Chapter 11 : Back to Home

1.3K 60 0
                                    

~~~

Hari ini aku akan pulang ke rumahku yang sesungguhnya. Aku sudah rindu berat dengan kamar dan piyama-piyamaku yang pasti akan membuat Harry tertawa mengejek dengan puas. Aku jadi ingat saat pertama kali aku akan menginap di sini. Piyama keropiku berhasil membuat Harry terkikik geli saat melihatku memakainya. Dulu aku juga pernah memakainya saat mengajak Zayn tidur di rumah untuk menemaniku yang kesepian. Tapi, tentu saja ekspresi mereka berbeda. Zayn hanya tersenyum dan menggodaku, lalu menarikku ke dalam pelukannya sembari terkekeh bersama. Sementara Harry... Ah, kalian tahu bagaimana sikapnya saat itu! Menyebalkan!

"Sudah selesai packingnya?" sebuah deep voice raspy yang berasal dari ambang pintu membuat kegiatanku terhenti dan langsung menatap lelaki ber-T-shirt putih polos itu dengan tatapan jengkel. "Cepatlah, aku tak memiliki banyak waktu!" omelnya masih berdiri di sana. Di tembok dekat pintu.

"Kalau kau ingin cepat selesai, apa salahnya membantuku?!" ujarku sarkastik. Ia malah terkekeh lalu duduk di tepi kasur. Ia menghela nafasnya dengan kasar.

"Kamar ini pasti akan terasa damai, tanpa kau," sindirnya tanpa menatapku. Aku hanya memutar bola mataku dan kembali menge-pack pakaianku. Dasar pria bodoh yang gila! Kurasa, tak masalah jika menggodanya sedikit.

"Hmm! Bilang saja kau akan merasa kesepian jika tidak ada aku di kamar ini. Menemanimu, membangunkanmu, membuatkanmu sarapan dan banyak lagi. Kau pasti akan rindu pertengkaran bodoh kita, omelanku, semprotanku, ya kan, curls? Tenang saja, aku akan kembali ke nerakamu ini. Setelah pernikahan bodoh kita, lalu setelah itu, kau bisa menyentuhku. Dimana pun," rayuku berbisik, membuatku sedikit merinding jijik. Pernikahan, menyentuhku dimana saja? Fuck! Itu menjijikan!

Kulihat dari sudut mataku saat Harry telah berjongkok di sampingku, ia menyeringai dengan sumringah. Sial! Ide menjijikan apa yang ada di otak mesumnya?! "Kau serius? Dimana saja?" tanyanya excited. "Kalau begitu aku akan menunggumu kembali! Bahkan..." Ia mendekati telingaku dan mulai berbisik, "kita bisa melakukannya, sekarang." Holy Shit! Apa katanya? Dia benar-benar devil yang sudah sinting!

Langsung kupukul lengan berototnya dengan cukup keras, membuat ia meringis sembari mengusap lengannya yang baru saja kupukul. "Otak mesum! Dasar sinting!" desisku geram lalu bangkit dan membawa koperku menuju pintu. Setelah mandi, aku akan segera pulang ke rumah. Tentu saja, si stupid curls ini yang mengantarku.

"Jangan menggodaku seperti itu nona Shella yang terhormat. Kau bisa membuatku mengeras di bawah sini," rengeknya membuatku bergidik ngeri. Apa katanya barusan?

"Ewwhh!! Menjijikan! Aku tak mau mendengarkan apa pun ucapan mesummu itu, Styles!" sahutku sembari menutup kedua telingaku dan menjauh darinya. Lelaki yang ternyata sangat mesum ini hanya terkekeh dan menggeleng perlahan. "Awas saja jika kau mengatakan itu saat sudah menikah denganku. Ingat perjanjian kita!" ancamku semakin membuat tawanya menggelegar.

Harry menghampiriku yang tengah duduk di tepian kasur sembari menatapnya malas. Apalagi sekarang?! "Awas saja jika aku melakukannya padamu dan kau menikmati setiap pompaanku. Bahkan kau memohon-mohon padaku agar aku berhenti melakukannya. Tapi aku takkan berhenti, aku akan menambah tempo in-outku pada milikmu yang sempit, aku ingin mendengar kau mendesah, merengek dan meneriakkan namaku. Setelah kau mendapatkan pelepasan, kau malah ingin melanjutkannya ke rounde 2, haha," ucapnya membuat perutku mual.

"Ewh, ewh, ewh! Hentikan percakapan menjijikan ini, mesum! Aku semakin ingin cepat pulang!" tukasku lalu pergi ke kamar mandi, menghindarinya yang tengah sibuk tertawa dengan lantang.

Saat di kamar mandi dan menutup pintu, jantungku tak berhenti bergetar dengan cepat karena ucapan Harry yang kotor itu. Ohh, bagaimana jika aku menjadi gadis munafik dan melakukan apa yang Harry barusan katakan. Sex with him? No way!

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang