Bab 20 : Tolong Biarkan Kami Begini

1.2K 90 22
                                    

Sangat jelas sekali An Su tak tertarik berbuat hal tak senonoh terhadap Mai Ding. Ia telah meletakkan webcam di ruangan itu dan menunggu Mai Ding jatuh kedalam jebakannya. Begitu ia mendapatkan bukti yang ia butuhkan, ia akan menunjukkannya pada An Ziyan dan ia yakin hal ini akan berhasil.

Mai Ding ingin membebaskan diri dari cengkeramannya dan berlari tetapi ia tak menyangka kalau An Su lebih kuat darinya. Dan dengan mudahnya, An Su mendorongnya ke ranjang. Mai Ding merasa malu karena ia bahkan tak mampu mengatasi seorang gadis, tetapi ia tak sempat untuk memikirkan kelemahannya. An Su mulai merayap menaikinya. Ia menjulurkan tangannya dan membelai wajah Mai Ding. Mai Ding sangat gugup dan bibirnya gemetar. Ia berdoa agar An Ziyan tiba-tiba muncul, tetapi saat ia memikirkannya masak-masak, hal itu juga akan menjadi bencana! Membayangkan kesalahpahaman yang terjadi karenanya. Ia tak dapat membayangkan bagaimana reaksi An Ziyan.

Mai Ding mengerahkan kekuatan dan keberaniannya dan berusaha menggeliat membebaskan diri tetapi sia-sia belaka. An Su memukul perutnya dan membuatnya mengernyit kesakitan. Dalam kesempatan itu, An Su mengambil tali dan mengikatkan tangan kiri Mai Ding di ranjang.

"Kalau kau tak ingin aku pukul lagi, sebaiknya kau tetap disini dan lakukan apa yang aku katakan. Oh, aku lupa mengatakannya padamu kalau aku pernah menjadi seorang Judo-ka sebelumnya."

"Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku tak akan melakukan apapun kepadamu. Kau hanya membuang-buang waktu dan tenagamu." Mai Ding berusaha berdebat dengannya.

"Oh, benarkah?" Tangan An Su perlahan merayap kebagian bawah, meraih pangkal paha Mai Ding.

"Bisakah kau menghentikannya?"

"Berhenti berpura-pura. Aku sangat yakin kau pasti akan berreaksi."

"Tak akan."

"Pernahkah kau mendengar kalau pria berpikir menggunakan kepalanya yang dibawah? Kalaupun otakmu tak memikirkannya, tubuhmu akan berreaksi."

***

An Ziyan bersiap-siap untuk meninggalkan asrama, disaat bersamaan ia berpapasan dengan Li Ming.

"Bukankah Mai Ding bersamamu?" Tanya Li Ming. An Ziyan mengerutkan keningnya, tak mengatakan apapun. "Bukankah tadi ia mengatakan kalau ia akan kerumahmu? Mengapa kau tidak bersamanya? Apa aku tadi salah dengar? Hmmm..."

An Ziyan memikirkan baik-baik apa yang Li Ming katakan. Ia mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan hari ini. Ia bersama An Su tadi pagi, mereka berdua sarapan bersama. An Su berkata kalau ia lupa dimana meletakan ponselnya dan memohon pada An Ziyan untuk meminjamkan ponselnya saat itu. Ia kemudian menyuruh An Ziyan untuk melakukan sesuatu untuknya.

An Ziyan menempatkan kedua kejadian itu bersamaan, kemudian ia bergegas melesat kerumah.

***

Mai Ding telah bertelanjang dada saat itu. An Su melucuti kemejanya.

"Apa? Masih tidak bereaksi? Kulihat tekadmu cukup kuat. Jangan khawatir pria manisku, Ziyan tak akan datang. Santai saja." An Su mengejeknya.

"Kenapa kau melakukan ini? Apa untungnya bagimu?" Mai Ding berusaha menekan.

"Aku ingin adikku kembali."

"Aku tidak merebutnya darimu!"

"Tidakkah kau paham? Kalian berdua laki-laki! Apa yang akan orang-orang pikirkan tentang kalian dimasa depan? Berhenti bersikap bodoh. Semua orang bisa berkata kalau mereka saling mencintai. Tetapi ketika masalah menimpa, kau hanya akan menerima kenyataan pahit. Maukah kau kehilangan semua yang kau miliki? Kau bisa mengabaikan apa yang orang lain katakan, tetapi bukan berarti kau tak akan tersakiti oleh mereka. Aku tak ingin adikku jatuh kejalan ini. Bai Xiaosi dan An Ziyan telah ditakdirkan untuk bersama. Dia adalah kebanggaan dan kebahagiaan semua orang dan kau... Karena keegoisanmu... Kau menghancurkannya."

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang