Decision

2.2K 368 30
                                    

Baekhyun sesekali menghembuskan nafasnya perlahan. Dia masih ingat dengan jelas bagaimana semalam Yoona menangis di pelukannya hingga gadis itu jatuh tertidur. Jika boleh jujur Baekhyun merasa sesak. Dia tidak mengerti mengapa Yoona selalu merasakan kesedihan disaat seharusnya dia mendapatkan kebahagiaan.

Tanpa disadari Baekhyun sedari tadi Taeyeon menatapnya serius. Taeyeon berjalan mendekati Baekhyun yang sedang duduk di taman kantor mereka sendirian.

"Byun Baekhyun?" Panggilnya pelan.

Baekhyun menoleh dan spontan langsung tersenyum.

Taeyeon duduk disamping Baekhyun ketika pria itu bergeser dan mengisyaratkan Taeyeon untuk duduk disampingnya.

"Tae.." kata Baekhyun lirih. Dia menyandarkan kepalanya di pundak Taeyeon. "Aku lelah sekali."

Taeyeon mengusap kepala Baekhyun pelan. "Ada apa?"

Baekhyun mendongakkan kepalanya menghadap Taeyeon. "Ini tentang nunaku."

Taeyeon menghembuskan nafasnya pelan. Jika boleh jujur sebenarnya Taeyeon kurang senang jika Baekhyun selalu uring-uringan karena Yoona. Bukan tanpa alasan mengapa dia sedikit berlebihan kepada Yoona. Taeyeon tahu dari mulut laki-laki itu sendiri jika dulu dia memang pernah punya perasaan terlarang pada Yoona, walau sekarang pria itu juga pernah bersumpah jika ia tak lagi memiliki perasaan itu. Tapi melihat Baekhyun yang selalu mengkhawatirkan Yoona secara berlebihan begini membuat Taeyeon selalu merasa cemburu.

"Ada apa lagi dengannya?" Kata Taeyeon berusaha untuk tak terlihat cemburu.

Baekhyun memasang wajah sedih. "Dia sedang berkencan dengan seseorang sekarang."

Taeyeon mulai tak suka. Apa pria itu cemburu?

"Lalu?" Katanya sedikit ketus.

Baekhyun mendengus. Dia mengangkat kepalanya dari pundak Taeyeon. "Kau tahu? Bukan itu yang membuatku uring-uringan begini."

Taeyeon menghela nafas. Ternyata Baekhyun peka terhadap maksudnya. "Lalu apa?" Ujarnya bersabar. "Kau cemburu?"

Baekhyun mendecih. "Sudah kuduga. Kau tidak pernah percaya padaku."

Taeyeon tertawa hambar. "Tidak percaya bagaimana? Aku sudah selalu bersabar melihat kelakuanmu Baek. Kau selalu saja berlebihan jika itu menyangkut tentang Yoona. Kau selalu saja memikirkan dia melebihi dirimu sendiri. Perhatian yang kau berikan padanya, kadang aku merasa kau lebih perhatian padanya daripada aku. Aku kekasihmu Baek, bukan dia."

Baekhyun menganga tak percaya. "Sudah kukatakan berulang kali padamu dia itu nunaku, Tae."

"Nuna?" Tanya Taeyeon sinis. "Kau bilang dia nunamu? Tapi kenapa aku merasa berbeda? Kau lupa aku wanita Baek? Insting wanita itu kuat. Aku merasa kau menganggap Yoona melebihi seorang nuna. Terutama sekarang sebenarnya kau dan dia tak memiliki hubungan keluarga lagi. Kau memang menyayanginya Baek, tapi kau juga mencintainya. Karena itu kau selalu perhatian padanya, memikirkan dia sampai seperti itu. Bahkan terkadang kau sampai membatalkan kencan kita hanya untuk menemani dia. Kau lebih sering memilih untuk bersamanya daripada aku." Mata Taeyeon berkaca-kaca. "Lalu kau anggap aku apa Baek? Apa aku hanya pelarian dari rasa cintamu yang tak pernah tersampaikan itu?"

Baekhyun tertawa tak percaya. "Aku tak menyangka selama ini kau menganggapku seperti itu Tae. Kalau memang begitu apa artinya aku mempertahankan hubungan ini selama 2 tahun? Kau pelarianku? Omong kosong apa itu? Aku sudah meyakinkanmu berkali-kali jika aku tak pernah lagi memiliki perasaan kepada Yoona melebihi perasaan seorang adik kepada kakaknya. Tapi mengapa kau tak percaya juga?" Baekhyun menunduk frustasi. Lalu kemudian dia kembali mengangkat kepalanya. "Sudahlah. Percuma aku bicara denganmu. Kufikir dengan bicara denganmu aku akan tenang. Tapi.." Baekhyun bangkit dari tempat duduknya. "Kau hanya membuatku tambah merasa pusing."

My Fairy GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang