~~~
Setelah sampai di depan kamar hotel, Harry mengambil kartu kamar kami dan menggeseknya ke samping knop pintu. Pintu pun terbuka, "Masuk duluan, bawa tas jinjingnya juga," suruhnya sambil menahan pintunya untukku. Dengan cepat, karena takut Harry akan memarahiku lagi sebab kerjaku lambat, aku menarik koperku dan membawa tas jinjing kami ke dalam. Dan,, kamarnya luar biasa luas. Televisi dengan ukuran inch sedang tertempel di dinding di depan kasur, lalu kasur berukuran queen size, dua meja kecil dengan lampu duduk di samping kanan dan kiri kasur, satu set sofa dengan mejanya, satu meja hias, lemari pakaian, kulkas, ada dapur kecilnya juga dan rak sepatu tersedia di dalam kamar VIP ini. Ini lebih mirip apartement, ya kan?
"Amazing," desahku sambil menyimpan koperku dan tas jinjing kami ke sudut kamar. Segera kududuk di tepi kasur dan membuka bootsku, lalu melemparkan diri ke kasur. "I'm very tired!!" seruku, menghela nafas panjang dan memejamkan kedua mataku rapat-rapat.
"Minggir sedikit, Shells!" setelah menggeser tubuhku sedikir ke samping kanan, Harry langsung ikut bergabung hingga kasur ini bergoyang. Ia menghela nafasnya panjang, lalu mengangkat tangannya keatas. "Sore, aku ingin pergi ke supermarket, kau ingin ikut?" tawarnya membuatku terkejut. Ia menawariku jalan bersamanya? Semenjak kapan?! Apa ia benar-benar Harry Styles?
"Boleh," sahutku namun lelaki bermata hijau emerland ini malah menarik sekaligus nafasnya. Aku menoleh, menatap wajahnya, "ada apa?" tanyaku bingung.
"Aku lupa mengambil paket di bandara. Kau belanja sendiri saja ya? Listnya, terserah padamu. Jangan lupa belikan coke untukku, okay?" jawabnya menyebalkan. Banyak alasan! Bilang saja kalau ia menyuruhku untuk membeli perlengkapan untuk di hotel selama sebulan. "Jangan pergi jauh-jauh. Jalan kaki saja, cari yang dekat. Beli juga beberapa cemilan untuk malam nanti. Oh ya, belikan juga roti tawar ya?" kuputar kedua bola mataku.
"Bawel, cerewet, berisik!" ucapku sudah tak tahan lagi mendengar ucapan si keriting gila ini. "Kau lebih cerewet dari ibuku, kau tahu?" Harry mendelikan bahunya, lalu kedua matanya terpejam. Dasar suami sinting! Dia pikir, aku ini nannynya apa?!
"Hey. Kau masih ingat syarat yang kubuat sebelum menikah?" tanyanya masih memejamkan kedua matanya. Syarat yang mana? Aku mendadak lupa. Kudelikan bahuku dan menggumam kata "nah", padanya. Ia menghembuskan nafasnya disertai gumaman kecil, "Ahh, kau ini! Pelupa sekali! Biar kuucap ulang sekali lagi, ' Syaratnya, kau harus menuruti semua kemauanku selama seminggu setelah kita menikah nanti. Apa pun.' Sekarang, pasti kau sudah mengingatnya," jelasnya membuat kedua alisku terangkat. Ohh janji gila itu. Sial! Aku kira ia hanya main-main saat itu! Aku tak sanggup jika itu berhubungan dengan kata 'apa pun'. Sudah pasti akan berakhir dengan tidak baik!
"Ohh, yeah, aku ingat. Tapi, setelah itu kan, kau tidak boleh menggangguku selama seminggu!" peringatku dan ia mengangguk pelan. "Awas saja jika kau masih berani menggangguku dua minggu yang akan datang!"
"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Membunuhku jika aku melanggarnya?"
"Ehh, lihat saja nanti! Bukan aku yang akan membunuhmu secara langsung."
"Itu semua tergantung pada syaratku yang akan kau jalani. Jika kau melakukannya dengan baik dan benar, maka syaratmu akan kulakukan sesuai dengan kemauanmu itu."
Baiklah, semangat Shella! Ini demi kebaikanmu! Jika kau berhasil, maka kau akan hidup tenang selama seminggu. Menjernihkan pikiran, me-relax-an tubuh dan menguatkan hati. Kuharap permintaan Harry tidak aneh-aneh dan membuatku kerepotan. Tapi, aku sangat tak yakin jika ia akan meminta hal yang normal. Secara, ini adalah kesempatannya untuk mengerjaiku sepuas dan sesuka hatinya, shit!
"Nah, sekarang, ayo berangkat! Sudah pukul 10, dan sebentar lagi kita akan makan siang di bawah," suruhnya membuatku geram. Hello??!! Kita baru sampai sejam yang lalu, baru istirahat 10 menit, dan sekarang ia menyuruhku untuk cepat pergi dari kamar? Membiarkan tubuhku terus bekerja?! Aku masih jatlag!! Kepalaku terasa berputar, tidak bisakah ia mengerti sejenak dan sedikit saja? "Jangan memperhatikan wajahku dengan tatapan menyebalkanmu itu, Shells. Ingat syarat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Emotional Husband // [{Harry Styles}]
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah hubungan akan berjalan dengan baik bila keduanya saling mencintai dan percaya. Tapi apa jadinya jika dua sejoli ini tidak saling mencintai, dan malah saling membenci? Bahkan mereka terikat sebuah janji pernikahan. Akankah mereka...