Ada Rasa

220 25 6
                                    

Arsad mengetuk-ngetukkan jari tangannya pada sebuah kursi di ruanh tamu rumah Aida. Sementara hatinya sudah tak sabar ingin berjumpa dengan Aida.

Selang beberapa menit Aida keluar dari kamarnya, mata Arsad tak bisa berpaling melihat Aida yang sangat cantik mengenakan celana jins hitam dan dipadukan dengan atasan abu-abu bercorak bunga-bunga merah. Rambutnya digerai dan sebuah bando selaras dengan warna bajunya menambah kecantikan Aida.

"Lo cantik, Da." Tanpa sadar Arsad mengucapkan kalimat itu.

"Apa.... Sad?" Aida pura-pura tak mendengarnya.

"E-eh... Nggak, udahkan? berangkat yuk!"

"Pamitan ke ibu dulu yuk!"

Mereka berdua pun menghampiri ibu Aida yang sedang sibuk dengan pesanan bajunya.
"Kalian jangan pulang malam-malam!"

"Siap bu... Saya janji bakala bawa Aida pulang tepat waktu."

"Ya sudah ibu percaya... Kalian hati-hati ya!"

Mereka berdua pun pergi dengan sepeda gayung yang di bawa Arsad dari rumahnya.

"Mau kemana kita?" Tanya Aida.

"Kemana ya?"

"Kamu ngaja aku keluar tanpa tujuan?"

"Udah kagak usah bawel. Ikut gue aja!"

"Nyebelin banget sih kamu."

Tak perlu lama menuju tempat yang dimaksud Arsad. Hanya butuh waktu 20 menit saja mereka telah sampai.

"Kita sampai." Ujar Arsad

Aida melihat sekelilingnya, matanya mulai berkaca-kaca, ia ingat saat-saat bersama Ayahnya.

"Pasar malam?" Ujar Aida sesaat.

"Lo kenapa?" Arsad heran dengan raut wajah Aida yang berubah.

"Aku ingat Almarhum Ayah, Sad."

"Maaf, gua nggak maksud buat lo mengingat masa itu. Kita cari tempat lain yuk."

"Nggak usah Sad, aku pengen ngulang masa itu lagi, walaupun rasanya tak akan sama."

"Ok... lo mau kemana dulu?"

"Aku mau nyoba tas gantung itu!"

"Ok... Lest Go!, gua janji gua bakalan bikin lo senang hari ini." Janji Arsad yang dibalas senyuman oleh Aida.

Mereka berdua pun menaiki permainan tersebut, selepas itu mereka berdua mengelilingi seluruh area pasar malam tersebut, sampai akhirnya mereka berdua berhenti di depan penjual Ice Cream.

"Bentar ya?" Ujar Arsad sambil melangkah menuju penjual Ice Cream.

"Bang... Ice Cream coklat dua!" Pesan Arsad sambil memberikan uang selembar sepuluh ribuan kepada abang penjual Ice Creamnya.

"Nih... Buat lo."

"Ice Cream Coklat?"

"Iya... Kenapa?"

"Nggak, kamu kok tahu aku suka coklat?"

"Gua gitu, apapun tentang lo, gua tahu."

"Mulai gombalnya."

"Ha...Ha...Ha..." Tawa Arsad yang disusul oleh Aida.

"Da..." Tiba Arsad memanggil Aida.

"Iya..."

"Diem bentar!" Kata Arsad sambil tangannya membenarkan Ice Cream disekitar bibir Aida yang belepotan.

"Tuhan, Cantiknya makhluk ciptaan mu ini." Batin Arsad.

ESOK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang