Mata Aida perlahan mulai terbuka perlahan, kepalanya masih merasakan pusing, pandanganya masih kabur, semuanya samar-samar, perlahan dia mulai melihat sesosok wanita yang sedang berada dihadapannya.
"Akhirnya lo bangun juga,Da. Gue khawatir banget, Da." Oceh Vierna setelah melihat Aida mulai tersadar dari pingsanya.
"Aku dimana Vier?" Tanya Aida.
"Lo di klinik, Da. Tadi ada kakak Tingkat yang nganterin lo kesini." Jelas Vierna.
"Kakak tingkat?, siapa?" Tanya Aida penasaran.
"Kagak tau gue. Tapi denger-denger dia kakak tingkat kita."
"Ohh.... Astaga ini jam berapa Vier?" Tanya Aida panik.
"18:30." Jawab Vierna sembari melihat jam di Handphonenya.
"Gila Vier, ibu aku nunggu aku di rumah, pasti ibu lagi khawatir aku belum pulang. Anteri aku pulang yuk!" Ajak Aida panik.
"Iya.... sini gue bantuin lo bangun." Ujar Vierna sambil bantu Aida bangun.
Aida pun pulang bersama Vierna yang dijemput oleh supir pribadinya.
Di tengah perjalan Vierna memberi tahu suatu hal tentang Arsad.
"Oh ya, Da. Tadi Arsad kirim salam katanya maaf dia nggak bisa nemenin lo, dia di telephone orang tuannya, katanya penting." Jelas Vierna.
"Ehmmm... iya Vier." Jawab Aida datar. Dipikirannya sekarang hanya ada kejadian tadi sore di perpustakaan kampus yang membuatnya pingsan.
***
Keesokan harinya Aida berangkat kampus, namun hari ini ada yang kurang menurut Aida. Arsad tak datang menjemputnya. Ia memutuskan untuk berangkat jalan kaki kali ini, langkahnya pelan tapi pasti, namun dalam hatinya masih berharap Arsad akan datang menjemputnya seperti biasa.
"Kamu kemana sih, Sad?" Batin Aida.
Tiba-tiba sebuah mobil datang dan berhenti tepat disamping Aida. Kaca mobil tersebut kian lama kian menurun dan terlihatlah seseorang yang sepertinya Aida pernah bertemu dengnnya.
"Hai... lo Aida kan?" Tanya cowok gagah tersebut.
"I-iya." Jawab Aida.
"Gue Abihasan, lo bisa panggil gue Abi. Gue yang nganterin lo ke klinil." Jelas aby.
"Ohh kakak, sebelumnya terima kasih kak udah bawa Ida ke klinik, nggak tau kalau nggak ada kakak gimana jadinya." Aida ucapkan terima kasih.
"Sama-sama, kebetulan aja gue lagi lewat sana. Lo mau ke kampuskan?"
"Iya kak."
"Bareng gue aja!" Ajak Abi.
"Nggak usah kak, Ida jalan aja." Tolak Aida.
"Udah buruan naik. Kita juga ke kampus yang sama."
"Iya deh kak." Aida mengiyakan dan ia pun menaiki mobil hitam yang dikendarai Abi. Mobil itu pun melaju kencang setelah Aida menutup pintu mobil tersebut.
Sementara di belakang tampak Arsad tengah kecewa melihat Aida telah diantar oleh orang lain. Rasa kesal, kecewa dan cemburu bercampur hingga menjadi sebuah amarah kekesalan dihati Arsad.
***"Lo kenapa sih bro? Muka lo ditekuk terus dari tadi, lagi datang bulan lo ya?" Tanya Arnold ke Arsad.
"Resek lo bro." Jawab Arsad sambil memukul badan Arnold dengan topi hitam yang ia kenakan.
"Gua lagi galau nold." Arsad mulai membuka mulut.
"Galau kenapa lo?, Cerita!" Perintah Arnold sambil ka membenarkan posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESOK
Fiksi RemajaBerawal dari hukuman diawal Ospek karena keterlambatan, disanalah Aida dan Arsad bertemu. Arsad sesosok Mahasiswa Kaya namun tak menunjukkan kekayaannya sedakan Aida mahasiswi sederhana namun kecantikannya mengalahkan kecantikan Bintang Kampus dikam...