tujuh

4.4K 182 9
                                    

20+

Untuk sementara lupakan dulu lauren okay..























































james memperlembut ciumannya saat merasakan tubuhku pasrah. Perlahan, kubalas ciumannya. Kulingkarkan lenganku pada lehernya. Meremas rambut halusnya yang wangi.

"Mmmmhh..." aku mulai mendesah pelan.

james semakin menekan bibirku dalam-dalam. Lidahnya menerobos masuk menjilati lidahku. Air liur kami bercampur dan sebagian menetes ke dagu.

"Nngghh..." nafasku mulai tersengal sementara james masih melumat bibirku. Rasanya manis dan lembut.

"Oooohh..." tangannya menyusup masuk ke dalam kaosku dan mengusap punggungku lembut saat bibirnya bergerak mengecupi daguku.

"Hmmmhh..." suara desahan dan decakan ciumannya menggema dalam kamar mandi ini. Membuat tubuhku menegang dan menggeliat hingga payudaraku menggesek dada bidangnya yang tertutup kaos. Bibirnya terus menuruni daguku dan mengecupi leherku. Dijilatinya kulit leherku hingga aku harus mengangkat wajahku, memberinya ruang untuk membuat satu hisapan kecil disana.

"Hnghhh... james..." desahku keras saat ia menghisap kulit leherku. Digigitnya telingaku lembut. Nafasnya yang berat terdengar jelas. Dan itu seperti suara nyanyian yang merdu di telingaku.

"Mmmhh... james... hhhh..." dikecupinya daerah belakang leherku dan semakin turun ke bawah, ke bahuku.

Tiba-tiba ia mengangkat kaosku dan melepasnya dalam sekali sentakan, lalu dibuangnya entah kemana. Disibaknya rambutku ke samping lalu dikecupinya bahu belakangku, membuat wajahku tenggelam dalam lehernya. Kukecup pelan kulit lehernya yang hangat.

"Mmmmhh... hhh..." ia mendesah pelan.

"Hngghh... james..." aku melenguh pelan saat merasakan tangannya meraba pinggangku, daerah sensitifku. Jari-jarinya bergerak ke depan, melepas kancing celanaku dan membuka resletingnya.

"Ooohhhh... aaahhh..." lagi aku mendesah saat tangannya meraba lembut pinggangku, menyingkap celanaku perlahan.

"Hnghhh... hhhh..." desahnya saat aku menggigit bahunya. Kulepaskan kaos abu-abu yang dipakainya dan melemparnya asal. Kuraba dadanya lalu perutnya

"Hmmhhh..." Sekarang ia meremas-remas pantatku dan aku tergoda untuk mengecupi lehernya. Kujilati setiap inci kulitnya.

"Aaaarrgh..." ia mengerang tertahan saat kuhisap jakunnya dengan lembut, menjilatinya lebih lama.

"Eenghhh... ... aaahhh..." aku mendesah keras saat merasakan jarinya menggesek-gesek vaginaku.

Zzzzrrrssssh... Air shower yang dingin tiba-tiba jatuh membasahi tubuh kami. Ternyata tangan james yang menyalakannya. Melihat rambutnya yang basah dengan air yang menetes-netes membuatku semakin bergairah. Perutku terasa diaduk-aduk dan vaginaku berdenyut cepat. Kukulum putingnya, membuatnya mengerang tertahan.

"nadz... ahhh..." tangan james naik menyusuri punggungku dan melepas kaitan braku lalu melemparnya menjauh. Diremasnya pelan buah dadaku.

"Oooohhh... aahhhh... james... hhh..." Kulepas celananya dengan cepat lalu meremas tonjolan penisnya yang masih terbalut celana dalam.

"Aaaaakhh..." james melenguh keras, dipilinnya putingku, dimainkannya dalam jemarinya. Ia mematikan shower lalu mencium keningku, mataku. Bibirnya turun menyusuri pipiku, rahangku, lalu menjelajahi leherku lagi.

"Mmmhh... nghhh..." Perlahan kulepas celana dalamnya lalu menyentuh penisnya dengan ujung jariku.

"Uuuugghh..." ia melenguh lagi. "Terus, love..." pintanya dengan nafas menderu. Kugenggam penisnya lalu mengurutnya pelan.

Kamu Yang Aku PilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang