~~~
Kandunganku sudah menginjak satu bulan. Harry mulai mencurigaiku karena porsi makanku bertambah, posisi tidurku yang terlihat kaku, dan saat ia mengajakku bercinta aku selalu menolaknya dengan alasan lapar, ke toilet dan lainnya hingga ia bosan dan tertidur. Setiap ia berangkat bekerja, aku selalu meminum susu hamil yang Niall berikan. Jujur saja, ini semakin menyulitkanku.
"Shells," suara serak nan tegas di hadapanku membuatku mengangkat kepalaku perlahan untuk menatapnya. Oh lihat wajah berkerut yang mengerikan itu. Ia pasti akan mengamuk sebentar lagi.
"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"Aku menggeleng pelan tanpa melihat mata mengintimidasi itu. "Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu, Harry."
"Terserah apa katamu." Ia bangkit, mendekatkan wajahnya padaku, dan berkata dengan penuh penekanan, "Aku tak akan menyerah sebelum aku tahu apa yang kau sembunyikan, Shells. Dengar, aku bisa melakukan apa pun tanpa sepengetahuanmu," ancamnya lalu menggebrak meja dan pergi dari ruang makan. Terdengar suara pintu tertutup dengan kencang dari depan.
Daripada aku memikirkan apa yang makhluk itu katakan, kuganti pakaianku. Memakai sweater, flat shoes, lalu pergi ke supermarket untuk membeli beberapa persediaan makanan yang sudah habis. Termasuk susu hamilku.
Saat tengah memilih merk susu hamil yang biasa kuminum, kulihat dari balik rak seorang lelaki bermata cokelat gelap dengan rambut pendeknya memerhatikanku. Aku tersenyum saat ia menyerukan namaku. "Shella!" Lelaki itu berjalan ke depan, keluar dari raknya, kuikuti ia, hingga kami bertemu.
"Liam! Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku bersemangat. Kalian tahu sendiri kan, aku sangat ingin bertemu Liam dan mengobrol dengannya secara langsung.
"Aku sedang berbelanja kebutuhanku di flat. Kau sendiri? Hey, bagaimana keadaanmu? Kudengar kau masuk rumah sakit?" Liam berbalik tanya.
Aku menggumam, berpikir. Jika Liam bertanya bagaimana bisa aku masuk rumah sakit, aku harus jawab apa?
"Aku pun sama. Yeah, begitulah.."Tapi aku salah, ia malah memerhatikan apa yang kubawa. Shit! Aku lupa! "Kau membeli susu hamil? Untuk siapa?"
"Emmm.." Kurasa ia akan menyembunyikannya dari Harry. Air mata menggenang di pelupuk mataku. "Liam, aku ingin jujur padamu, tapi tolong jangan beritahu Harry."
Wajahnya nampak terkejut saat kuberitahu itu. Pasti ia sudah mengiranya. "Ka- Kau, kau hamil? A- anak Harry?" bisiknya masih tak percaya. Aku hanya mengangguk pelan. "Jika kau tak memberitahunya, kau akan lebih celaka. Ia tidak akan menyerah untuk mencaritahu, jika ia tahu.."
"Aku tahu apa yang akan ia lakukan. Tapi, Liam.. Aku mencintainya," tangisku pecah saat mengucapkan kalimat terakhirku. Cinta yang salah.
"Shells, jika kau membutuhkanku, hubungi aku, okay? Aku akan menolongmu dengan cepat. Jangan biarkan ia melukaimu, mengerti?" ucapnya sembari menyentuh kedua bahuku. Dia adalah pahlawanku sekarang.
"Okay.."
"Great. Sekarang, berhati-hatilah. Lebih baik, kau bersikap biasa padanya, sebelum ia semakin mencurigaimu."
"Thank you, Liam. Kau yang terbaik," kupeluk tubuhnya erat dan ia pun membalasnya.
~~~
Sebelum sampai di rumah, sebuah mobil range rover hitam berhenti tepat di pinggir trotoar, di hadapanku. Seorang lelaki berkacamata hitam dengan wajah tampannya yang kurindukan itu keluar dari sana dan segera berlari menghampiriku. Oh apa aku bermimpi?
"Zayn?" gumamku saat ia sudah berada di depan wajahku."Shell?" Seketika ia meraih tubuhku. Memelukku erat. "Aku merindukanmu, Shell," ucapnya membuatku tak kuasa menahan tangisanku lagi.
"Aku merindukamu, lebih dari yang kau tahu," balasku terisak dan semakin mempererat dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Emotional Husband // [{Harry Styles}]
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah hubungan akan berjalan dengan baik bila keduanya saling mencintai dan percaya. Tapi apa jadinya jika dua sejoli ini tidak saling mencintai, dan malah saling membenci? Bahkan mereka terikat sebuah janji pernikahan. Akankah mereka...