Lima Belas

4K 166 31
                                    

Maapkan diriku yang jarang up✌✌
Cerbung orang lebih menarik perhatianku hihihi

Kudekatkan bibirku pada telingannya "Aku melepas alat pencegah kehamilanku tadi..." bisikku pelan.

Ia menatapku lalu tersenyum lebar,
"benarkah?"tanya james tak percaya
"Kalau begitu cepat berikan kadoku," lanjutnya lalu mengecup bibirku bertubi-tubi hingga aku harus memeluk lehernya erat-erat agar tidak terjatuh.

"Mmhh... James.. pelan-pelan..." bisikku disela kecupannya.

Ia mengehentikan kecupannya tanpa menjauhkan wajahnya. "Aku sangat bahagia, Love... terima kasih sudah menjadi istriku, happy Aniversary..." bisiknya pelan lalu mengecup bibirku lagi.

Kali ini kutahan tengkuknya, membuat ciuman ini lebih lama. Dilumatnya pelan bibirku. Teramat sangat pelan. Ciuman terlembut yang pernah kurasakan darinya. Ia menyapu bibirku dengan hati-hati seolah bibirku mudah luka. Begitu halus. Membuatku menikmati setiap gerakan pangutnya.

"Hmmhh..." ia menghisap bibirku pelan, mengulumnya. "Hhhh..." deru nafasnya terdengar merdu. Membuat jantungku berdetak cepat. Kuremas rambut halusnya. Bunyi decakan-decakan bibir kami seperti alunan musik yang menggairahkan.

Tangan James menyusup ke dalam kaosku dan mengusap punggungku, membuatku berjengit saat kulit kami bersentuhan. "Haahhh... mmm..." James membuka mulutku dengan bibirnya lalu menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku. Menjilat lidahku, mencampur air liur kami.

"Nghhh..." nafasku mulai tersengal. Aku menggeliat pelan dalam pelukannya.

James menghentikan ciumannya tanpa menjauhkan wajah. Memberiku nafas. "Rasa mie goreng," bisikku pelan dan ia tertawa.

Bibirnya kembali mengecupi daguku. Turun menjelajahi kulit leherku. Aku mendongak membiarkan bibirnya menyapu leherku. Bibir lembutnya terasa hangat dan membuat geli. Lalu ia mengangkat kaosku dan melepasnya. Ia memeluk tubuhku sambil membenamkan wajahnya di leherku. Deru nafasnya hangat. Sejenak kami menikmati suara detak jantung ini bersama. Lalu teramat pelan, bibirnya kembali bergerak mengecup leher dan membuat jejak merah di bahuku.

"Hmmhh..." tangannya merayap di punggungku, melepas kaitan braku dan menyingkirkan benda itu dari tubuhku. Kutarik kaosnya hingga terlepas dan membuangnya. Kupeluk erat lehernya, menghilangkan jarak diantara kami. Ada sensasi aneh saat payudaraku menempel di dada telanjangnya.

"Mmmhhh..." nafas James mulai berat. Bibirnya turun ke bawah menjilati belahan dadaku. Kutarik wajahnya lalu kukecup kulit lehernya. "Aaagh..." ia mendesah tertahan. Kukecupi lehernya dan kuhisap jakunnya yang bergerak-gerak.

"Hmmm... aaah..." aku mendesah keras saat jemarinya memilin putingku kuat. Kuusap perutnya pelan bersama bibirku yang turun lalu mengulum salah satu putingnya.

"Ohhh... terus, Sayang..." desahnya membuat perutku bergejolak. Vaginaku mulai berkedut-kedut cepat.

"Hmmmhh..." tiba-tiba James mengangkat tubuhku dan mendudukkanku di atas meja makan sementara ia masih duduk di kursi di hadapanku. Ia memeluk pinggangku sambil membenamkan wajahnya di perutku. Nafasnya terasa hangat. Kami diam sejenak. Kuusap-usap kepalanya.

"Aaahh..." aku mendesah saat tangannya meraba pinggangku lembut lalu berusaha melepas kaitan hotpantsku. Dilepasnya hotpantsku bersama celana dalamku. Aku mengangkat tubuhku sedikit memudahkannya menarik hotpantsku. Begitu tidak ada sehelai benang lagi yang menutupi tubuhku, ia mengangkat kakiku naik ke atas meja, membukanya lebar-lebar hingga vaginaku terbuka.

"Hnghhh..." aku meremas kuat rambutnya saat ia menghembuskan nafas hangatnya di lorong vaginaku.

"Ooohhh... James..." ia mengecup lembut daging vaginaku, menjilatinya, melumuri dengan air liurnya. Lidahnya menari-nari di vaginaku. Dibelahnya lipitan daging vaginaku yang memerah sebelum menjilati klitorisku.

Kamu Yang Aku PilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang