Chapter 15 : Scarla

1.2K 64 0
                                    

~~~

*Harry's POV*

Malam menjelang. Selesai pemotretan, mom menyuruhku dan Shells menginap di bungalow hingga esok pagi. Malas sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Ini permintaan mom. Dan aku tidak bisa menolaknya. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Shella sudah terlelap sejak dua jam lalu. Aku tak bisa tidur dan memutuskan untuk duduk bersandar di beranda bungalow. Aku masih memikirkan Scarla yang menghubungiku sejam lalu melalui skype. Dia ingin aku kembali bersamanya. Aku juga menginginkannya kembali ke pelukanku. Tapi aku sudah menjelaskan padanya bahwa mendiang ayahku telah menjodohkanku dengan putri sahabatnya sejak kami masih kecil. Scarla bilang ia tak peduli. Kita bisa jalani hubungan backstreet tanpa sepengetahuan semua orang, termasuk Shella. Aku hanya bilang padanya, akan kupikirkan.

Scarla masih tetap sama. Gadis manja yang egois dan keras kepala. Semua permintaannya pasti harus dituruti, apapun dan bagaimana pun caranya. Ia adalah gadis tunggal yang sangat dimanja dan manja pada orang tuanya. Itu semua karena, orang tuanya adalah pengusaha kaya raya di Amerika. Jadi dengan mudah kedua orang tuanya dapat memenuhi keinginan putri mereka. Tapi tidak semua hal dapat ia beli dengan uang. Dan aku sudah berkali-kali mengatakan itu padanya.

Kalian ingin tahu, bagaimana ia meninggalkanku?

Aku dan Scarla berpacaran sejak usia kami 16 tahun, hingga pada saat aku menginjak usia 18 tahun, Scarla berpamitan padaku untuk pergi jauh. Ia berjanji akan kembali lagi, secepatnya. Ia menggantung hubungan kami, membawa pergi hati yang kutitipkan padanya. Sempat berpikir bahwa ia melupakanku. Ia sudah tak lagi mencintaiku. Inilah yang menyebabkan, aku menjadi orang yang suka mabuk dan berganti-ganti wanita. Menjadikan mereka pelampiasan rinduku.

Sampai akhirnya, aku bertemu dengan Weronica di bar. Ia sahabat Louis, Louis adalah sahabat yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Wero memiliki sifat yang hampir sama dengan Scarla. Maka dari itu, aku menerimanya sebagai kekasihku. Tapi, bedanya ia lebih agresif dibandingkan dengan Scarla.

Semakin lama, aku semakin melupakannya. Tapi, rasa cinta dan harapanku masih terus menyelimuti hatiku. Wero, Scarla, mereka yang membuatku menjadi lelaki malam yang sering memanfaatkan wanita untuk dijadikan friends with benefitsku. Wero terus menjerumuskanku ke dalam jurang yang gelap. Membantah orang tuaku, mendirikan bar, bertemu banyak teman yang semakin menjerumuskanku ke hal negatif. Hingga aku bertemu Liam, sahabat masa kecilku. Aku ingin menjadi sepertinya. Hidup di dalam ruang kegelapan namun tetap bertahan dengan sinarnya sendiri. Ia anti rokok, anti mabuk, dan setia pada Danielle -kekasihnya, walau pun ia berada di antara orang-orang sepertiku.

Dan aku bertemu Shella. Gadis lemah yang merubah segalanya. Louis dan Liam sangat menyukai gadis itu. Tapi aku malah sebaliknya. Sampai Scarla kembali ke London dan merubah kembali hidupku. Hatiku masih ada padanya, tapi perasaanku masih dipertanyakan. Shella gadis baik yang jauh berbeda dari Scarla. Berbeda pula dengan Wero. Aku mulai menyayangi Shella. Ia sahabat yang baik, sangat penyabar, walaupun aku terus membuatnya kesal. Ia gadis impianku dulu. Dulu. Sebelum kumengenal siapa itu Scarla.

"Harry?" suara parau bangun tidur memenuhi gendang telingaku. Saat kutoleh, kulihat Shella tengah mengucek matanya sambil berjalan kearahku dan duduk di sampingku. "Kau belum tidur?" tanyanya setelah puas mengucek matanya yang harus kuakui cukup indah itu. Ia masih berusaha menarik turun t-shirt abu-abuku yang kebesaran di tubuhnya. Yeah, pakaiannya basah karena aku menjahilinya, sampai ia terjatuh dan terkena gulungan ombak. "Pakaianmu, membuatku risih. Ini semua salahmu!" omelnya masih berusaha menutupi pahanya yang terbuka dengan telapak tangannya yang kecil, akibat bajuku yang terlalu pendek untuknya.

"Pengemis tidak boleh pilih-pilih. Sudah bagus aku memberimu pakaian ini. Kau mau masuk angin gara-gara pakaian basahmu itu?"

Ia menggeleng dengan bibir merah mudanya yang dimajukan. Sikap Scarla saat permintaannya tak di setujui dan malah mendapat ceramahan dariku. Hentikan Harry! Scarla itu masa lalumu. Yang indah. "Sudah sana, tidurlah! Aku akan menyusul." Shells mengangguk dan tiba-tiba ia menarikku. "Ada apa?"

"Apa masih Scarla yang ada di pikiranmu?" pertanyaannya membuat tubuhku tersentak sejenak. Dia tahu darimana? Apa ia dapat mendengar pikiranku? "Sudah kuduga. Kau masih sangat mencintainya. Dia pun begitu. Dia mengirimiku DM, sebelum aku tidur. Ia bilang, menikahlah dengan Harry, jika kau menyayanginya ceraikan ia setelah satu atau dua bulan pernikahan kalian, agar aku bisa memilikinya lagi. Aku tidak menyayangimu Harry. Jadi bisakah kau bersamaku? Selamanya?" tangisnya memecah keheningan malam. Tangan dinginnya masih setia pada tanganku. Scarla memang egois dan keras kepala. Ia sudah gila? Memintaku cerai secepat itu? Dan apa kata Shella? Ia inginkan aku bersamanya? Selamanya? Apa maksud dari semua ini?

"Jangan diam Harry. Aku tidak mau kau menceraikan aku.. Kumohon.."

Aku pun bangkit dan menatapnya bingung. Ia mengigau atau apa? "Shells, menikah saja belum, tapi kau malah sudah membicarakan cerai. Sudahlah, itu masih jauh. Semuanya akan baik-baik saja, Shells." Reaksinya hanya diam menunduk dan melepas genggamannya lalu kembali ke dalam bungalow. Anehnya, saat genggamannya terlepas, seketika sebagian diriku menghilang. Entahlah, rasanya aneh.

Shella, Scarla? Apa hatiku ada pada mereka? Itu sangat membingungkan. Menyakitkan. Ah, sudahlah.

~~~

Suara beberapa piring dan sendok beradu, membuatku terbangun. Kuusap wajahku dengan kedua telapak tangan sembari mengumpulkan nyawaku yang masih berkeliaran. Mataku menatap tubuh jenjang dengan t-shirt abu-abuku bergerak pelan mengerjakan sesuatu di hadapannya. Tak sengaja kulihat underwarenya yang tanpa ia sadari bahwa itu terlihat olehku. Fuck! Pagi buta begini disuguhkan pemandangan gila seperti itu. Seriously? Well, kurasa menjahilinya cukup menyenangkan.

"Hay, si underware merah muda!" sapaku mulai menggodanya. Seketika tubuhnya menegang dan tiba-tiba ia berbalik dengan tatapannya yang membunuh. Kulihat kedua tangannya berusaha menarik turun t-shirt abuku sampai menutupi bokongnya. Ia ini gadis polos yang benar-benar pemalu. Mungkin, jika aku menggoda Scarla seperti tadi, ia pasti akan merengek lalu segera menghampiriku, mencubit pipiku dan berkata,

"Dasar mesum!" Dihadapanku. Shella baru saja mengatakannya. Dasar mesum. Dan Scarla akan mencium bibirku. "Matamu itu memang sangat menjijikan! Awas kau ya!" Shells menghampiriku dan tak kusangka ia meraih pinggulku dan menggelitiknya dengan cepat. Astaga!

"Hahaha! Shells! Hentikan!" seruku terus memberontak, hingga tubuhku berbaring dan ia berada di atas tubuhku. "Hentikan! AAA!! Hahaha!!" mohonku tak berhenti tertawa.

"Tidak! Dasar otak mesum! Ini semua akibatmu juga!" sahutnya mulai menggelitiki perutku. Ide bagus jika aku membalasnya.

"Kau harus membayar, Shell! Haha!" Kuputar tubuhku, berganti posisi dengannya. "Rasakan ini, nona!" Kugelitiki pinggulnya dan ia langsung menggelinjang hebat. Ia memukul-mukul dadaku tanpa memakai tenaganya.

"AAAA!! Harry! Hahahaha! Aku sudah lelah! Hahaha!!" tawanya dengan mata yang berkaca-kaca. Well, tubuhnya sangat sensitif. Itu menakjubkan.

"No way!"

"Yes way! Hahaha! Ampun ohh!! Hahaha, kumohon..." mohonnnya membuatku berhenti karena kasihan. Lihatlah. Wajahnya memerah dengan air mata yang menggenang dan nafas yang memburu. Juga t-shirt panjangku yang tertarik ke atas. Wow.

"Sudah puas nona? Ingin menghukumku lagi?" Ia meresponnya dengan menggeleng. Kurasa aku berlebihan? "Bagus! Jadilah anak baik." Kuangkat tubuhku lalu segera bangkit dan berjalan ke toilet. Jika orang lain melihat ini, aku jamin mereka akan salah paham. Shella adalah wanita yang cukup menyenangkan. Yah, sejauh ini.

~~~

How guys? Hehe maaf jika kurang memuaskan ;P Aku gak ada ide lagih.. Pusing pala akuh! Thanks for vomment and reading. Thank you, thank you, thank you, love You :*

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang