Sorry guys, Chap ini sedikit berbahaya. 18+. H. Y.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Warning!
Zayn melepas dekapannya. Apakah harus kuminta satu permintaan ini padanya? Ini permintaan terakhirku sebelum hubungan kami benar-benar berakhir. Walau aku tahu, ini bukan akhir sesungguhnya. Ya, kurasa ini tak sulit.
"Zayn?" panggilku membuatnya sedikit tersentak. Ia melamun? Sebuah keberuntungan jika aku bisa membaca pikirannya itu.
"Ya? Ada apa?" sahutnya sembari menatapku dengan intens.
"Bolehkah aku meminta.. Emm, satu permintaan? Aku tahu, permintaanku sangat gila, tapi jika kau tak mau, itu tidak masalah," jawabku sangat gugup. Fuck! Aku memang sudah gila!
"Okay? Apa itu?"
"Sebelumnya, aku ingin bertanya sesuatu. Apa bungalow itu milikmu?" tanyaku memastikan. Zayn mengerutkan alisnya dan sejenak menatap bungalow yang kutunjuk, lalu kembali menatapku dengan alis yang terangkat.
"Yea, sebenarnya, aku menyewanya. Kau lelah dan ingin istirahat?" tanyanya begitu perhatian, namun dengan cepat kumenggeleng. "Lalu?" Berusaha seberani mungkin untuk mendekati tubuhnya dan berjinjit lalu berbisik.
"Zayn.. I want you to, touch me. For the last, please? Am I crazy?" seketika tubuh Zayn tersentak ke belakang.
"T-touch you?" tanyanya mulai gugup. "You mean cuddle?" Kami memang belum pernah berhubungan secara intim. Hanya cuddle. Dan sekarang, aku malah memintanya untuk berhubungan intim. Am I a bitch?
"Fuck me, Zayn."
Aku mendahuluinya. Mencium dengan dalam bibir manisnya. Dan Zayn merespon dengan membalas ciumanku dengan ganas. Lidah kami saling beradu, menghasilkan bunyi cepakan yang sangat merangsang. Kurasa, Zayn mulai terbawa nafsu. Ia meremas bokongku, lalu turun ke pahaku. Zayn menggendongku. Membawaku menuju bungalow yang ia sewa.
Saat di dalam, Zayn menaruhku diatas kasur dan terus menciumi bibirku dengan sangat ganas. Kuangkat kedua tanganku, sebelah untuk menarik rambut belakangnya, dan sebelah lagi untuk membuka dasi serta kancing kemejanya. Aku mendesah pelan saat bibirnya berada di leherku. Mengecup-kecupnya dengan dalam. Ia meraba punggungku untuk mencari resleting dressku. Setelah menemukannya, Zayn langsung menariknya turun serta menarik lengan dressku hingga perut. Dadaku yang berbalut bra putih tipis langsung terekspos dihadapannya. Ia melempar kemejanya setelah berhasil kubuka, kesembarang arah. Sejenak ia menatapku penuh gairah, lalu kembali ia mencium bibirku, turun ke leher, semakin turun hingga ke dadaku.
"Zaynhhh," desahku lagi saat mulut Zayn berada di putingku. Mengecup-kecupnya dari luar bra, setelah itu melahapnya membuatku memekik, "Oh!" Tangannya yang masih setia di punggungku, mulai mengangkatnya naik untuk melepas braku ini. Tanganku meremas bahunya saat satu tangannya lagi mulai meraba milikku dari luar dress. "Ngghh, ah!"
Zayn melahap sebelah dadaku dengan buas, lalu sebelah lagi ia remas-remas dengan kencang, setelah ia berhasil melempar braku ke sebelah kasur. "Astaga! Ohh!" pekikku kecil tak dapat menahan kenikmatan ini. Tak berapa lama, ia menghentikan aktivitasnya. Namun, Zayn malah menarik turun dressku hingga terlepas. Ia membiarkannya jatuh ke lantai.
Lelaki bermata hazel yang mulai menggelap ini, kembali mencium bibirku. Menyatukan saliva kami. Ini kesempatanku untuk melepas skinny jeansnya. "Bad girl," suara serak Zayn mendominasi pendengaranku. Berhasil melepas celananya, tiba-tiba, ia menyentuhkan miliknya yang masih terbalut boxer hitam itu, ke milikku yang sudah basah. "Ohh, ahh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Emotional Husband // [{Harry Styles}]
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah hubungan akan berjalan dengan baik bila keduanya saling mencintai dan percaya. Tapi apa jadinya jika dua sejoli ini tidak saling mencintai, dan malah saling membenci? Bahkan mereka terikat sebuah janji pernikahan. Akankah mereka...