Reality

2.5K 368 24
                                    

Seorang pria tinggi tampan berjas sedang duduk di meja panjang sebuah bar. Dia menundukkan wajah serta tangan kanannya tampak memegang sebuah gelas alkohol. Diatas meja dihadapannya terletak 1 botol alkohol yang sudah kosong. Tak berapa lama, dia mengangkat wajahnya, meminum cairan dalam gelas dalam sekali teguk, setelah itu dia menundukkan wajahnya kembali, tak perduli pada suara berisik orang-orang di dalam bar tersebut.

Tiba-tiba terdengar samar suara dering ponsel. Dia menoleh dan melihat kesebelah kiri meja, dia mengambil ponsel itu dan membukanya. Ternyata ada sebuah pesan masuk.

From: Oh Sehun

Aku mendapatkannya.

Pria itu menatap layar ponsel dengan wajah datar, lalu kemudian memasukkan ponsel tersebut kedalam saku jasnya.

"Chanyeol hyung."

Pria itu merasa terpanggil. Dia menoleh ke sumber suara. Tampak dihadapannya seorang pria tampan bertubuh sedikit mungil dengan mata besarnya yang menatap pria itu tajam.

"Sudah kubilang untuk berhenti." Katanya setengah berteriak. Maklum saja, suasana di bar ini sangat ramai dan berisik.

Park Chanyeol terkekeh pelan. Wajahnya tampak sedikit memerah. "Kyungsoo-ya, kau sudah kembali? Kenapa kau lama sekali di toilet?"

Kyungsoo menghela nafas. "Kau sudah mabuk."

Chanyeol tertawa. "Tidak, tidak. Aku belum mabuk. Aku mau minum satu botol lagi. Temani aku, ne?"

Kyungsoo terlihat sangat kesal sekarang. "Hyung, fikirkan kesehatanmu. Bukankah kemarin dokter mengatakan untuk jangan dulu minum sementara waktu ini? Jangan merusak diri hyung."

Chanyeol tersenyum pahit. "Ah, tak masalah. Aku benar-benar sudah sehat, Kyungsoo-ya. Sungguh." Ujarnya sambil mengkode terhadap barista didepannya untuk menambah satu lagi alkohol. Melihat itu, Kyungsoo langsung duduk disebelahnya dan ketika barista itu memberikan alkohol, Kyungsoo langsung mengambil botol itu secepat kilat sebelum diambil Chanyeol.

Chanyeol mendesah keras. "Yak. Jangan menggangguku." Ujarnya kesal.

"Kalau begitu jangan mengajakku." Jawab Kyungsoo datar.

Chanyeol memejamkan mata sejenak. "Yasudah. Kalau begitu kau pulanglah." Katanya dingin.

Kyungsoo mengembalikan botol itu tehadap barista, lalu setelah itu kembali menatap Chanyeol.
"Hyung." Katanya lirih. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi jika kau seperti ini terus, aku tak akan menemuimu lagi. Aku lelah selalu menemanimu tanpa bicara apapun dan hanya terus melihatmu minum. Daripada kau terus minum begini, bukankah kau lebih baik bercerita padaku? Mungkin kau ragu apakah aku bisa membantumu untuk menyelesaikan masalahmu, tapi percayalah, hyung. aku bisa menjadi pendengar yang baik tempatmu berbagi kesusahanmu."

Chanyeol hanya diam saja. Dia mencermati kata-kata Kyungsoo. Bukan dia tidak mau untuk bercerita, tapi dia memang tidak bisa. Biarlah kesulitan ini dia saja yang menanggungnya. Melihat Chanyeol melamun, Kyungsoo menepuk pelan pundaknya.

"Apa aku harus meminta Irene nuna untuk menjemputmu?" Tanyanya lembut.

Chanyeol spontan langsung menoleh pada Kyungsoo. "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri." Jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.

Kyungsoo tertegun. Dia tahu bila setiap kali dia menyebut nama Irene, sahabatnya ini pasti akan memberi seribu alasan untuk mengalihkan pembicaraan. Yang dia tidak tahu, mengapa sahabatnya melakukan itu. Apa alasannya?

My Fairy GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang