Di koridor kampus nampak Aida, Yana dan Arnold sedang menunggu Arsad. Rasa takut akan Siska kini berubah menjadi rasa takut akan keadaan Arsad saat ini, entah rasa khawatir itu tiba-tiba muncul.
"Bentar gue telpon Arsad dulu, aku takut dia mengalami sesuatu." Ujar Arnold pada kedua cewek yang bersamanya tersebut.
"Emang dia nggak pamit sama lo Da, dia pergi kemana gitu?" Tanya Yana Penasaran.
"Nggak Yan, tadi dia itu lagi istirahat di ruang istirahat, eh pas aku mau ngajak dia pulang udah kosong tuh tempat. Tapi..." Jawab Aida dan ia teringat bahwa barang-barang Arsad masih ada diruang itu.
"Tapi apa Da?" Tanya Yana penasaran.
"Tapi tadi aku lihat barang-barangnya masih ada disana. Bentar aku cek kesana lagi." Jawab Aida sambil mencoba berlari keruang istirahat para calon Bintang dan Bulan Kampus, namun niatnya itu dicegah oleh Arnold.
"Tunggu Da!" Teriak Arnold mencegah Aida untuk pergi.
"Bentar Nold, Aku mau mastiin Arsad masih disana atau nggak." Jawab Aida.
"Arsad Udah pergi, dia lagi dirumah sakit sekarang." Jelas Arnold.
"Rumah Sakit?" Yana terkejut mendengar kalimat tersebut.
"Arsad kenapa Nold, dia nggak papa kan?" Tanya Aida khawatir.
"Khawatir banget lo, Arsad nggak papa cuman bang Abi tadi pingsan dan hidungnya berdarah katanya." Arnold mencoba menjelaskan.
"Kak Abi, kok bisa?" Tanya Aida kembali.
"Nggak tau gue, kita kerumah sakit aja." Usul Arnold.
"Ya udah, aku naik angkot aja." Ujar Aida.
"Kalau gitu gue ikut Aida." Ucap Yana.
"Kalian nggak usah naik Angkot, gue bawa mobil kok. Kalian ikut gue ke parkiran sekarang!" Perintah Arnold kepada mereka berdua, dan mereka pun menuju ke parkiran dan langsung pergi ke rumah sakit.
***
Setelah hampir satu jam tak sadarkan diri, akhirnya Abi mulai membuka matanya perlahan dan hal ini disadari oleh Arsad. Ruangan itu tampak kosong hanya beberapa alat yang sudah tak asing lagi dimata Abi dan Arsad yang ia lihat diruangan itu. Sesaat ia teringat kejadian dikampus beberapa jam yang lalu.
"Kenapa lo disini?" Abi memulai pembicaraan dengan nada ketus.
"Lo pingsan bang, masak bakalan gua tinggal. Pengecut banget gua kalau kayak gitu." Jawab Arsad sedikit bercanda, Arsad tau Abi berusaha membuat dirinya tampak jahat dimata Arsad, namun Arsad kini sudah mengerti dengan semua hal itu.
"Vierna mana?" Tanya Abi.
"Vierna lagi beli makan buat lo bang." Jawab Arsad.
"Echmm..." Balas Abi.
"Bang." Panggil Arsad.
"Apa?" Jawab Abi singkat.
"Gua minta maaf."
"Ngapain lo minta maaf?" Tanya Abi.
"Gua udah nuduh lo yang bukan-bukan, gua tau lo anggap gua adek lo kan." Jelas Arsad.
"Ngomong apaan sih lo?" Tanya Abi pura-pura tak mengerti.
"Gua tau semua tentang lo bang, dan gua juga tau tentang Aldi. Tapi satu bang gua bukan Aldi, gua Arsad dan gua ingin lo anggap gua Arsad bukan Aldi. Lo selama ini anggap gua Aldi yang jelas-jelas Aldi itu udah nggak ada bang. Dan gua juga nggak bisa jadi Aldi." Jelas Arsad, namun belum selesai Arsad berbicara Vierna langsung menarik tangan Arsad, Arsad tak menyadari kedatangan Vierna tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ESOK
Подростковая литератураBerawal dari hukuman diawal Ospek karena keterlambatan, disanalah Aida dan Arsad bertemu. Arsad sesosok Mahasiswa Kaya namun tak menunjukkan kekayaannya sedakan Aida mahasiswi sederhana namun kecantikannya mengalahkan kecantikan Bintang Kampus dikam...