satu

9K 317 26
                                    

Aku hanyalah gadis biasa, orang tua ku memberi nama ku Nadine Lustre. Aku sangat suka dengan nama pemberian orang tua ku. Dan di usia 19 tahun ini, aku sudah menikah dengan seorang laki-laki bernama James Reid.

Orang tuaku meninggal saat aku masih SMA. Mereka mengalami kecelakaan beruntun di jalan tol. Karena orang tua James sudah menjadi teman baik orang tuaku, maka dengan senang hati mereka menganggapku sebagai anaknya juga. Mereka berharap aku bisa menjadi keluarga mereka dengan menikahi James. Tapi itu tidaklah mudah.

Aku dan james tidak pernah akrab sejak pertama kali bertemu. Sifatku yang dingin ini, membuatku menjaga
jarak dengannya. Bahkan ketika aku pindah ke sekolah yang sama dengannya, tidak ada yang mengetahui bahwa kami tinggal dalam satu atap.

Hingga setengah bulan yang lalu saat aku sudah hampir selesai kuliah, kakek james sakit dan ingin melihat kami menikah. Aku tidak mau, tentu saja. Tapi apa kau bisa menolak keinginan mereka-mereka yang sudah mengasihanimu? Tentu saja tidak!

Akhirnya aku menikah dengan james dan setelah itu kesehatan kakek semakin membaik. Ia memberikan sebuah apartement kepada kami berdua untuk ditinggali.

Tentang james, aku memang menjaga jarak dengan nya. Ia adalah laki-laki yang populer. Begitu banyak wanita yang mendekatinya dan itu membuatku muak! Kenapa aku selalu bersikap dingin kepadanya? Itu karena aku bukan gadis-gadis bodoh seperti mereka.

Jika kalian bertanya apakah aku mencintai James, aku tidak tahu. Tapi yang jelas aku menyukainya. Mungkin terlalu menyukai hingga ia selalu datang dalam mimpiku dan menjadi fantasiku. Menjadi karakter di setiap tokoh yang kutulis.

Ya, aku suka menulis di blog pribadiku. Mungkin dengan begini aku bisa menghidupkannya walau dalam imajinasiku. Karena terus terang, rumah tangga yang kujalani saat ini sangat terasa hambar. Mungkin salah satu sebabnya itu aku, dan aku terlalu egois untuk bertindak lebih dulu.

Hari ini aku bangun lebih pagi. Seperti biasa, kubuatkan sarapan untuk James. Setelah selesai masak, aku pergi ke kamarnya. Ini kebiasaan buruknya. Ia tidak bisa bangun pagi dan mengharuskanku untuk membangunkannya.

Ah, ada yang lupa. Selama ini aku dan dia tidur di kamar yang terpisah. Ini keinginanku. Entahlah kenapa aku selalu menjaga jarak dengannya, mungkin aku merasa tidak pantas untuknya.

Kubuka tirai kamarnya kemudian menghampirinya. Sesaat aku terdiam menatapnya. Jika kau bertanya siapa orang paling tampan di dunia ini, maka dengan pasti aku akan menjawab itu suamiku.

“james, bangunlah!!” aku menggoyang-goyang tubuhnya pelan, “james,”

Laki-laki itu tidak bergerak sama sekali. Ok, ini tidak biasanya. “james!!” kuguncang dengan keras tubuhnya. Tidak ada reaksi.

Aku mulai khawatir. Kusibak selimutnya, “james, bangunlah,” kutepuk-tepuk pipinya, “james… uwaaaa…” aku menjerit kaget saat sepasang tangan kekar menarikku hingga jatuh di atasnya kemudian berguling hingga kini ia menghimpitku.

“hey, apa yang kau lakukan?!” teriakku, tapi laki-laki itu tidak menjawab dan malah membenamkan wajahnya ke dalam leherku. Jantungku terasa berhenti berdetak. Tuhanku… apa yang terjadi? Tapi kemudian ia membebaskanku dengan berguling ke samping. Ia menggeliat pelan sambil menguap lebar-lebar.

“Kenapa kau ada disini?” tanyanya bingung saat melihatku ada di sebelahnya.

Aku bangun sambil mendengus pelan, “Sarapanmu sudah kusiapkan,” ucapku datar, kemudian keluar dari kamarnya. Aku kembali ke kamarku dan masuk ke dalam kamar mandi. Astaga, kenapa jantung ini berdebar begitu keras?!

Setelah mandi, aku makan bersama dengannya. Hal ini sangat jarang kami lakukan. Biasanya aku lebih dulu pergi ke kampus jika ada kuliah pagi.

“Apa itu?” tanyanya sambil menatap sayuran yang kumakan.

Kamu Yang Aku PilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang