"Lihatlah, apa dia cacat?"
"Rugi sekali, percuma tampan kalau dia cacat.."
"Apa itu kekasihnya?"
"Kurasa iya, tapi kenapa ia mau dengan pria cacat seperti dia?"...
Sesampai di apartemen milik Sakura, Sasuke masih terus diam dan menunduk. Dia merasa tidak berguna dan bodoh sebagai lelaki.
"Sasuke, kau tunggu disini sebentar, aku akan membereskan kamar yang lain untukmu tidur.." Sakura meninggalkan Sasuke sendirian di ruang tamu Sakura.
Jika dipikir dan dilihat kembali, apartemen Sakura cukup besar dengan dua kamar tidur dengan masing-masing kamar mandi di dalamnya, dapur, kamar mandi tamu dan ruang tamu.
Sasuke mengamati setiap dinding ruang tamu Sakura yang penuh dengan foto Sakura dan seorang pria berambut merah. Dengan sebuah foto yang begitu membuatnya penasaran.
Siapa dia Apa itu kekasihnya? Sasuke membatin sendiri, bergulat dengan pikiran dan hatinya.
...
Kakashi masuk ke lift dan menekan angka 8 menuju apartemen Itachi, atasannya.
Pintu lift terbuka pelan dan Kakashi langsung melangkah menuju pintu nomor 831. Ia mengetuk pelan pintu itu hingga terbuka-dibuka Itachi-.
"Kau sudah datang, Kakashi." Itachi berujar lalu membukakan pintu untuk Kakashi.
Kakashi mendengarkan baik-baik apa yang dijelaskan Itachi padanya menyangkut Sasuke, mendoktrin dirinya bahwa keselamatan adik dari tuannya adalah sebuah prioritas.
Itachi mendesah pelan setelah mengingat perkataannya pada Naruto untuk mengajak Sasuke keluar, namun ia tak bisa menyalahkan Naruto karena itu semua idenya.
"Lakukan tugasmu dengan baik, Kakashi. Usahakan dia sudah berada di rumah sebelum ibu kembali." Kakashi mengangguk kemudian melangkah pergi.
Ia berbalik dan menatap atasannya itu, "Tuan Itachi, Nona Izumi menelepon anda. Saya permisi.." Setelah kepergian Kakashi, Itachi melirik ponselnya kemudian menjawab panggilan Izumi-kekasihnya-.
"Ya, sayang ada apa?" Kata sapaan Itachi pada Izumi di seberang sana.
...
"Kenapa tidak kau makan?" Sakura melirik Sasuke yang masih melamun memandangi makanannya. Ia tersentak kemudian menjawab, "Sejujurnya aku tidak suka pancake dan segala hal yang kelebihan gula... Aku minta maaf," Sasuke merasa bersalah pada Sakura, entahlah itu hanya reflek atau dia memang ingat tidak menyukai makanan manis.
Sakura hanya tersenyum kemudian mengambil pancake Sasuke dan memasukannya di kulkas. "Jadi, Sasuke apa yang ingin kau makan sebelum minum obatmu?" Tanya Sakura tanpa menatap Sasuke dan mengacak-acak isi kulkas.
"Aku ingin telur mata sapi dan... Jus tomat," Membayangkannya saja Sasuke sudah ingin meneteskan air liurnya, apalagi jika sudah ada dihadapannya?
"Apa? Tomat katamu?" beo Sakura yang membuat Sasuke mengedipkan matanya lucu.
"Baiklah tunggu sebentar akan kubuatkan..." Sakura kemudian berkutat lagi di dapur da Sasuke hanya melihatnya dari meja makan.
Beberapa menit kemudian makanan yang diinginkannya sudah ada di depannya dan benar saja, hal pertama yang ia tuju adalah jus tomatnya. "Apa kau begitu menyukai tomat, Sas?" Sasuke hanya mengangguk menjawab pertanyaan Sakura, karena masih sibuk dengan jus tomatnya.
"Entahlah. Kurasa begitu." jawabnya kemudian ketika jus tomatnya sudah tandas.
...
"Ibu, apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau Sasuke diculik Bu?" Naruto memelas dihadapan ibunya yang tengah sibuk dengan majalah bulanannya.
"Naruto, kau mengganggu ibu!" Kushina-Ibu Naruto- membentak putra kuningnya itu karena mengganggu waktu santainya.
"Ayolah bu, katakan sesuatu... Aku harus apa?" Naruto mendesah frustasi dan menjambaki rambut kuningnya.
"Minta bantuan dengan ayahmu sana. Pasti dia memiliki solusi untukmu.." Kushina sudah meredam emosinya kini mulai naik ke ubun-ubun lagi. Naruto yang menyadarinya segera berlari pergi ke ruang kerja ayahnya.
...
"Sekarang minum obatmu, Sas. " Sasuke hanya menurut saja dengan Sakura, ia sangat lelah hari ini karena Sakura mengajaknya berkeliling mall--meskipun Sakura yang berkeliling dan dia hanya duduk di kurai rodanya-- jadi Sasuke ingin segera tidur.
"Besok aku ada piket pagi, mungkin sampai jam dua siang. Kau tak apa kan sendirian di sini?" Sakura bertanya pada Sasuke setelah meletakkan gelas di nakas.
"Ah ya, ini untukmu-" Sakura menyerahkan ponsel itu pada Sasuke,
"-Aku sudah menulis nomorku disana, jika kau perlu bantuan kau bisa hubungi aku." Sasuke mengangguk paham setelahnya Sakura berlalu keluar dari kamar Sasuke.
...
Mikoto marah bukan main kepada Itachi dan Naruto saat ia tau Sasuke menghilang karena mereka. "Apa kalian sengaja membuat Sasuke hilang?!-" Hardik Mikoto pada Naruto.
"-Kau tahu, Itachi! Bahkan adikmu itu tidak bisa terluka! Bahkan jika ia tergores sedikit ia bisa mati!" Itachi hanya menunduk dan menyesali perbuatannya. "Kurasa kau memang ingin membunuhku, Itachi." Mikoto berbalik dengan napas tersengal, sambil memegang dadanya ia meninggalkan mereka dengan wajah yang begitu murka.
"Satu lagi, kuharap kau segera menemukan Sasuke jika kau tidak ingin menemukan mayatku!" Setelah itu Mikoto benar-benar pergi dari hadapan Itachi.
...
Maaf baru nongol... Hehe
Jaringan operator bangsatnya bukan main... Dan tugas kuliah juga banyaknya bukan main, jadi harap maklum.Enjoy it
Koreksi typo dan krisar membangun sangat Frei butuhkan. Sankyuu~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS [COMPLETE]
FanfictionSECOND STORY Aku mencintaimu, Sakura... ---------- Re-publish dengan beberapa tambahan. Kalo ngerasa gak srek bisa delete work ini dari library kalian. ?? Disclaimer: Mashashi Kishimoto