"omo! Omo!" kaget yerin yang tiba-tiba masuk kedalam kamar sinb lewat balkon kamarnya.
"si... siapa dia? Apa kau membunuh manusia?"
"gantikan saja bujunya yang berlumuran darah itu, aku akan keluar", "eh eh eh.." teriak sinb saat seseorang menarik bajunya dengan keras untuk kembali ke kamarnya"
"kau bodoh? Atau lupa? Kau!... mana punya baju wanita di rumahmu?" ucap yerin didepan muka sinB dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"pakaikan dia sweaterku, jangan memperumit, aku sungguh pusing" ucap sinb melepas lengan yerin dan kembali berjalan keluar kamarnya.
"sinb yaaa" geram yerin lalu berbalik ke arah eunha yang tertidur dengan baju bercorak bercak darah.
Setelah menggantikan baju eunha, yerin keluar kamar sinB dan mencari sinB untuk meminta penjelasan apa yang terjadi.
"apa kau yakin dia masih hidup? Saat ku gantikan bajunya aku tidak melihatnya bernafas seperti manusia"
"dia memang sudah mati, aku membunuhnya" ucap sinB enteng sebari menenggak air putih yang tadi sudah ia tuang digelasnya. sinB tau apa yang yerin tanyakan adalah hal konyol dan sinb juga tau jika eunha masih hidup.
"baiklah, ceritakan apa yang terjadi?"
"dia makan disana, lalu tertidur dengan keadaan yang kau lihat tadi disana juga" jawab sinb dengan menunjuk tempat eunha tadi makan.
sinB berjalan menuju sofanya untuk membereskan beberapa barang yang tadi belum sempat ia bereskan karena harus mengurus eunha terlebih dahulu.
Sinb masih sibuk memunguti buku buku, pulpen, pensil, kertas kertas dan tidak memperhatikan keberadaan yerin disana.
Yerin masih berdiri di dekat sofa dengan melipat tangannya sembari memperhatikan yang sinb lakukan.
"baiklah aku hanya harus menggantikan pakaiannya lalu pulang, aku pulang sekarang" ucap yerin menahan kesal dan berbalik meninggalkan sinB
"tetaplah disini, temani aku" ucap sinb memeluk yerin dari belakang.
Amarah yerin yang tadi sempat muncul menghilang begitu saja ketika sang pacar memperlakukannya selembut ini.
Yerin tersenyum senang dan memegang tangan pacarnya yang melingkar di perutnya.
"jangan berharap akan merubah posisi ini chagia, biarkan seperti ini" ucap sinb kemudian menenggelamkan kepalanya pada leher yerin.
Yerin yang mengerti sinb lelah hanya mengangguk dan mengelus kepala sinb yang berada di leher kanannya.
Mereka tetap berada diposisinya hingga pagi tiba.
-
-
"sinb yaaaa!!!! Eh? Maaf ku kira tidak ada.. hemm" ucap eunha terhenti dan masuk kembali ke kamar sinB.
Eunha berjalan kembali ke kasur dan duduk disana "apa apaan mereka sudah seperti pasangan suami istri saja, berpelukan semesra itu sepagi ini" oceh eunha.
"apa perempuan tadi itu pacar sin.." batinnya menggantung ketika kedua orang yang ia fikirkan masuk kedalam kamar.
"oh? Annyeonghaseo" eunha segera berdiri dan mengucapkan salam kepada mereka.
"apa kau akan marah padaku karna melihat bajumu sudah berganti? Aku menahannya semalaman agar dia tetap berada disini dan kau dapat melihat siapa yang menggantikan bajumu" ucap sinb memperjelas keadaan.
Eunha mengalihkan pandangannya pada gadis disebelah sinb "khamsahamnida" eunha kembali membungkuk.
Yerin tersenyum pada eunha "apa yang terjadi padamu? Apa dia memukulmu hingga kau mengeluarkan darah?" ucap yerin polos.
![](https://img.wattpad.com/cover/122011294-288-k736192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel
FanfictionMain cast GFriend. Cameo akan bermunculan seiring berjalannya waktu. Search for sinrin moment(?) He he he 😏 Grafik ceritanya akan naik menjadi dewasa. Saya tidak akan memprivate akun ini. Karena per cu ma 😊 Have fun 😅 Btw.. Authornya eunha bias...