20

4.5K 276 34
                                    

Hari-hari berlalu, dan Sakura masih belum juga sadarkan diri. Setiap harinya Sasuke datang ke ruangan Sakura untuk menjaga gadis itu. Hingga tanpa terasa hari ini adalah hari jadi ke seratus mereka.

"Selamat hari jadi yang ke seratus, Sakura." Sasuke meletakkan bunga di atas nakas gadis itu kemudian duduk dan memegang tangannya yang dingin.

"Kau sudah tidur selama itu, apa kau tidak lelah?" Tanya Sasuke lagi.

"Aku selalu datang kemari setiap hari, sampai ibu sering memarahiku karena aku jarang di rumah...hehe" Tawa sumbang mengakhiri kalimat Sasuke. Setelah tawanya selesai hanya keheningan yang menyelimuti ruangan itu.

Sasuke hanya memandangi gadis itu dengan tatapan sedih dan sendu, berpikir apakah Sakura tidak ingin bangun dan menikmati kehidupannya bersamanya? Ataukah Sakura masih menunggu pangeran berkuda putih datang untuk menciumnya? Pikiran Sasuke yang terkhir membuatnya terkekeh sendiri dan dengan cepat membawanya kembali ke kenyataan bahwa disini tidak mungkin ada pangeran berkuda putih.

*

Sore menjelang, dan tepat pukul empat sore setiap harinya, Sasuke akan pergi dari kamar Sakura dan pulang. Membawanya tubuh dan hatinya yang semakin hancur setiap hari karena melihat kemalangan Sakura.

"aku pulang dulu, aku janji besok akan datang lagi..." Sasuke berpamitan pada Sakura yang bahkan tidak merespon apapun. Menatap gadisnya sejenak, kemudian Sasuke membungkuk untuk mencium kening lebar gadisnya. Lama, dan setitik air mata jatuh ke pipi putih gadis itu.

"Sampai jumpa besok, aku mencintaimu.." setelah berkata seperti itu, Sasuke bergegas pergi karena ia melihat Kakashi-asisten Itachi yang sudah menunggunya di depan pintu kamar Sakura.

*

Disini sangat indah, dengan ayunan kecil yang menggantung di pohon Ginko, rumah-rumah kayu yang terasa hangat dengan asap perapian yang mengepul melalui cerobong asap. Sungai kecil yang seolah menjadi parit untuk rumah kayu itu. Tenang, hening dan menyenangkan.

Hal ini membuatku sangat nyaman dan aku tidak ingin pergi kemanapun. Seolah disini adalah memang tempatku. Sakura membatin dangan senyum yang terpatri di wajahnya.

Sakura tidak tahu sudah berapa lama ia meninggalkan semua orang, meninggalkan Sasuke dan tanggungjawabnya di rumah sakit. Satu jam? Satu hari? Satu tahun? Entahlah.

Setiap saatnya Sakura selalu terbangun dengan keadaan air mata yang mengalir deras tanpa disadari, sejak ia disini setiap pagi ketika Sakura terbangun ia selalu seperti itu.

Saat pertama kali Sakura sampai di tempat ini ia sangat terkejut, karena ia melihat banyak foto-fotonya dan Sasuke dipajang disini. Dan foto yang paling membuatnya terkejut adalah fotonya dan Sasuke yang berfoto dengan seorang anak kecil yang... entahlah tapi dia sangat mirip dengan Sasuke. Apa itu adiknya? Atau bahkan putrinya? Tapi itu anak siapa?

Sakura tidak berani membayangkan terlalu jauh, jika memang Sasuke sudah memiliki anak, berarti selama ini dia membohonginya? Kenapa Sakura tiba-tiba merasa saja hancur?

"Aku pulang..."

"Mama... aku pulang.." teriakan dari ruang depan membuat Sakura kembali pada kenyataan dan dengan refleks menyambut mereka.

"Selamat datang kembali..." Sakura memeluk gadis kecil yang ia lihat mirip dengan anak kecil yang ada di foto kemudian ia memeluk Sasuke.

"Kalian sudah kembali?" Tanya Sakura sambil mengambil alih tas kerja dan jas pria itu.

"Iya mama. Aku sangat benci jika Papa datang ke sekolahku, dia pasti akan tebar pesona dengan senior-seniorku." Cibir gadis itu pada Sasuke yang hanya membuat Sasuke mendecih.

HOPELESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang