38

92 5 0
                                    

Jika saja tidak ada yang berubah maka akhirnya tidak akan seperti ini
🌟🌟🌟


"Gue mau cari makan. Lo mau gue beliin apa?" tanya Bill. Elyn menggelengkan kepalanya. Kepalanya rasanya berat karena terlalu lama menangis. Hidungnya juga tersumbat membuatnya sulit bernafas. Atau mungkin sekarang wajahnya berantakan.

"Yaudah gue pergi dulu ke kantin rumah sakit. Lo di sini bentar" Bill beranjak pergi.

Elyn masih diam memikirkan hal-hal yang berkecamuk di kepalanya. sebenarnya Tuhan menakdirkan hidupnya seperti apa? Apa Tuhan ingin mengambil segalanya yang dia miliki? Ah jika benar kenapa Tuhan tidak memberitahukannya dulu padanya agar dia bisa melepaskan dengan ikhlas?

Elyn menengadahkan kepalanya ke arah pintu yang sedari tadi belum juga terbuka. Dia ingin sekali masuk dan melihat bagaimana keadaan di dalam.

"Ratu"

Elyn menoleh menatap lurus seseorang yang tengah berjongkok di depannya. Elyn bergeming. Matanya menunjukan sorot yang sulit terbaca.

"Angkat kepala lo Ratu. Jangan biarin mahkota lo jatuh. Ratu itu kuat bukan lemah kek gini" ujar Raja mengusap pelan tangan Elyn yang berada di atas lututnya. Elyn membeku. Entah kenapa kejadian setahun yang lalu seperti terulang lagi sekarang.

"Gue bakal selalu ada buat lo. Jangan pernah ngerasa sendiri atau takut. Karena gue nggak bakal biarin seorang pun buat jahatin lo" lanjutnya lirih. Elyn bisa mendengar ketulusan di suaranya.

Dia rindu ini. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya jika dia rindu Raja sahabatnya.

"Gue.. Gue nggak mau kehilangan lagi" lirih Elyn yang dapat di dengar Raja walaupun pelan. Raja bisa melihat kesedihan dan kekhawatiran di mata Ratunya itu.

"Ssttt.. lo nggak sendiri. Gue ada buat lo. Semua akan baik-baik aja hm" jawab Raja memeluk Elyn yang tengah memeluk lututnya. Tubuh Elyn bergetar dan dia kembali terisak untuk kesekian kalinya.

"Ngapain lo ke sini?" suara seseorang membuat keduanya menoleh. Raja yang merasa bahagia bisa memeluk Elyn sontam menoleh. Kemudian berdiri melepaskan pelukannya.

"Lo sendiri ngapain ke sini? Udah nggak jadi pengecut lo?" ujar Raja tersenyum menaikkan sebelah alisnya. Bill mengepalkan tangannya. Kemudian menarik kaos yang dikenakan Raja. Menjatuhkan semua makanan yang baru saja dia beli.

"Lo yang pengecut!" teriak Bill tepat di depan wajah Raja.

"Buktinya apa kalo gue pengecut? Atau jangan-jangan lo yang mau mengelak?" Raja kembali menaikkan alisnya dan tersenyum mengejek. Dia tau Bill akan mudah meledak jika dia diingatkan tentang kejadian itu.

"Banyak bacot ya lo!" Bill melayangkan pukulannya kearah pipi kanan Raja membuat Raja tersungkur memegangi pipinya. Raja mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya. Dia kembali tersenyum miring.

"Stop!!" teriak Elyn membuat Bill dan Raja menoleh. Gadis itu menatap keduanya tajam. Tibuhnya masih berada di posisi yang semula. Namun bisa dilihat jika mata gadis itu menatap tajam keduanya.

"Lo berdua kalo mau berantem sana ke ring tinju. Gue muak lihat lo berdua!" teriak Elyn melebarkan matanya.

"Lyn" lirih Bill.

"Gue benci sama lo Bill" lanjutnya tegas.

Deg

Perkataan Elyn membuat Bill membatu ditempatnya. Apa? Semua pertanyaan berputar dikepalanya. Bukannya sebelum dia pergi semua masih baik-baik saja?

"Apa? Kenapa? Gue salah apa?" semua pertanyaan di kepalanya dia ucapkan.

"Karena lo lahir" potong Raja ketus.

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang