata-katanya, An Ziyan melemparnya dengan remote TV, "Itu namanya penghinaan besar, kau tau? Cepat pergi dan siapkan makan malam."

Jika hanya di bandingkan dari segi fisik saja, Mai Ding jelas sangat jauh dari gambaran itu. Bagi An Ziyan, Mai Ding benar-benar tak tau malu karena berani membuat perbandingan semacam itu.

Mai Ding melotot pada An Ziyan, tetapi akhirnya ia memilih diam dan menuju ke dapur.

Saat di dapur, ia menyadari bahwa dapurnya sangat jarang digunakan, "Bagaimana kawanku ini bertahan hidup selama ini?" Mai Ding berkata pada dirinya sendiri. Tetapi Mai Ding sadar, saat seseorang memiliki uang, bertahan hidup bukanlah suatu masalah. Hanya orang miskin seperti Mai Ding yang harus belajar hidup mandiri.

Bagaimanapun, cara untuk mendapatkan hati seorang pria adalah melalui perutnya. Mai Ding sudah siap untuk hal itu! Dari luar, Mai Ding benar-benar sudah seperti seorang istri yang tengah bekerja keras. Ia memotong sayuran seperti seorang koki profesional, sayangnya, ia merasa sedikit tak nyaman dengan bagian bawahnya karena ia tak mengenakan celana dalam. Celana dalamnya masih basah akibat permainan mereka tadi. Jadi, ia selalu menyentuh bagian bawah tubuhnya, tentu saja hal ini disadari oleh An Ziyan.

"Berapa lama lagi waktu yang kau butuhkan untuk membuatkan aku makanan?" An Ziyan mengeluh.

"Aku bekerja sendiri dan kau bersikap seperti orang yang tak tahu terimakasih. Lagipula... Bagian bawahku terasa tak nyaman karena aku tak mengenakan apapun." Kemudian ia mulai menyentuh bagian itu lagi.

"Apa kau terkena siphylis?"

"Sialan kau. Kalaupun aku terkena siphylis itu pasti karena aku tertular olehmu. Aku hanya tak memakai celana dalam." Mai Ding merasa agak malu karena hal ini.

An Ziyan mengambil hair dryer dan memberikannya pada Mai Ding, "Pergilah keringkan celana dalammu. Sangat menjijikkan melihatmu menyiapkan makanan sambil terus memegangi bagian bawahmu." Meski Mai Ding nampak kurang senang dengan ucapan An Ziyan, ia tetap menerima hair dryer itu dan melakukan yang diperintahkan An Ziyan. Melotot menyalahkan An Ziyan sambil melakukannya.

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang