"Ibu... Kenapa Sasuke melakukan self-harming lagi, bu?" Setelah duduk di ruang tamu, Itachi langsung bertanya pada ibunya.
"Entahlah Itachi... Aku tidak tahu, kurasa sekarang sudah saatnya Sasuke melihat dunia kembali.." Mikoto menatap lirih Itachi yang ada di sampingnya dan mulai menitikkan air mata.
"Ya ibu, kau benar. Lalu bagaimana tentang wasiat ayah, Bu?—Apa Sasuke juga sudah tahu tentang penyakitnya itu?" Itachi bertanya hati-hati pada Mikoto, takut melukai wanita itu.
Mikoto hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Itachi. "Aku takut dia kehilangan harapannya—"
"—Kau juga tahu sendiri jika penyakit Sasuke tidak bisa sembuh, Itachi.." Mikoto bangkit dari duduknya dan menuju ke teras belakang mansion Uchiha.
Itachi tahu dan sangat sadar, bahwa keputusannya sangat egois. Sasuke pada saat itu hanya seorang remaja yang naif dan polos.
...
"Bagaimana persiapan pernikahanmu dengan Izumi? Setidaknya sekali saja ajak dia menemui Sasuke biarkan ia melihat kakak iparnya—sudah lama mereka tidak bertemu..." Mikoto duduk di bangku belakang rumahnya dengan Itachi yang bersimpuh di hadapan Mikoto. Itachi tersenyum teduh pada Mikoto.
"Sudah 80 persen, Ibu... Kami tinggal memeriksa katering dan menyebarkan undanyan. Maaf aku tak bisa melibatkan Ibu karena harus menjaga Sasuke..." Itachi menunduk dan menyembunyikan wajahnya di atas paha Mikoto.
"Ah... Semoga lancar ya, Itachi. Seharusnya Ibu yang minta maaf karena Ibu tak bisa membantumu dan membiarkaanmu menyiapkan pernikahanmu sendiri..." Mikoto mengelus puncak kepala Itachi dengan sayang.
...
"Sasuke duduk di kursi rodamu." Itachi menyuruh Sasuke untuk duduk di kursi rodanya, namun mendapat penolakan dari empunya.
"Aku tidak cacat, Kak. Lagipula rumah sakit tidak sejauh itu, dan kita menggunakan mobil." Tukas Sasuke yang kemudian melangkah hati-hati dengn papahan Mikoto, Itachi hanya tersenyum lirih dengan Mikoto yang sudah menuntun Sasuke untuk keluar rumah.
"Akhirnya aku bisa menghirup udara bebas lagi setelah tiga tahun—hhh..." Sasuke menghirup napas panjang dan meringis di akhirnya.
Sebenarnya Sasuke tidak bisa berdiri atau bahkan berjalan terlalu lama karena kecelakaannya enam tahun lalu yang membuat kaki kanannya cidera permanen. Sasuke pria itu, mengeluh sakit di kaki kanannya yang dulu terjepit karena kecelakaan itu hingga terkadang ia harus duduk di kursi roda jika kaki itu kembali kebas.
Hingga pada akhirnya Fugaku menyekap anak bungsunya di dalam kamarnya di lantai dua seperti Rapunzel karena takut Sasuke kembalo terlibat masalah.
...
"Tuan Fugaku, karena terjepit saat kecelakaan itu, kaki kanan Tuan Muda Sasuke mengalami cidera yang cukup serius dan permanen Tuan—" Ucapan dokter muda itu dipotong oleh Fugaku sebelum selesai.
"Apa katamu? Cidera? Apa itu artinya Sasuke akan cacat? Apa bisa disembuhkan? Aku akan membayar berapapun demi kesembuhan Sasuke.."
"Tuan tenang saja Tuan Muda Sasuke tidak cacat— sebenarnya bisa saja Tuan Sasuke di operasi. tapi mengingat Tuan Sasuke memliki riwayat hemofilia yang membuat darah sulit membeku saat terluka—"
"Itu sebabnya dia tidak bisa dioperasi. Kami tidak mau mengambil tindakan yang merugikan pihak rumah sakit dan keselamatan Tuan Muda Sasuke sendiri, Tuan..."
Fugaku terkejut mendengar ucapan dokter muda tersebut. Sedangkan Mikoto sudah menunduk terisak menangisi nasib anaknya yang malang.
...
Sasuke sadar dua hari setelah kecelakaan yang merampas semua impiannya. Impiannya untuk masuk kuliah hancur sudah karena nanti ayahnya akan menghukumnya. Ia tidak tahu bahwa setelah dia kecelakaan, kamarnya yang sudah seperti hotel suit room itu akn menjadi penjara untuknya.
"Ibu... Nggh..." Sasuke meringis merasakan kakinya yang digips terasa ngilu dan kebas.
"Kau sudah bangun, Sasuke?" Suara keras Itachi memenuhi ruang dengar Sasuke, Mikoto menggeliat mendengar teriakan Itachi.
"Sayang... Kau sudah bangun?" Air muka Mikoto seketika berubah khawatir melihat Sasuke yang terlihat menahan sakit.
"Ada yang sakit, apa perlu ibu panggilkan dokter?—-Oh atau kau butuh sesuatu?" Raut khawatir jelas terpancar dari wajah Mikoto, Sasuke hanya menggeleng lemah.
"Berapa lama aku tidur, bu?" Sasuke bertanya pada Mikoto yang sedang membasuh tubuh Sasuke dengan handuk basah.
"Hmmm.. Sudah sekitar dua hari dan ini hari ketigamu disini." Jawab Mikoto yang masih fokus mengelap lengan kanan Sasuke.
...
Setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit, Sasuke pulang bersama Itachi dan Mikoto yang mendorongnya-di kursi roda-.
"Itachi, kau akan menginap malam ini?" Mikoto bertanya penuh harap kepada anak sulungnya.
"Maaf bu, kali ini aku tidak bisa menginap lagi. Aku harus bersiap untuk terbang ke London besok..." Itachi menjawab pertanyaan ibunya dengan nada penyesalan. Sedangkan ibunya hanya menyorotkan raut wajah kecewa.
Itachi memang tidak seruma dengan Ibunya. sejak Madara ke Jerman mansion itu kosong dan berakhirlah pada Itachi yang menempatinya karena ia merupakan pewaris Uchiha.
Sementara Mikoto dan Itachi mengobrolkan banyak hal yang tidak Sasuke peduli, ia justru fokus pada jalanan di luar jendela mobilnya melihat aktivitas orang-orang dari balik mobil.
Lampu merah di crossroad memghentikan laju kendaraan di sana. Dengan cekatan penduduk Jepang yang telah pulang kantor atau sekolah menyeberang dengan cepat. Namun diantara semua orang disini ia menemukan sosok wanita aneh yang meminta penuh atensinya.
Gadis pink. Bukan badannya yang pink seperti flaminggo, tapi gadis dengan rambut berwarna pink yang sangat indah berpadu dengan iris emerald yang menghanyutkan. Batin Sasuke berteriak memuji wanita yang sedang membantu orang tua di sebelahnya menyeberang.
Sasuke terus melihat gadis itu hingga ia berakhir di seberang jalan dan lampu hijau menyala.
...
Langit malam ini terasa begitu indah bagi Sasuke, baginya ini merupakan hari terbaiknya lebih tepatnya senja terbaiknya apalagi setelah bertemu—-melihat—dengan gadis musim semi tadi, rasanya angin musim gugur yang dingin itu menghangatkan hatinya hanya karena melihat gadis tadi.
"Tuan Muda..." Suara dibalik pintu kamarnya menyadarkan Sasuke sepenuhnya. Beranjak dari balkon kamarnya ia bergegas membuka pintu kamarnya.
"Ada apa, Juugo?" Pria itu hanya tersenyum mendengar jawaban dari tuannya. Sasuke mendengus melihat senyum Juugo.
"Anda dipanggil Nyonya Mikoto untuk turun makan malam..." Sasuke amat terkejut dengan perkataan Juugo barusan.
Ia, Uchiha Sasuke terkejut dengan ucapan Juugo dan segera beranjak untuk turun ke meja makan. Dengan di papah Juugo.
...
Eni's note:
Mungkin banyak kalian berpikir cerita ini membosankan dan "kenapa Sakura belum muncul?" Saya ingin menjelaskan disini bahwa mungkin ini chap terakhir yang 'hanya' menceritakan Sasuke, dan di chap yang akan datang Sasusaku will meet *yaayVote+comment
Sankyuu~~
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS [COMPLETE]
FanfictionSECOND STORY Aku mencintaimu, Sakura... ---------- Re-publish dengan beberapa tambahan. Kalo ngerasa gak srek bisa delete work ini dari library kalian. ?? Disclaimer: Mashashi Kishimoto