23

124 15 9
                                    

Yang berharga tidak akan pernah bisa hilang. Sama halnya dengan dia

🌟🌟🌟

Tok tok tok

Elyn berjalan membuka pintu saat mendengar suara ketukan.

"Hai"

"Eh? Hai" balas Elyn setengah heran.

"Udah siap?"

"Udah. Bentar gue pamit mama dulu" Elyn kembali masuk ke dalam rumah dan keluar menutup pintunya. Keduanya berjalan mendekat kearah motor. Elyn mengernyitkan dahinya menyadari tiba-tiba motor Bill berhenti. Kepalanya dia miringkan menatap Bill dari samping

"Ngapain berhenti?"

Bill melepas helm yang dia gunakan dan memiringkan kepalanya menatap Elyn. Jarak mereka cukup dekat hingga helaan nafas keduanya bertemu. Kedua mata mereka beradu membuat Elyn merasa aneh. Bahkan dia tidak menyadari degup jantungnya juga sama beradu.

"Mau beli pisang coklat bentar" ujar Bill dan turun dari motornya. Elyn ikut turun dan berjalan mengikuti Bill yang lebih dulu jalan. Elyn menatap sekitarnya. Ini masih area kompleks rumahnya. Bahkan ini pedangang pisang coklat langganannya bukan?

"Pak pisang coklatnya 2" pedangang itu mengangguk. Elyn masih diam menatap toko pisang coklat itu. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

"Lo suka pisang coklat?"

"Bukan gue, tapi Sasa" jawab Bill tersenyum tipis kearah Elyn. Elyn diam. Dia mengerjabkan matanya berulang kali. Dia mengingat suatu hal. Ada yang juga menyukai pisang coklat seperti itu.

"Lo kenapa?" Elyn tersentak dan menatap Bill kikuk.

"Eh? Gue keinget seseorang aja" jawabnya sembari tertawa pelan. Bahkan tawanya seperti helaan nafas.

"Siapa?" Elyn menerawang ke depan mencari sesuatu untuk memulai berbicara.

"Dia sahabat gue. Dia penggila pisang coklat. Dia nggak akan pernah berhenti kalo makan pisang coklat. Dan gue dulu paling anti sama pisang karena gue pernah diejek sama temen gue gegara kebanyakan makan pisang dan dikira anak monyet" jelas Elyn sembari terkekeh pelan.

Bill terseyum dan sedikit tertawa. Baginya Elyn itu beda. Dia galak, jutek tapi terkadang dia juga terlihat manis. Elyn menatap Bill dalam. Dia bisa melihat jika senyum Bill sekarang itu alami. Elyn bukan baru melihatnya pertama kali, tapi senyum yang kali ini yang membuat Elyn merasa nyaman. Dan dia suka senyumnya.

"Dan setelah itu gue nggak pernah lagi makan pisang. Tapi waktu gue ketemu dia dan dia nyeritain hal-hal lucu tentang pisang coklat. Gue sedikit terhibur dan mulai mau makan pisang lagi. Dan akhirnya gue juga suka pisang coklat sama kayak dia" lanjut Elyn sembari mengingat lagi kenangan itu.

Bahkan dia tidak pernah lupa jika pedangang di depannya ini adalah pedagang langganannya. Andai dia di sini. Mungkin sekarang yang duduk makan pisang coklat bersamanya adalah Ray.

"Kok ngelamun?"

"Eh? Enggak kok"

"Emang dia kemana?" Elyn menimbang sedikit jawaban untuk Bill. Apa ini saatnya dia membuka luka lama itu?

"Kalo lo belum bisa cerita juga nggak papa. Gue nggak maksa. Gue bakal tunggu lo cerita" ujar Bill menyadari perubahan wajah Elyn. Elyn tersentak dengan perlakuan Bill. Ini yang Elyn suka dari Bill. Dia itu sama kayak Ray. Perhatiannya. Bahkan awal pertemuannya.

AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang