Confused

2.4K 344 18
                                        

"Sehun-ah, apa kau ingat seminggu lagi ulang tahunmu?"

Sehun menegakkan kepalanya. Dia menoleh kepada sang ibu yang tengah menatapnya sambil tersenyum. Mereka sedang makan malam bersama dan dengan tuan Oh yang tampak tidak perduli pada kata-kata istrinya.

Sehun menganggukkan kepala. "Ne eommeoni. Waeyeo?"

Nyonya Oh mengernyitkan dahinya. "Kenapa kau malah bertanya? Apa kau tidak ingin merayakannya?"

Sehun menghela nafas pelan. "Eommeoni." Panggilnya lirih. "Apa aku terlihat seperti anak kecil? Kenapa pula aku harus merayakan ulang tahunku? Bahkan selama ini aku tidak pernah merayakannya."

Nyonya Oh memasang tampang tak suka. "Yah, aku ingat terakhir aku memestakanmu pada saat ulang tahunmu yang ke 7." Katanya pasrah. "Tapi, apa salahnya sekarang dirayakan. Aku akan mengundang semua wanita cantik anak teman-temanku atau teman ayahmu, atau juga teman-temanmu. Kau tahu? Kau sudah cukup umur untuk berkencan. Kau juga sudah mapan. Tunggu apalagi?"

Sehun menghentikan makannya sejenak. Dia menatap ibunya lekat.
"Apa ini tujuanmu yang sebenarnya? Mencarikan jodoh untukku?"

Nyonya Oh tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi putihnya yang rapi.
"Apa aku salah?"

Sehun mendengus. "Anieyeo eommeoni. Kau tidak pernah salah."

Tuan Oh menoleh pada Sehun dan menganggukkan kepala. "Kau benar. Dia tidak akan pernah salah."

Nyonya Oh mengerucutkan bibirnya. "Kalian kompak sekali jika ingin memojokkan aku." Lalu dia menoleh pada tuan Oh dengan tatapan garang. "Ini semua karena dirimu." Ujarnya marah.

Tuan Oh mengernyit heran. "Apa salahku?"

"Kau salah. Sangat salah. Karena dirimu Sehun kehilangan masa mudanya. Kau tidak pernah memperbolehkannya bermain bersama teman-temannya, berkencan, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan remaja pada umumnya. Kau selalu saja menyuruhnya belajar dan belajar hingga sekarangpun dia hanya perduli pada pekerjaan saja. Oh, uri Sehun yang malang." Nyonya Oh mengoceh sambil menatap putranya dengan tatapan sendu.

Tuan Oh mengangkat kedua bahunya tanda tak acuh. "Yah.. tapi sekarang kau harus berterimakasih padaku. Lihatlah dia, dia tidak nakal dan jadi pria hebat dan terhormat di usia muda. Jika sudah begini, bukan dia yang akan mencari jodoh, tapi jodohnya yang akan mengejarnya. Kau tidak tahu? Sehun adalah idola para wanita di kantor. Jika kau mau, kau bisa memilih mereka atau bisa kita adakan audisi jika memang diperlukan."

Nyonya Oh membelalakkan matanya kala mendengar kata-kata tuan Oh barusan. "Apa katamu? Kau fikir ini kontes menyanyi? Mana bisa begitu. Sehun harus menemukan wanita yang benar-benar cocok dihatinya. Aku tidak ingin rumah tangganya tidak bahagia karena asal saja dalam memilih."

Sehun memijit pelipisnya. "Eommeoni, abeoji, jebal." Ujarnya lirih. "Kalian tidak perlu ribut begini. Lagipula apa bedanya denganmu eommeoni? Kau juga akan mengundang para wanita kan dengan pesta ulang tahunku. Pada ujungnya itu juga akan jadi ajang audisi."

Nyonya Oh tersenyum malu. "Apa salahnya? Ini akan terlihat seperti pesta pangeran yang ingin mencari cinderellanya. Woah, romantic." Kata nyonya Oh dengan menekan kata "romantic" sambil menepuk kedua tangan.

Sehun tak habis fikir melihat ibunya. Ibunya pasti terlalu sering menonton drama, karena itulah sikapnya jadi berlebihan.

"Tapi.."
"Aku sudah menemukan cinderellaku, abeoji, eommeoni."

Tuan Oh langsung terbatuk hebat, dan nyonya Oh membuka mulutnya tanda tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Sehun tersenyum tak ikhlas. "Ada apa? Kalian tak percaya?"

My Fairy GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang