"AAA!!!!!" teriak sinb bangun dari tidurnya yang panjang. Didepannya sudah ada eunha tengah membawa stik baseball yang sedang ia arahkan pada sinb
"kau!" sinb mengedarkan pandangannya pada tubuhnya "Menaliku? Apa maksudmu ha?" tanya sinb sedikit emosi.
"bertanyalah dengan baik! Kau! Apa kau sinb atau iblis ha?" jawab eunha sambil memutar-mutar stik baseball yang ia genggam, seperti tengah bersiap-siap akan memukul sinb.
Sinb memejamkan matanya sejenak dan menarik nafas panjang, menstabilkan emosinya.
"hah... aku sinb, lepaskanlah" ucapnya mulai terkendali.
"apa kau sering kesurupan seperti itu" tanya eunha polos sambil melepaskan kaitan tali di badan sinb.
"ke..kesurupan? haha yang benar saja, aku tidak mungkin kesurupan"
*pletakk
"ya! Kau melayang disana dan berbicara menggunakan bahasa tak jelas lalu menghancurkan meja riasku, matamu juga menyala! apa kau habis menelan senter?" tanya eunha sembarang.
Sinb mencerna perkataan eunha lalu ia mengecheck keadaan bajunya, ia sungguh khawatir jika sayapnya meloloskan diri darinya dan membuat wujud aslinya terlihat.
"hei hei hei, kau fikir aku akan memperkosamu saat kau tidak sadar? Sugguh percaya diri.. hih" jawab eunha yang melihat kepanikan sinb.
"apa? apa saja yang ku katakan" tanya sinb panik.
"hmm apaya, kau mengatakan To Vrika (( Το βρήκα )) berulang kali"
"apa? tapi dimana?" uca sinb pelan dan terlihat bingung.
"hei hei hei! apa yang kau katakan lagi?" tanya eunha sudah siap memukul sinb dengan stik baseball nya. Eunha mengira jika sinb mengatakan hal yang tak jelas dan akan kembali kesurupan untuk kedua kalinya.
"santailah.. ini aku sinb" ucap sinb meyakinkan eunha "bibirmu? Mengapa berdarah?" tanya sinb pada eunha.
"ah ini.. kau.. kau tadi memukulku" jawab eunha berhati-hati sambil memegang area bibirnya.
"kemarikan tanganmu" pinta sinb "kedua-duanya bodoh"
Eunha lalu menyodorkan kedua tangannya pada sinb.
"tutup matamu"
"a.. apa? untuk apa? apa kau mau mengamuk lagi?" tanya eunha sambil sedikit menjauhkan dirinya dari sinb.
Dengan tanpa aba-aba sinb berdiri dari duduk nya dan melumat bibir eunha dengan lembut, entah mungkin karena sudah terlalu lelah menunggui sinb dari siang hingga 8 jam berikutnya yang akhirnya membuat eunha tidak melawan sedikitpun dengan apa yang sedang sinb lakukan, dan lagi perasaan apa ini... eunha merasa nyaman dan ingin menikmatinya saja.
Sinb menghentikan aksinya dan mengatur nafasnya dengan masih memegang kedua tangan eunha. Eunha pun berusaha menetralkan nafasnya.
Sinb mengarahkan lengannya pada bibir eunha, mengusap lembut bibirnya "sudah, masih merasakan sakit?" ucap sinb sambil menatap bibir eunha.
Eunha menyentuhkan tangannya pada bibirnya, sudah tak terasa sakit dan seperti tidak ada luka, padahal sebelumnya sangat nyeri dan ia pun dapat merasakan lebam dipipinya yang tadi dipukul oleh sinb saat sinb kehilangan kesadarnanya.
"iya sudah tak terasa sakit, dan... bekas lukanya..." ucap eunha yang menggantung lalu pergi mencari cermin karena penasaran dengan lukanya yang sudah tidak terasa lagi. "sinb ya.. ap.. mengapa bisa... apa yang kau.." ucap eunha masih didepan cermin memegangi bibirnya dan memunggungi sinb.

KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel
FanficMain cast GFriend. Cameo akan bermunculan seiring berjalannya waktu. Search for sinrin moment(?) He he he 😏 Grafik ceritanya akan naik menjadi dewasa. Saya tidak akan memprivate akun ini. Karena per cu ma 😊 Have fun 😅 Btw.. Authornya eunha bias...