2

6.5K 420 10
                                    

"Kenapa aku masih dikurung dan tidak boleh keluar oleh Itachi, bu? Bukankah Ayah sudah lama meninggal? Seharusnya itu sudah tidak berarti lagi, 'kan?" Aku bertanya dengan penuh tuntutan penjelasan, sementara ibu hanya menunduk.

"Dia hanya khawatir padamu, Sasuke. Kakakmu takut kau kritis seperti dulu. Dan sekarang kau memiliki kesempatan bebas jika kau mau ke Jerman." Aku hanya bisa diam, dan aku mencerna baik-baik perkataan ibu barusan sebelum aku memeluknya yang sudah menangis.

...

Itu bohong, yang ibu katakan bohong! Itachi bilang padaku setahun yang lalu setelah peringatan kematian ayah yang kedua, waktu itu aku bertanya padanya, "Kenapa aku masih dikunci?! Ayah bahkan sudah dua tahun meninggal!" Dan dengan wajah menyebalkannya itu, Itachi berkata padaku, "Karena aku tidak mau kau menghalangiku untuk menjadi CEO di perusahaan keluarga, Sasuke." setelah berkata seperti itu, dia pergi begitu saja bersama tunangannya.

Apa maksudnya ini?! Aku berpikir keras mencari maksud cerita ibu dan pengakuan Itachi padanya dulu, Alu terus mencari titik temunya hingga aku merasa kealaku mulai berdenyut dan aku mulai merasakan pusing yang amat sangat. Sial! Kugenggam erat tangan ibu hingga tangan lemah itu memutih karena genggaman tangan Sasuke yang begitu kuat.

Mataku mulai berkunang-kunang dan pandanganku mengabur hingga akhirnya aku pingsan ketika memeluk ibuku dan aku kehilangan semuanya.

*
3rd Point of View

"Sasuke! Sasuke, bangun! Uchiha Sasuke! Ibu memanggilmu!" Mikoto berteriak dam terisak-isak memanggil anak bungsunya.

Para maid dan bodyguard berlarian panik menuju ke kamar Tuan Muda mereka, Uchiha Sasuke. Sementara mereka memindahkan Sasuke ke atas ranjang, Hatake Kakashi orang kepercayaan Uchiha Itachi, kakak kandung Sasuke untuk melaporkan semua tingkah adiknya itu selama disekap. Dan terutama kejadian hari ini.

"Tuan muda Sasuke pingsan lagi, Itachi-sama." Kakashi melapor pada atasannya itu.

"Dia melakukan self-harm kembali-"

"Aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu lagi, Itachi-sama. Kurasa dia merasa tertekan lagi..." Kakashi melaporkan detil tentang Sasuke.

"Apa tidak lebih baik anda berhenti mengurung Tuan Muda? Baiklah, Itachi-sama. aku mengerti." Sambungan telepon berakhir setelah Itachi mengatakan sesuatu pada Kakashi.

Kakashi hanya menghela napas kasar melihat Mikoto yang menangisi Sasuke dan Sasuke yang terbaring pingsan.

Sesuai perintah Itachi, Kakashi menjemput dokter pribadi keluarga Uchiha untuk datang menangani Sasuke. Tsunade, dokter pribadi keluarga Uchiha tersebut sudah menjadi dokter para Uchiha selama 11 tahun dari sepanjang 14 tahun ia menjadi dokter.

Tsunade dan Kakashi melangkah serampangan menuju kamar Sasuke yang masih seperti 25 menit yang lalu saat Kakashi meninggalkan mansion.

"dokter Tsunade, anda sudah datang!" Mikoto menatap Tsunade dengan tatapan yang penuh harap. Tanpa disuruh ia langsung memeriksa Sasuke dan memberikannya infus dan tranfusi darah, karena pria itu terlalu banyak kehilangan darah meskipun hanya tergores pisau yang lukanya tidak terlalu dalam. Namun semuanya yang berhubungan dengan luka sangat berbahaya bagi Sasuke karena jika ia terluka, maka darahnya akan terus keluar dan tidak berhenti karena pria itu mengidap hemofilia.

"Tuan Muda Sasuke sudah tidak apa-apa Nyonya. Dia hanya shock dan kurang darah. Setelah infus ini habis kau bisa membawanya ke rumah sakit Konoha untuk pemeriksaan lebih lanjut.." Tsunade kemudian berdiri dan diikuti Mikoto dan berpamitan untuk kembali ke rumah sakit.

...

"Masuk! Dan jangan pernah berani keluar kamarmu apalagi rumah ini! Kau paham?!" Suara pria paruh baya itu mengiang di kepala pria 24 tahun itu sejak enam tahun lalu.

"Kenapa ayah melarangku keluar rumah?! Apa karena kecelakaan itu?! Apa karena aku berpacaran dengan Karin? Atau karena kau takut aku tidak bisa seperti kakak, Sempurna!?" Sasuke tertawa sumbang mengejek Fugaku yang menatap nyalang dirinya.

"Uchiha Sasuke dan semua yang ada di mansion ini dengarkan aku-" Nada bicara Fugaku mendingin, "Kau tidak boleh melangkahkan kakimu keluar kamar dan semua orang di rumah ini dilarang mengajakmu keluar, termasuk kau Mikoto!" Setelah mendengar ucapan Fugaku, Sasuke menjambak rambutnya kasar dan masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu. Mikoto yang mendengarnya hanya bisa terisak menangisi nasib anak bungsunya.

Setelah mengatakan itu, Fugaku langsung menarik lengan Mikoto menjauh dari kamar Sasuke. Sasuke hanya tersenyum kecut di kamarnya mengingat tatapan ibunya yang meminta pertolongan padanya. Dan Sasuke seolah-olah berbicara melalui matanya 'semua akan baik-baik saja, Bu..'

...

Tangan kanannya terasa kebas dan lengan kirinya terasa ngilu, merasa sekujur tubuhnya remuk Sasuke mencoba membuka matanya dan berteriak parau."Ibu... Kakak... Tolong aku," Hening, hanya suara detak jam yang memenuhi kamar Sasuke, ketika ia terbangun dari mimpinya. Mimpinya tentang ingatan masa lalunya membuat hatinya berdenyut ngilu. Mimpi yang selalu sama sejak enam tahun terakhir. Ia merasa sangat sedih mengingat bagaimana ayahnya mengurungnya dulu dan pandangan iba Mikoto padanya.

Sasuke mencoba bangkit dari posisinya dan duduk di tepi ranjangnya sambil menatapi foto keluarganya yang dipasang di atas televisi di dalam kamarnya.

Sasuke meringis, mengingat betapa hangatnya keluarganya dulu bersama kakaknya dan mendiang ayahnya. Yah... Dia mengakuinya ia rindu dengan kakaknya yang tak pernah lagi masuk ke kamarnya sejak tiga tahun yang lalu dan ia merindukan ayahnya yang meninggal setelah empat bulan ia dikurung dulu, bahkan ia tak bisa ikut melihat ayahnya dimakamka karena menghormati perintah terakhir Tuan mereka.

Ironis memang, karena wasiat Uchiha Fugaku-ayahnya- salah satunya adalah melarang Sasuke melihatnya saat ia mati nanti, bahkan setiap bagian dari klan Uchiha itu dilarang untuk membantu Sasuke untuk melihatnya disaat terakhirnya.

...

"Kau sudah sadar?" Suara itu mengejutkan Sasuke. Bukan karena pertanyaannya tapi lebih kepada si penanya yang membuatnya terkejut. Bukan... Itu bukan suara ibunya, tapi itu suara kakaknya- Uchiha Itachi- yang baru saja ia rindukan, dan merupakan kakak yang di bencinya.

Ia melirik Itachi yang berdiri di ambang pintu kemudian mendengus sebal. "Hhh.. Mungkin hanya halusinasiku saja.." Sasuke bermonolog.

"Mana mungkin ia datang ke kamarku? Bahkan menanyakan kabarku pada ibu saja tidak pernah... Khe.." Sasuke kembali bermonolog.

Tak...

Dua jari pria itu terjulur ke kening Sasuke, seakan menyadarkan bahwa itu semua bukan mimpi. "Aku datang... Sasuke..." Itachi memeluk adik satu-satunya itu dengan erat.

Sasuke masih dalam mode terkejutnya dan tidak membalas pelukan Itachi. "Kenapa kau tidak balas memelukku, hm?" Itachi bertanya pada Sasuke setelah melepaskan pelukannya. Hingga akhirnya Sasuke menghambur memeluk Itachi. Ya dia memang benci pada kakaknya ketika ia bertindak diktator dan mengenakan setelan jasnya.

...

HOPELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang