17

3.6K 297 13
                                    

"Bagaimana?" Tanya Itachi pada Sasuke yang kini sedang berada di balkon kamarnya yang menghadap taman belakang mansion Uchiha.

"Apanya?" Tanya Sasuke bingung.

"Semuanya.."

"Aku cukup merasa aneh, tapi aku menyukainya.." Jawab Sasuke ambigu. Itachi hanya mengerutkan keningnya dan sedetik kemudian mengedikkan bahunya tidak peduli dan keluar kamar Sasuke.

*

Sejak kepulangannya ke rumah, ia terua memikirkan Sakura. Gadis itu bagaimana keadaannya? Apa dia kelelahan? Kenapa Sasuke khawatir? Karena Sasuke tahu kebiasaan gadis itu jika ia terlalu lelah bekerja. Bahkan jika seandainya ia tersandung meja ruang tamunya bisa dipastikan meja itu akan terbelah dua karena makian dan aura seram dari Sakura.

Sejak tadi ia terus berpikir sedang apa Sakura sekarang? Ia merasa rindu... sejak kejadian itu akhirnya ia menyatakan perasaannya pada Sakura dan memutuskan untuk berkencan dengan dokter cantik itu.

To: Sakura

Kurindu...

From: Sakura

Jangan berlebihan, bahkan ini belum genap tiga jam kita berpisah, Sas..

Sasuke terkekeh kecil membaca pesan balasan dari Sakura, ia seperti remaja yang baru pertama kali berkencan rasanya.

Kemudian ia kembali meletakan ponselnya diatas nakas dan keluar dari kamarnya untuk menemui ibunya.

*

"Sakura..." Hinata memanggil Sakura sambil melambaikan tangannya sebagai isyarat. Memang waktu ini mereka berjanji untuk bertemu untuk membicarakan hubungan Sakura dengan Sasuke. Berlebihan tidak sih menceritakan pacar baru pada temanmu sendiri? batin Sakura menjerit-jerit.

"Mana Ino?" Tanya Sakura yang kini sudah duduk di hadapan Hinata.

"Mungkin sebentar lagi datang, dia masih ada pemotretan, Saku.." Jelas kekasih Naruto itu.

Lonceng pintu kafe berdenting menandakan ada pelanggan yang masuk ke dalam kafe, sontak kedua gadis berbeda iris itu menoleh ke arah pintu dan mendapati Ino yang dengan gaya--tebar pesonanya-- yang fashionable. "disini, Pig!" Sakura menyeru gadis Yamanaka itu untuk menuju ke arah mereka.

"Kau... kenapa kau lama sekali?!" Sembur Sakura saat Ino baru saja mendudukan diri samping Hinata.

"Hinata, kuharap gaunku sudah jadi besok.." Ino berbicara pada Hinata tanpa memedulikan aura Sakura yang mulai menggelap.

"Sudah jadi sejak empat hari, Ino--" Ucapan Hinata terhenti karena Sakura yang sejak di abaikan mereka berdua.

"Apa kalian masih menganggapku teman kalian?! Jadi untuk apa kita janjian disini?!" Sakura berteriak pada kedua temannya,

"Te-tentu saja kita berkumpul untuk bertukar kabar Sakura.." Hinata menjawab dengan gagap karena bentakan Sakura barusan.

"Hei, Jidat, kau tahu gaun itu sangat penting bagiku, karena aku akan menggunakannya di pesta tunanganku minggu depan dengan Sai--" 

"Sialan kau, Pig. Kau mau bertunangan dan aku tidak tahu. Oke sekarang aku tahu jika aku bukan benar-benar teman kalian. dasar!" Sakura mencibir Ino secara terang-terangan dan itu membuat Ino berdecak malas melihat akting murahan Sakura. Sementara Hinata, ia hanya bingung memikirkan cara melerai kedua gadis tangguh itu.

"Aku baru saja memberitahumu, Jidat. Jika aku tidak berniat memberitahumu, untuk apa aku mengosongkan jadwalku untuk bertemu kalian, hm?" skak mat. Sakura kini hanya bisa terkekeh canggung karena aktingnya diketahui Ino begitu mudah.

"Kau memang aktris hebat, Ino, Bahkan kau tahu, jika aku hanya pura-pura. wkwkw" Akhirnya aura canggung dan gelap itu sirna ketika Sakur membongkar kebodohannya sendiri. Dan Hinata, si designer cantik itupun mendesah lega.

"AKu turut senang mendengarnya, Ino. Selamat atas pertunanganmu dengan Shimura-san ya.." Hinata berkata tulus pada HInata.

"Selamat ya Jidat, akhirnya kau akan menikah dengan Sai si barista itu.." Sakura ikut memekik senang dengan kabar yang di bawa Ino itu.

"Panggil Sai saja Hinata, aku kan menikah dengan Sai, bukan dengan Danzou-sama. Dan Sakura, Sai bukan barista tapi dia akan jadi pewaris Danzou's property. Aku memberitahumu agar kau tidak mengatainya lagi." Ino mendecih malas ketika mendengar kata-kata dari Sakura dan Hinata.

"Oh iya, Hinata kau tahu, Uchiha Sasuke 'kan?" Tanya Sakura memulai pembicaraannya.

"Iya aku tahu, dia yang hilang sebulan itu kan? kudengar kau yang merawatnya selama ini..." Jawab Ino cepat mendahului Hinata yang akan membuka mulutnya.

"Sekarang kami berkencan..." Sakura berkata girang dengan nada yang sangat terdengar bahagia.

"Sungguh, Sakura kau-- Aku tidak percaya ini.." Hinata bangkit dari duduknya dan menarik bahu Sakura untuk lebih dekat dengannya.

"Aku serius, baru tiga hari yang lalu.." Sakura kemudian menunduk malu setelah menjelaskan kapan mereka berkencan.

"Woah. Sekarang statusmu sudah berubah ya..." Ino menggoda Sakura yang masih mengontrol rona merah yang semakin jelas di pipinya bahkan hingga sampai ke telinga dan leher gadis itu.

"Apa maksudmu?" tanya Sakura yang merasa aneh dengan perkataan Ino.

"Aku hamya berbicara tentang statusmu yang dulu, Dokter muda nyentrik yang tidak ada yang melirik." Ino tersentum puas ketika Sakura melotot padanya.

"Sakura selamat ya... Kuharap kalian akan terus bersama-sama dan berakhir bahagia," Hinata berdoa tulus untuk Sakure.

"Terima kasih, ya. Kurasa kalian memang teman terbaikku.." Sakura kemudian bangkit dan menuju ke arah Hinata dan Ino, lalu memeluk keduanya.

*

"Jadi sekarang mulailah untuk mengingat ingatanmu, sedikit-sedikt Sasuke. Jangan dipaksa oke?" Jelas Mikoto yang sedang duduk di sisi putra bungsunya itu sambil terus mengelus pelan rambut gelap putranya itu.

Sasuke hanya mengangguk dan memikirkan apa yang dikatakan ibunya. Memulai dirinya untuk berusaha mengingat masa lalunya. Lalu bagaimana jika kenangan-kenangannya bukanlah kenangan yang indah untuk diingat kembali? bgaimana jika kenangan itu menghancurkan kebahagiaan yang kini ia rasakan? hanya memikirkannya membuat Sasuke jengah sendiri.

***

Haloha... buat readers yang punya saran buat ending ini yok, segera penuhi kolom komentarnya ^^

vote don't forget it ^o^

HOPELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang