Bab 14 : Aku Perlu Tau Bahwa Kau Mencintaiku

1.7K 107 7
                                    

Waktu berlalu dengan cepat saat kau bahagia. Dan bagi pasangan kita, libur hari kenerdekaan berlalu dalam sekejap. An Ziyan memberikan Mai Ding satu set kunci duplikat rumahnya. Semenjak ia harus menjadi pelayan selama sebulan, memberikannya kunci cadangan akan memudahkan urusannya. Dan meskipun An Ziyan menolak mengajarinya mengemudi, Mai Ding menemukan orang lain untuk mengajarinya. Segalanya seperti berjalan sesuai rencana.

Sekolah akan dimulai esok hari. Setelah makan siang bersama kedua orangtuanya, Mai Ding berangkat ke kampus menggunakan bus. Karena beberapa alasan, Li Ming sudah berada di asrama, dan seperti biasa, ia tak pernah lepas dari layar komputernya. Mai Ding juga menemukan kulitnya sedikit lebih gelap. Li Ming mengangguk pada Mai Ding saat ia melihatnya, berkata 

"Hey Mai Ding. Kita tak bertemu selama beberapa hari tetapi kulihat kau nampak sangat bahagia, eh?"

"Hidupku seperti buku yang terbuka(mudah ditebak), iya kan?" Mai Ding berpikir. Adalah sebuah pencapaian bahwa An Ziyan dapat membaca pikirannya dengan baik. Bisa dikatakan itu pertanda adanya kecocokan antara mereka berdua. Tetapi, lain ceritanya kalau Li Ming juga dapat membaca pikirannya dengan sangat baik.

"Mengapa kau kembali lebih awal?" Mai Ding bertanya sembari merapikan tempat tidurnya.

"Aku harus menjaga toko orang tuaku setiap hari. Lihatlah, bahkan kulitku yang putih mulus menjadi kusam. Kalau aku bisa kembali lebih awal, kenapa tidak?"

"Berhenti bersikap menjijikkan. Kulit putih mulus apa?"

Pada saat Mai Ding selesai merapikan kamarnya, hari sudah gelap. Ia mengintip melalui jendela untuk mengecek apakah An Ziyan sudah kembali tetapi kekecewaan melandanya saat melihat kamar An Ziyan masih gelap.

Setelah beberapa menit, ia memutuskan menuju ke lobby untuk membeli kotak bento (sejenis nasi kotak) untuk makan malam : satu untuknya dan satu untuk Li Ming. Li Ming meminta ia membelikannya juga saat mengetahui Mai Ding akan turun ke lobby. Sementara ia mengantri, bagaimanapun juga, ia memikirkan apakah An Ziyan sudah makan malam dan khawatir kalau sampai ia kelaparan. Akhirnya, setelah mempertimbangkannya sejenak, ia membeli sekotak bento yang paling mahal untuk kekasihnya.

"Hey, orang yang di depan." Seseorang memanggil Mai Ding dari belakang.

Mai Ding menoleh dan itu adalah An Ziyan. Mai Ding tersenyum, "Aku tau, kau kembali." Kemudian kedua pria itu bergegas kembali ke kamar, berjalan bersama saling berdampingan. "Untungnya aku membeli sekotak bento untukmu. Kita bisa makan bersama-sama."

Sebenarnya An Ziyan membenci kotak bento. Tetapi melihat betapa Mai Ding sangat senang, ia tak dapat mengatakannya. Yang bisa ia lakukan hanya menggumamkan kata 'Ya' untuk menanggapi ucapan kekasihnya.

Begitu tiba di asrama, setelahkan menyerahkan makan malam pada Li Ming, Mai Ding langsung melompat ke kamar sebelah. Dalam batas tertentu, Li Ming merasa sedikit iri melihat berapa bahagianya Mai Ding. "Sepertinya akan lebih baik kalau aku memiliki pacar juga." Pikirnya.

Mai Ding duduk di dekat An Ziyan sambil memakan makan malamnya dengan lahap; Ziyan, disisi lain, dengan lesu menggunakan sumpitnya untuk mengaduk-aduk makanannya, nampal jelas kalau ia tak menyukai makan malamnya. Ia memasukkan makanan kedalam mulutnya tetapi ia justru ingin muntah. Yang lebih mengerikan, Mai Ding menambahkan lebih banyak makanan kedalam kotak bentonya, mengira ia ingin makan lebih banyak.

Saat selesai makan malam, Mai Ding menatap An Ziyan kemudian mengetuk meja An Ziyan. Ada semacam pola saat ia mengetuk meja : satu ketukan tegas, dan setelah sekitar dua detik, tiga ketukan cepat. Dan setelah dua detik lagi, satu ketukan akhir.

"Apa kau gila?" Tanya An Ziyan.

"Ini adalah kode rahasia yang ibuku ajarkan padaku. Artinya 'aku mencintaimu'."

Will You Still Love Me Even If I'm A Man?~Indonesia VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang