Sakura tiba di rumah sakit dan segera berlari menuju UGD memanggil bantuan. "Ginta bantu aku cepat, bawalah brankar ke mobilku cepat.." Pria yang dipanggil Gintapun mengangguk mengerti dan segera menuju mobil Sakura yang ada di depan lobi rumah sakit.
'Jika dugaanku benar pria itu mengidap hemofilia... Aku harus cepat...' Sakura bergegas ke UGD dan memesan ruang operasi darurat kepada suster jaga disana. Mengabaikan sapaan rekan-rekan kerja dan pasien rumah sakit, Sakura kembali ke mobilnya melihat Sasuke.
"Ginta cepat kita tidak punya banyak waktu." Dengan dibantu Ginta Sakura segera mendrong brangkar itu menuju UGD.
Sakura berdiri di samping Ginta yang sedang menangani Sasuke dan melihat semua tindakan yang di lakukan dokter muda itu. "Ginta, cek golongan darahnya kemudian beritahu Shizuka untuk membawa dua kantong darah. Diagnosisku dia pengidap hemofili dan anemia, ini sangat berbahaya. Cepat!" Ginta mengangguk dan segera mengambil sample darah Sasuke untuk di periksa.
...
"Ino, Hinata, kemana Sakura?" Naruto bertanya pada Ino dan Hinata yang duduk di kursi bar. "Dan ya, dimana anak itu?! Aku bisa dibunuh Bibi Mikoto kalau sampai—" Ucapan Naruto terpotong saat Ino memukul kepalanya, dan Hinata yang melihat itu hanya meringis.
"Anak itu? Siapa yang kau maksud Naruto?" tanya Hinata. "Oh Hinata, Ino, seharusnya kalian tahu siapa temanku, 'kan?" Naruto berkata frustasi.
"Temanmu yang mana? Temanmu banyak Naruto!" Sembur Ino yang mulai jengah dengan sikap Naruto yang bermain tebak-tebakan.
"Jangan bilang, Uchiha Sasuke?!" Ino berteriak histeris.
"Sasuke kau kemana?" Naruto bergumam sendiri dan pergi menjauhi gadis-gadis itu ,
mencari Sasuke. Ia menelepon ponsel pria itu, tapi hanya ada suara dengingan operator bicara. jadi bagaimana ia mencarinya?Akhirnya Naruto memilih mengelilingu klub itu, mulai dari parkiran sampai toilet. Dan nihil ia tak menemukan teman ravennya.
...
Setelah beberapa berjuang menyelamatkan Sasuke, Sakura akhirnya dapat bernapas lega setelah Ginta menjahit luka Sasuke dan memberinya transfusi darah. Selanjutnya, Sakura meminta dokter Kurenai yang merupakan gurunya dulu dan merupakan dokter syaraf untuk memeriksa Sasuke lebih lanjut. "Dia amnesia Sakura karena benturannya tadi, tapi aku tidak tahu apakah dia amnesia parsial atau total..." Sakura mendesah memikirkan bagaimana menghubungi keluarga Sasuke.
"Nggh... Ayah... Aku minta maaf..." Sasuke mengigau ditidurnya, dengan keringat dingin yang membasahi seluruh wajahnya, membuat Sakura menyentuh wajahnya membersihkan keringat itu.
"Dia... Tampan..." Sakura terus saja menyentuh sisi wajah pria itu dan terus terhanyut dalam pikirannya dan pesona pria di depannya.
...
Naruto masih mengelilingi klub itu mencari keberadaan Sasuke, bahkan ia juga mencari keluar klub menduga-duga jika Sasuke tidak tahan dengan bau-bau aneh yang ada di sana.
"Sialan, apa aku akan di kebiri bibi Mikoto?" Naruto mendesah frustasi karena takut Sasuke menghilang.
"Naruto, apa kau sudah menemukan Sasuke?" Tanya Hinata pada Naruto yang masih menunjukkan tampang frustrasinya.
Naruto hanya menggelengkan kepalanya, pria itu sudah kehilangan rasa mabuk dan pusingnya karena memikirkan Sasuke yang menghilang.
...
"Sasuke mana, Naruto?" Tanya Mikoto pada Naruto yang sedang tertunduk di hadapan Mikoto karena Itachi sudah kembali ke rumah utama.
"Bibi Mikoto maafkan aku..." Naruto meminta maaf masih dengan kepala menunduk.
"Sasuke... Dia... Dia... Dia hilang," Jawab Naruto tergagap.
"Apa maksudmu?"
"Sasuke hilang..." kata Naruto dengan lirih.
***
"Jadi namamu Sasuke?" tanya Sakura pada Sasuke setelah dua jam pria itu sadar.
Sasuke mengangguk, "Lalu dimana kau tinggal?" Sasuke menggeleng, ia tidak ingat apapun selain namanya dan semua kenangan buruknya. Ia tidak pernah tahu jika ia akan berakhir seperti ini.
Sakura mendesah, ia bingung menghadapi Sasuke yang hanya mengangguk dan menggeleng. Ia tidak mengatakan apapun atau bergerak selain mengangguk dan menggeleng. Sasuke masih perlu memahami semuanya, memahami siapa dirinya dan dimana ia sekarang.
Ia hanya mengenal Sakura, orang yang mengaku membawanya ke rumah sakit saat dia sedang sekarat di lobi bar. Hanya itu yang ia tahu dari Sakura sebelum ia berada di kamar kelas I rumah sakit ini.
"Sasuke, kau makan ya?" tawar Sakura entah yang keberapa kali pada pria itu. Ia hanya menatap jendela dan mencoba mengingat apapun tentangnya, keluarganya bahkan tentang teman-temannya.
"Kau harus makan, Sasuke. Kau akan bertambah sakit jika kau tidak mau makan." Sasuke masih diam, dia kini menatap Sakura yang sedang membawa sendok dan bubur dari rumah sakit tanpa ekspresi.
"Kau makan, ya. Aku tidak mau kau sakit..." Sakura berkata sekali lagi pada Sasuke dengan nada yang lebih lembut. Ini pertama kalinya bagi Sakura menghadapi orang yang amnesia, meskipun ia dokter.
Ajaib, Sasuke mengangguk dan mulai membuka mulutnya menyambut sendok yang berisi bubur dari tangan Sakura.
Dengan telaten dan perlahan, Sakura terus menyuapi Sasuke hingga bubur itu tersisa setengah dan Sasuke yang menggeleng tidak mau melanjutkan makannya lagi. "Sekarang minum obatmu," Sakura menyodorkan segelas air putih dan beberapa obat pada Sasuke dan Sasuke menerimanya kemudian meminumnya.
Sakura sudah melakukan semuanya, dan kini ia membiarkan Sasuke untuk kembali tidur dan dia kembali bertugas.
*
Note:
Sebuah alasan kenapa Sakura sendiri yang ngasih makan sama ngasih minum obat Sasuke. Ini karena kebetulan Sakura yang menjaga Sasuke dan aku menulis adegan itu sesuai dengan apa yang aku lihat di kenyataan di rumah sakit. Jadi Sakura itu cuma membantu minum obat yang udah di sediain sama rumah sakit di nakas Sasuke. Gitu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS [COMPLETE]
FanfictionSECOND STORY Aku mencintaimu, Sakura... ---------- Re-publish dengan beberapa tambahan. Kalo ngerasa gak srek bisa delete work ini dari library kalian. ?? Disclaimer: Mashashi Kishimoto