18

3.6K 278 7
                                    

Setelah makan malam, SAsuke bergegas kembali ke kamarnya dan kini ia telah berakhir dengan berada di balkon kamarnya. menikmati angin yang berhembus ringan menerpa wajahnya, Sasuke mulai menanamkan sugesti pada dirinya untuk mengingat-ingat masa lalunya yang menghilang karena amnesia yang dialaminya.

"Ayo, Sas. Kau pasti bisa!" berkali-kali ia menyugesti dirinya, memotivasi untuk mengingat memori itu.

"Kau dilarang keluar rumah, bahkan dari kamar ini Uchiha Sasuke!"

"Sayang kau tidak boleh seperti itu pada Sasuke!"

Sepotong kalimat dan kenangan itu kembali. membawa kebingungan bagi Sasuke, kenapa ia bisa seperti Rapunzel? yang bahkan dilarang untk keluar dari kamarnya.

Kamar mandi. Wajah sedih Ibu. Suara bentakan ayah dan raut kecewa Itachi.

Lagi. bayangan itu kembali muncul, dengan lebih abstrak dan tidak jelas. Sasuke semakin pusing dan kebingungan dengan apa yang dilihatnya tadi. kepalanya berdenyut hebat dan tubuhnya kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya ia jatuh terduduk di lantai marmer balkon kamarnya.

"Ada apa dengan semua itu?"

"Apa hubungannya dengan ibu?" Sasuke bertanya-tanya dalam hatinya sambil masuk ke dalam kamar mandinya.

Sasuke bangkit dari duduknya kemudian ia masuk ke kamarnya dan meraih ponselnya yang ada di nakas samping ranjangnya. Membuka ponselnya hingga akhirnya ia mendial up nomor seseorang.

"Halo?" Sapa orang diujung telepon itu,

Diam. Sasuke masih diam mendengarkan hembusan napas dari orang di seberang teleponnya.

"Halo, Sasuke? Kenapa?" Sakura bertanya lagi pada Sasuke.

Sasuke yang baru tersadar dari lamunannya dengan buru-buru menjawab panggilan dari Sakura yang sudah ia abaikan lebih dari dua menit. " Iya, Sakura?" Jawab Sasuke sangsi,

"Ada apa?" Tanya Sakura pada Sasuke.

"Apa kau ada jadwal besok? Aku ingin bicara penting padamu, pukul dua, bisa? di kafe dekat apartmentmu itu." Tanya SAsuke to the point

"Sepertinya tidak ada. Baiklah besok jam dua, okay?" Sakura mencoba mengingat jadwalnya esok hari yang nyatanya tidak sepadat dua bulan yang lalu.

"Tapi apa yang ingin kau bicarakan?" Sakura bertanya kembali dengan penasaran.

"Besok aku akan memberitahumu. Baiklah, Sampai jumpa besok" Klik. PAnggilan Sasuke pada Sakura berakhir dengan menyisakan Sakura yang masih bingung.

***

"Bagaimana persiapan pernikahanmu?" TAnya Mikoto pada Itachi yang duduk di ruang keluarga bersama ibunya itu.

"Sudah siap ibu, bahkan kamu tinggal menunggu tiga puluh jam lagi..." Jawab Itachi santai,

"Syukurlah, Ibu senang akhirnya kau akan menikah juga... Itachi," Mikoto menghambur ke pelukan putr sulungnya itu. Merasakan pelukan itachi yang hangatnya hampir sama dengan pelukan Fugaku.

"Lalu kenapa ibu, melarangku menikah sejak dulu?" TAnya Itachi dengan mode setengah merajuknya.

"Dasa, anak bodoh! Bagaimana bisa ibu tersenyum mengnyalami para tamu sedang adikmu tidak tau ia ada dimana!" Mikoto mengurai pelukannya dan beralih memukul-mukul anak pertamanya itu dengan bantal dofa yang ada di sana.

*

Sakura sudah tiba di depan gedung apartmennya dan bersia untuk menyebrang ke kafe yang ia janjikan bersama Sasuke semalam. Dengan dandanan cantik dan dress sifon berwarna toska sangat membuatnya terlihat sempurna, kaki putihnya dibalut dengan sneakers adidas Superstrar berwarna putih yang makin membuatnya terlihat cantik luar biasa.

Di lampu merah ketika ia akan menyebrang, ia sudah melihat SAsuke yang sudah duduk di dalam kafe di tepi jendela. Sakura yang melihat itu segera bergegas menghampiri Sasuke.

BRAKK

*

HOPELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang