Aku menuruni tangga yang menghubungkan antara ruang utama dan lantai dua. Langkah kakiku yang tertatih khas membuat semua atensi orang-orang di rumaah ini beralih ke arahku. 'Tuan Muda Sasuke keluar dari kamarnya, itu yang dipikirkan.' mungkin itu yang para maid yang ada di rumah itu.
Ibu dan Itachi tersenyum melihatku keluar kamar setelah sekian lama. Ibu sampai terharu dan menitikkan air mata bahagiannya.
Melihatku duduk diantara mereka membuat Itachi mengukir senyum haru, apalagi saat melihat ibu begitu beraemangat mengambilkan makanan buatku.
"Selamat makan..."
...
Sakura, dokter muda di Rumah Sakit Universitas Konoha itu berjalan gontai menuju ruangannya setelah melakukan operasi pengangkatan tumor salah satu pasiennya.
Dokter 25 tahun, putri pemilik Pabrik Farmasi Haruno Kizashi itu berlatar belakang keluarga yang bergelut di bidang kesehatan.
Ayahnya pengusaha di bidang farmasi dan alat-alat kesehatan. Ibunya merupakan pejabat di kementerian Kesehatan, sedangkan Kakaknya merupakan founder Peduli Kanker di Jepang. Dengan latar belakang yang demikian membuatnya termotivasi untuk menjadi dokter.
...
From: Sasori
Pulanglah Sakura, ayah merindukanmu.Yang rindu ayah atau kau, kak?
From: Sasori
Yang rindu ayah, Saki. Kau sudah terlalu lama tinggal di luar rumah, Sakura. apa kau sudah lupa keluargamu?Sasori berengsek. Sakura mengumpat dalam hati dan meraih tas dan mantelnya bergegas pulang. Ia paling sensitif jika disinggung melupakan keluarganya, padahal kenyataannya tidak.
Dia hanya malas di rumah karena setiap ia pulang, rumahnya sangat sepi dan gelap.
...
"Bagaimana, rasanya?" Ibu bertanya padaku yang masih fokus pada makanan malamku.
"Enak." Aku menjawab singkat dan kemudian meminum jus tomat, jus favoritku cap tangan Ibu.
"Bagaimana rasanya keluar kamar, Sasuke? Itu yang ibu maksud.." Sasuke mendengus mendengar pertanyaan-tidak penting- dari ibunya.
"Biasa saja-terimakasih untuk makanannya." Aku beranjak dari meja makan dan kembali ke kamar, dengan Juugo yang mengekor di belakangku.
"Sasuke tu-" Ibu memanggilku dan aku hanya mengabaikannya.
...
"Aku pulang..." Sakura berteriak brutal di ruang tamu mansion Haruno, ayahnya yang baru kembali dari dapur dengan segelas jus jeruknyapun menoleh dan teraenyum lebar. Senyum kerinduan.
Kizashi merentangkan sebelh tangannya dan membiarkan Sakura berlari memeluknya. "Ayah, aku pulang.." Sakura memeluk erat leher Kizashi yang mengelus puncak anak perempuannya itu.
"Ayah mana Ibu?" Sakura bertanya pada Kizashi yang saat ini sedang membelai kucing kesayngannya.
"Ibu masih ada rapat di departemen kesehatan, kenapa?" Sakura hanya menggeleng dan kemudian bangkit mencium pipi ayahnya. "Ayah aku ke kamar dulu dan nanti malam aku akan ke club bersama teman-temanku, bye..." Sakura bergegas masuk ke dalam kamarnya yang sekitar empat bulan ia tinggalkan.
Sebenarnya dua tahun lalu, Kizashi dan Mebuki sangat melarang Sakura untuk tinggal terpisah dengan mereka terutama Sasori-sang kakak- yang sangat menentang keputusan adik gulalinya itu, mereka sampai diam-diaman tiga bulan hanya karena tidak mau mengalah, Sakura dengan keras kepalanya dan Sasori dengan rasa khawatirnya.
...
"Hitana ayolah... Aku sudah lama tidak ke klub. Kita ke klub milik Sai ya, kau ajak yang lain juga... Aku akan mengajak Naruto untukmu..." Sakura terus saja merayu Hinata yang sedang pusing dengan deadline London Fashion Week nya seminggu lagi.
"Oke! Jangan lupa ajak Ino juga. Aku mencintaimu Hinata..." Sakura mendesah setelah panggilan teleponnya dengan Hinata berakhir, sekarang yang harus ia lakukan adalah memaksa Naruto untuk ikut dengannya demi Hinata.
"Halo..."
"Naruto... Kau dimana sekarang?" Sakura menyembur Naruto tanpa basa basi.
"Apa maksudmu? Jelas saja aku ada di kantor, Sakura... Hari ini ada launching produk baru perusahaanku..."
"Boleh aku minta bantuanmu?" Naruto mengernyit heran karena seorang Sakura meminta pertolongannya.
"Minta tolong apa? Aku tidak mau jika kau memintaku untuk membantu membawa kardus-kardus obat bius milikmu, Sakura! Tidak akan pernah!!" Suara ketakutan dan amarah Naruto terdengar jelas dari suaranya bahwa pria itu menolak.
Dulu pernah Sakura menelepon Naruto sambil menangis meminta tolong, dengam panik Naruto bergegas menuju ke rumah gadis merah jambu itu dan setelah sampai zonk! Dia hanya disuruh untuk mengangkat puluhan kardus obat bius. WTF Sakura.
"Halo? Naruto kau masih disana?" Sakura memanggil Naruto karena ridak ada jawaban.
"Ayolah kali ini pasti menyenangkan, kau cukup ke klub milik Sai dan kita akan berpesta disana bersama Hinata Hime pacarmu itu...." Sakura menggoda Naruto dengan iming-iming Hinata.
Suara dengusan terdengar jelas dan Naruto akhirnya mengiyakan permintaan Sakura.
...
"Apa ada masalah, Naruto?"
"Tidak ada, kak Itachi. Aku hanya tidak habis pikir dengan temanku, dia selalu menindas dan memaksaku.." Naruto mengeluh oada Itachi tentang perlakuan Sakura padanya.
"Lalu?" Itachi mengangkat sebelah alisnya memancing Naruto.
"Setelah acara ini selesai dia memintaku datang ke klub..." Naruto mengusap kasar wajahnya.
"Bisa kau ajak Sasuke?" Mata Naruto membulat dengan mulut yang menganga terkejut, "Dia sudah pulang kak?" Itachi hanya meringis mendengar pertanyaan teman adiknya itu.
"Tapi... Apa tidak apa-apa mengajaknya ke klub?"
"Tidak apa-apa... Kupikir dia merindukanmu," Itachi terkekeh sambil berlalu keluar dari ruangan Naruto.
...
Koreksi typo, keep voment(s)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS [COMPLETE]
FanfictionSECOND STORY Aku mencintaimu, Sakura... ---------- Re-publish dengan beberapa tambahan. Kalo ngerasa gak srek bisa delete work ini dari library kalian. ?? Disclaimer: Mashashi Kishimoto