UJUNG KERINDUAN

778 76 28
                                    

PLAY THE YOUTUBE VIDEO WHILE YOU READ MY STORY

**

*

"Matahari bersinar cerah menerangi wajah tampanmu" ucap seorang gadis yang sedang berdiri disamping seseorang yang tetap tertidur meski matahari sudah menyilaukan dirinya.

"Ingin sekali aku menggenggam wajah itu, seperti yang biasa aku lakukan dimasa lalu, aku juga ingin terbangun dipagi hari saat kau mendekapku" terus sang gadis, berharap.

*ceklekk

"oppa..."

"wah..." senyum haru gadis yang sedari tadi memandangi mantan kekasihnya "eun...ha" lirihnya.

"oppa bangun.." ucap eunha sambil menggoyangkan tubuh sinb.

"hem... sebentar lagi"

"aku tidak akan membiarkanmu menjadi manusia jika kau hanya bermalas-malasan seperti ini! Palliiiii!"

"yerin ah..." ucap sinb setengah sadar.

"mwo? Ah.. dia selalu membuatku ingin menangis setiap dia mengucapkan nama itu" gumam eunha.

Sinb membuka matanya dengan cepat "Yerin?" ucapnya sambil melihat ke arah jendela.

"nde? Si..sinb???" ucap yerin meneteskan air matanya "Apa dia benar-benar bisa melihatku?" batin yerin.

"aaaaarghh..." teriak sinb sambil mengacak rambutnya.

"oppa? Gwaenchana?" tanya eunha.

Sinb duduk menekuk lutuh dan melipat tangannya memeluk lutut sambil menenggelamkan kepalanya disana.

"aku benar-benar melihat yerin berdiri dan tersenyum disana"

"oppa... itu sudah 7 tahun yang lalu" ucap eunha sambil mengelus pundak oppanya.

"uhukk.."

"oppa.. apa kau menangis? Oppa.. kembalilah ke olympus. Ini belum terlambat untuk kau meminta dikembalikan menjadi seorang dewa. Kau salah berharap menjadi manusia akan cepat mati dan akan bertemu dengan yerin eonnie"

"apa?"

"oppa.. sekali kali kau harus mendengarkan aku" lanjut eunha.

"apa? kau bicara apa? aku belum sepenuhnya bangun. Aku masih mengantuk" ucap sinb masih tertunduk menyembunyikan wajahnya disela-sela lututnya.

"hah... sulit sekali menghadapi dewa yang munafik sepertimu!" ucap eunha, lalu berdiri meninggalkan kamar sinb.

"turunlah.. ada umji dan sowon dibawah MENUNGGU UNTUK SARAPAN BERSAMA!!" teriak eunha dari luar pintu kamar sinb.

Sinb menatap keluar jendela dimana matahari bersinar terang menyilaukannya.

Yerin yang sedari tadi berdiri disana seperti sedang dilihat oleh sinbpun meneteskan airmatanya sekali lagi.

"hem?" gumam sinb.

Sinb lalu mengalihkan pandangannya pada langit-langit kamarnya. Ia ingat semalam memang turun hujan, apa jangan-jangan kamarnya bocor, ia heran melihat ada tetesan air saat sedang melihat ke arah luar.

"apa.. kita masih terhubung? Sinb? Tidak bisakah kau benar-benar melihatku?"

Sinb berjalan menuju tetesan air itu, lalu kembali melihat ke langit-langit kemudian melihat ke bawah tepat di air yang menetes. "hah... dalam keadaan seperti ini saja aku membayangkan" ucap sinb mengalihkan pandangannya keluar jendela, jika tidak menembus.. maka sesungguhnya sinb dan yerin sedang bertatapan sekarang "...yerin sedang berada didepanku dan meneteskan air mata rindunya"

An AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang