Bisakah kau menjadi seperti diriku yang selalu tersenyum walaupun kau tak menginginkannya.
🌟🌟🌟
Elyn menelan salivanya. Dia menolehkan wajahnya perlahan. Jantungnya berdegup kencang. Dia terlonjat saat melihat siapa yang berada di belakangnya.
"KAK JEZZ!" teriak Elyn spontan. Jezz mendudukan tubuhnya di samping Elyn.
"Lo kenapa lihatin gue gitu? emang wajah gue seserem itu?" tanyanya bingung.
"Eh nggak, tadi kaget aja gue kirain siapa" Jezz tersenyum kearahnya mengulurkan seboto air dingin ke Elyn. Elyn menerimanya dengan senang.
"Makasih kak, lo tau aja gue haus hehe" sembari membuka botol air dan meneguknya hingga menyisahkan setengah.
"Kak Jezz kenapa disini? emang nggak ikut pelajaran?" tanyanya.
"Gue selesai rapat osis. Bentar lagi istirahat jadi tanggung kalau masuk kelas" reflek Elyn melihat jam tangan yang ada dipergelangan tangan kirinya.Mampus gue belum lari
"Lo nggak ke kantin? yuk gue temenin lo makan" ajak Jezz. Elyn memandang Jezz dan tersenyum.
"Eh nggak usah kak nanti aja. Gue juga mau lanjutin ini hukuman yang dikasih pak Adi nanti dia ngomel kalau gue nggak kerjain" jawabnya.
Jezz tersenyum dan mengusap rambut Elyn pelan "Yaudah semangat ya gue balik dulu" beranjak meninggalkan Elyn yang mematung di tempatnya.
"Lama-lama gue nggak jadi gamon nih" lirihnya.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Elyn berlari dengan keringat membasahi seluruh bajunya. Matahari menyengat kulitnya namun tak membuatnya berhenti berlari
"Tinggal satu putaran Lyn. Semangat!!" teriak Elyn menyemangati dirinya. Tinggal putaran terakhir. Elyn terus berlari hingga dia sampai diputaran terakhir.
Elyn mendudukan tubuhnya kasar ke salah satu kursi di sekitar lapangan. Dia melihat jam di tangannya. Lalu bergegas menuju kantin karena cacing di perutnya telah demo untuk diisikan.
Elyn berlari kesalah satu tempat yang biasanya dia pesan makanan.
"Buk saya pesen bakso 1 sama nasi goreng 1. Minumnya jus jeruk 2. Cepet ya buk!" ujar Elyn dengan nafas terengah-engah.
"Itu perut apa karet? emang muat makan sebanyak itu?" tanya seorang berada disamping Elyn. Elyn sontak menolehkan wajahnya. Dia sangat kesal, berani sekali dia menghina perutnya karet.
"Ngapain lo kesini? ikut campur urusan gue aja. Biarin gue mau pesen apa kek gue juga beli pake uang gue bukan uang lo. Jadi lo nggak usah ikut campur" tegas Elyn. Matanya mentap Bill dengan tajam.
"Itu uang nyokap lo kali. Emang lo udah kerja bisa nyari uang sendiri?" tanyanya dingin.
"Terserah gue" Elyn mengambil makan pesenannya dan pergi menuju tempat untuk makan. Bill menatap Elyn. Bibirnya tertarik keatas melihat ekspresi Elyn saat marah.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Elyn masuk kedalam kelasnya. Dia tidak menemukan seorang pun disana. Mungkin semuanya sudah pulang. Dia mengecek jam ditangannya lagi menunjukan pukul 14.30. Dan itu berarti jam pulang sekolah 30 menit yang lalu. Elyn menyambar tasnya dan bergegas pulang.
Dia pikir mungkim hari ini tidak untuk belajar, tapi hanya untuk dirinya sebagai tukang kebun sekolah. Hufftt sialnya. Dia berlari keluar sekolahnya. Dia tidak melihat sekitarnya karena keadaan sekolahnya sangat sunyi. Elyn berlari mungkin nanti dia akan dimarahi mamanya karena pulang terlambat.
Elyn terus berlari tanpa terasa langkahnya terhenti. Dia merasakan sesuatu dipundaknya. Kakinya gemetar. Ingin sekali dirinya berteriak saat itu, tapi bibirnya bungkam. Elyn meneguk salivanya dan perlahan menolehkan wajahnya kebelakang.
"Ahhh..." teriak Elyn saat dirinya telah menghadap ke belakang. Reflek Elyn menutup wajahnya dan terduduk dilantai koridor sekolahnya. Pikirannya berkelana.
Gue harus gimana? Gue nggak pengen mati muda mama
"Lyn, he ini gue" Elyn terpaku mendengar suara orang didepannya. Elyn mulai memberanikan dirinya membuka tangannya. Perlahan-lahan Elyn membuka matanya ragu. Saat matanya terbuka dia menatap wajah Jezz takut.
"Lo kenapa Lyn?" Elyn masih bergeming. Dia masih merasa takut. Detik kemudian Elyn memeluk Jezz. Dia menumpahkan ketakutannya dalam pelukan Jezz. Badannya gemetar. Jezz merasakan merasakan bajunya basah, dia berpikir kalau Elyn menangis.
Jezz membalas pelukan Elyn. Mengusap bahu Elyn untuk menenangkannya.
"Udah lo jangan takut. Gue ada disini" Elyn melepas pelukannya. Kemudian menatap Jezz.
"Maaf gue nggak maksud peluk lo gitu aja" ujar Elyn parau masih menahan ketakutannya. Jezz mengusap rambut Elyn mengusap jejak air mata yang masih terlihat dipipi Elyn. Jezz tersenyum kearahnya
"Nggak papa. Kalau emang lo butuh sandaran saat lo sedih. Gue siap kasih bahu gue buat lo" Elyn terpaku. Kemudian tersenyum kecil kearah Jezz.
Jezz membantu Elyn untuk berdiri. Elyn diam dan mulai menegakkan tubuhnya. Jezz merapikan baju Elyn yang kusut. Lalu tersenyum menatap Elyn. Elyn masih mematung ditempatnya. Melihat perlakuan Jezz padanya.
Kenapa kak lo perhatian banget sama gue? kalo lo gini terus ke gue, gimana gue bisa nggak cinta sama lo. Jangan buat gue terjebak sama cinta yang salah kak. Gue nggak mau kehilangan lagi.
"Ayo pulang sekarang. Gue anterin lo" ajak Jezz. Elyn hanya diam dan mengikuti Jezz. Jezz naik keatas motornya begitu juga Elyn. Elyn masih diam tak berniat berbicara.
Dalam perjalanan keduanya tampak diam enggan berbicara hingga motor Jezz berhenti disebuah rumah. Elyn turun dari motornya dan berdiri di samping Jezz
"Maaf kak tadi gue nggak tau kalau lo ada dibelakang gue, maaf juga kalau gue meluk lo tanpa alasan dan maaf kalau gu-" telunjuk Jezz menyentuh bibir Elyn membuat dirinya berhenti bicara dan memandang Jezz binggung.
"Kenapa sih lo suka bilang maaf? Asal lo tau gue juga ngelakuin itu karena gue sayang sama lo" mengusap pelan rambut Elyn.
"Yaudah buruan masuk. Jangan kelamaan diluar nggak baik" Elyn hanya mengangguk dan berjalan masuk kedalam rumah.
Jezz melihat punggung Elyn yang mulai menghilang,
Lyn gue siap kalau lo butuh gue kapanpun. Gue cuma ingin lo senyum Lyn. Tetep jadi Elyn yang jutek, cerewet kaya biasanya ya Lyn.
batin Jezz. Kemudian menyalakan motornya pergi
🌟🌟🌟
Akhirnya aku up. Lama banget nggak up. Aku lagi sibuk,banyak tugas. Gimana ceritanya? Semoga masih mau nunggu kelanjutan Elyn,Bill dan Jezz ya..
Thaks vommentnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN
Teen Fiction[COMPLETE] Seorang gadis yang memiliki masa lalu yang membuatnya trauma akan cinta. Hingga suatu ketika bertemu seseorang yang akan merubah kehidupannya. Dan merubah segalanya. Merubah kebahagiaannya. "Gue nggak tau lo itu ternyata buruk. Dimata gue...