Aku menatap cermin sambil mengeringkan rambutku setelah proses mandi yang panjang tadi. Aku bukan satu-satunya istrinya. Kenyataan itu menghampiri pikiranku lagi. Membuat dadaku menjadi sesak. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa, lauren yang lebih dulu berhak atas james.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya james sambil memelukku dari belakang. Ia menyandarkan dagunya di bahuku sambil memejamkan mata. Pertanyaan bodoh sebenarnya.
“james…”
“Hmmm?”
“Untuk sementara waktu, bisakah kau tinggal dengan lauren?”
“Apa?” ia membuka mata lebar-lebar dan langsung memutar tubuhku menghadapnya.
“Bisakah kau tinggal dengan lauren?” aku mengulang lagi pertanyaan itu. “nadine, kau tidak bermaksud untuk mengusirku bukan?” Aku menggeleng pelan.
“Saat ini dia sedang membutuhkanmu, james…”
“Aku juga membutuhkanmu, love, sangat membutuhkanmu malah!!”“Mengertilah, james… dia juga istrimu,”
“Aku hanya memiliki satu istri dalam hidupku, dan dia bernama Nadine Lustre. Bukan yang lain!” tegasnya dengan tatapan tajam.
Air mataku mulai menggenang. Aku sangat menyukai kata-katanya. Tapi aku sudah berjanji pada lauren. Dia sedang sakit dan membutuhkan kehadiran james. Aku tidak boleh egois.
“Dia membutuhkanmu, james,” kataku lagi. “Lalu kau tidak?”
“Aku…”
“Jawab aku, nadz!!”Air mataku jatuh. “Temani dia, james…”
“Kau tidak menginginkanku?” bisik james dengan tatapan terluka.
“Kumohon…” pintaku sambil menunduk. Aku tidak ingin melihat tatapan itu.
“Aku tidak peduli, nadz. Aku tidak peduli dengannya, jangan memaksaku…”
“Dia sakit, james!!” bentakku dengan suara bergetar. “Kanker hati stadium akhir…” Tubuh james membeku.
“A-apa?”“Dia membutuhkanmu… pergilah… buatlah dia bahagia, tapi jangan bilang aku yang mengatakan tentang penyakitnya. Aku sudah berjanji kepadanya. Untukku, james… tolong bahagiakan dia… aku tidak boleh menjadi egois. Bagaimanapun, kau mengikat janji lebih dulu dengannya,” aku memalingkan wajahku lalu berbalik membelakanginya. Kata-kataku yang terakhir itu benar-benar seperti boomerang yang berbalik menyakitiku. Rasanya sangat sakit.
BRAAAAK…!!!
Aku mendengar pintu kamar dibanting keras dan seketika tangisku pecah. ”Maafkan aku, james…”
Sudah tiga hari aku menginap di rumah yassi, teman kampusku. Di kampus, sebisa mungkin aku menghindari james. Terkadang, aku melihatnya sedang bersama lauren. Aku tahu dia terpaksa melakukannya. Wajahnya selalu terlihat kesal saat lauren mengikutinya.
Aku menghela nafas pelan tanpa semangat. Aku merindukannya… sangat. Aku merindukan malaikat tampanku, aku merindukan teriakannya, suaranya, pelukannya, ciumannya, sentuhannya. Dan memikirkan hal itu membuat dadaku terasa sesak.
“Maaf, permisi…“
Aku mengerjap dan langsung menghapus air mataku saat seseorang menegurku. “I-iya, ada apa?”
“Maaf, apa kau melihat gadis ini disini?” tanya seorang laki-laki sambil menunjukkan ponselnya kepadaku.
Aku mengerutkan kening. Foto gadis itu tampak familiar… “LAUREN??” pekikku keras.
“Apa kau mengenalnya? Dia ada disini bukan??” tanya laki-laki itu senang. Aku menatapnya ragu. Siapa dia? “Kau mencarinya?” tanyaku balik. “Benar, aku sedang mencarinya. Kau mengenalnya?”
“Kau siapa?”Dia tersenyum lebar, “Aku ivan, tunangan lauren,”
“A-apa? Tu-tunangannya?” tanyaku tergagap.Nah loohh ini si lauren istri nya james apa tunangannya si ivan deh??
Maruk bener😂😂satu aja ga abis-abis..Maaf untuk part ini sangat-sangat pendek..
Still voment guys😘😘
di next part ada surprise untuk james dan nadine
So see you in next part👐👐

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Aku Pilih
RomanceCover by @sheliawati (PRIVATE) NADINE POV Cerita mengandung unsur cerita 20+++++ Part 2 sampai seterusnya akan aku private... Jadi follow dari terlebih dahulu jika ingin melanjutkan membaca???????????? Diharapkan bijak dalam membaca???????? Tokoh =...