Ada banyak hal yang ingin kau cari. Kau tau ada satu hal yang selalu tidak kau perhatikan. Iya aku.
🌟🌟🌟Elyn tengah duduk di samping pintu kamar rawat Gavin. Dia tidak berniat masuk atau menjenguknya. Gadis itu masih tak ingin beranjak bahkan saat mamanya menyuruhnya dan menarik tangannya untuk masuk ke dalam. Dia masih tidak ingin bergerak dari posisinya.
"Lyn, lo mending masuk lihat Gavin. Dia nanyain lo" ujar Raja yang sedari tadi diam.
Sebenarnya Raja ingin menarik Elyn untuk masuk, tapi dia terlalu takut untuk melakukannya. Raja tidak ingin menyakiti orang yang dia sayang sehingga dia memilih diam menemaninya. Elyn masih menundukan kepalanya. Kejadian itu terus berputar di kepalanya. Dia ingin melupakannya, tapi wajah Gavin yang penuh darah membuatnya selalu teringat.
Elyn menggelengkan kepalanya. Raja kembali diam masih setia menemaninya. Raja ingin menebus segalanya. Melakukan hal yang sepatutnya dia lakukan seperti dulu.
Usapan lembut di kepalanya membuat Elyn mendongak. Matanya membulat menatap seseorang yang tengah berjongkok di depannya.
"L-lo ngapain di sini?!" ujar Elyn menepis tangan yang mengusap kepalanya. Elyn melotot melihat Gavin yang tengah berjongkok di hadapannya.
"Gue nyariin lo. Kenapa lo nggak dateng hm?" tanya Gavin. Elyn bisa melihat wajahnya yang penuh lebam dan perban. Hatinya kembali sakit mengingatnya.
"Lo masuk Gavin. Ngapain di luar sih. Masuk!" ujar Elyn penuh penekanan dan mendorong lagi tubuh Gavin. Elyn hanya tidak ingin menyakiti laki-laki itu. Cukup dengan melihat dia berlumuran darah membuatnya sakit.
"Kak"
"Gue bilang masuk!" teriak Elyn membuat Gavin berdiri dari hadapannya. Elyn hanya diam. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan pada Gavin. Hatinya hanya ingin membiarkan Gavin masuk tanpa memperdulikan dirinya.
Gavin menghela nafasnya. Lalu tangannya terulur menarik tangan Elyn kasar.
"Eh Gavin ngapain sih! Lepasin!" ujar Elyn memberontak berusaha melepas tangan Gavin di pergelangan tangannya. Gavin diam masih menarik tangan Elyn dan membawanya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Kemudian dia ikut duduk diranjang itu dan menatap Elyn.
"Gue laper. Suapin gue" ujar Gavin membuat Elyn melotot. Apa-apaan? Elyn menatap Gavin yang masih menatapnya penuh harap. Senyum tipis diwajahnya membuat Elyn sedikit menghangat. Setidaknya laki-laki itu sudah lebih baik-baik saja.
"Lo bisa kan minta mama buat nyuapin lo. Ngapain nyuruh gue?" Elyn mendelikkan matanya. Dia tidak habis pikir dengan Gavin. Emang dasar bocah menyebalkan.
"Gue maunya lo. Buruan gue laper" ujar Gavin lagi. Mau tak mau Elyn mengambil piring di meja samping dan mulai menyuapi Gavin.
"Nih buka mulut lo" katusnya. Dia jengkel dengan Gavin. Bahkan sebelumnya dia sangat bersalah pada bocah itu. Tapi kelakuannya itu yang membuat Elyn memilih tak lagi kasian.
Gavin membuka mulutnya dan menerima suapan dari kakaknya. Elyn melakukannya sampai piring di tangannya habis tanpa makanan lagi. Lalu tangannya terulur memberikan minuman untuk Gavin.
"Udah kan? Gue pulang" ujar Elyn beranjak dari duduknya.
"Bentar" Elyn menahan langkahnya merasakan pergelangan tangannya di tahan.
"Lo temenin gue di sini"
"Gue nanti bilang mama buat jagain lo. Gue pulang" ujar Elyn ketus menepis tangan Gavin.
"Gue maunya lo kak"
"Enggak Gavin"
"Pokoknya lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN
Teen Fiction[COMPLETE] Seorang gadis yang memiliki masa lalu yang membuatnya trauma akan cinta. Hingga suatu ketika bertemu seseorang yang akan merubah kehidupannya. Dan merubah segalanya. Merubah kebahagiaannya. "Gue nggak tau lo itu ternyata buruk. Dimata gue...