20

137 14 4
                                    

Yang berharga itu saat apa yang kau nantikan memang itu untukmu
🌟🌟🌟

"Lyn lo mau kemana?"

"Jalan-jalan bentaran"
Sila mengangguk-anggukan kepalanya.

"Yaudah cepet balik. Jangan lama-lama" Elyn menganggukan kepalanya dan melangkah berjalan masuk ke dalam hutan.

Elyn mengamati sekitar. Pohon pinus yang menjulang tinggi. Bunga dimana-mana. Tanpa terasa Elyn tersenyum menatap indahnya pemandangan di sini. Ah jika boleh minta dia akan minta hidup di sini selamanya. Udara sejuk menyeruak di indra penciumannya. Angin lirih menerpah anak rambutnya yang jatuh dari ikatannya. Kakinya terus berjalan masuk ke dalam hutan.

Elyn menghentikan langkahnya menatap sekilas bayangan seseorang di kejauhan. Matanya memicing menatap lebih teliti siapa yang ada di kejauhan sana. Entah dorongan dari mana kaki Elyn berjalan mendekatinya. Pelan dan pelan dia melangkah. Seseorang gadis kecil dengan baju berwarna putih dan rambut tergerai panjang berdiri jauh di depan Elyn.

"Hai dek. Ngapain disitu?" tanya Elyn pelan sambil terus melangkahkan kakinya mendekat. Gadis kecil itu menolehkan kepalanya dan tersenyum kearah Elyn. Elyn menghentikan kakinya.

"Ngapain di hutan sendirian? Mana mama kamu?" sekali lagi Elyn menanyakan pertanyaan untuk gadis kecil itu. Namun gadis itu hanya tersenyum. Tangan mungilnya terangkat menengadah kearah Elyn sembari meminta Elyn mendekat kearahnya. Elyn mengernyitkan dahinya. Kadar keponya entah kenapa muncul.

Dia kembali melangkahkan kakinya mendekat kearah gadis itu. Pelan dan pelan. Namun saat tangannya ingin menyentuh tangan gadis itu.

"Ahhh"

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

"Elyn mana?" tanya Bill. Sila yang sedari tadi sibuk menata perlengkapannya mendongakkan kepalanya. Matanya menatap Bill dan berganti menatap malas ke arah samping.

"Hai neng Sila" ujar Aji tersenyum jahil ke arahnya. Bagaimana dia tidak malas melihat makhluk menjengkelkan di muka bumi ini. Sila menajamkan matanya seakan ingin menerkan Aji. Dan sialnya Aji malah tersenyum menggoda ke arahnya membuatnya bergidik sendiri.

"Elyn mana?!" ujar Bill sekali lagi seakan Sila menghiraukannya.

"Eh dia jalan-jalan katanya"

"Neng Sila nggak ikut jalan-jalan? Apa mau nunggu bang Aji ajak jalan ya?" goda Aji menaik turunkan alisnya.

"Najong"

Bill memukul kepala Aji keras
"Eh si kampret ngapain pukul gue?" ujar Aji mengusap kepalanya.

"Gue lagi serius. Kalo lo bercanda mending lo pergi ke Leon" ujar Bill dingin. Dan jika seperti ini maka Aji harus waspada. Jika saja dia membuat kesalahan lagi. Bisa-bisa tuh singa bakal ngamuk bunuh dia. Aji seketika diam menutup mulutnya rapat-rapat mendengar perkataan Bill.

Sila menaikan sebelah alisnya. Hanya seperti ini seorang Aji diam? Kalo gitu mah dia bakal selalu di samping Bill aja.

"Jalan kemana?"

"Nggak tau. Tadi sih dia jalan masuk ke hutan"

Bill berjalan pergi menjauhi mereka berdua. Kenapa dia merasa tidak tenang? Dia merasa aneh.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Bill berjalan cepat masuk ke dalam hutan. Ah apa yang terjadi padanya sekarang? Kenapa perasaannya ini?. Kakinya terus melangkah. Matanya dengan tajam mengamati setiap inci hutan di sekitarnya.

"To..long..to..long"

Bill seketika menghentikan laju kakinya. Kepalanya menoleh ke arah sumber suara. Suara itu?. Dengan langkah lebar Bill menuju arah sumber suara. Jangan sampai dia terlambat.

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang