Nama gue Maya, Maya Agustin. Suara itu masih terngiang di telinga Aida.
"Maya ? Apa dia yang dimaksud Vierna ya? Gumamnya dalam hati. Entah rasa penasaran akan Maya itu datang dari mana, sehingga mampu membuyarkan kosentrasinya akan latihan Dancenya kali ini. Tapi rasa penasaran itu seketika berubah menjadi rasa takut saat Siska masuk ruang latihan dengan tatapan benci kepada Aida.
"Tuhan... kenapa harus ketemu nenek lampir ini lagi sih?" Gerutunya dalam hati.
Rasa takut dan bersalah telah menyiram Siska dengan Air seember itu membuat Aida terus memperhatikan Gerak-gerik Siska, rasa khawatir Siska akan membalas perlakuannya tadi pun kini menyelimuti pikirannya. Tak lama kemudian diilihatnya Siska menghampiri kedua sahabatnya, Bella dan Wina. Tampak mereka sedang merencanakan sesuatu, entah apa tapi rasanya pembicaraan mereka tertuju kepada Aida.
"Kayaknya kalian ngerencanain sesuatu buat aku?, waduh Siap-siap sembunyi dah." Gumamnya dalam hati. Rasa takutnya pun semakin menjadi saat ini, perlahan Aida mencoba mendekati Yana yang tengah asik dengan latihannya dan hal itu di perhatikan sedari tadi oleh Arsad.
"Yan, Yana.." Panggil Aida saat Aida sampai dalam barisannya Yana.
"Iya ada apa Da?" Tanya Yana.
"Nanti pulang latihan bareng ya!" Pinta Aida.
"Ehmm.... Okey, Bentar-Bentar bukannya lo biasanya pulang sama Arsad ya, kenapa sekarang minta bareng gue?" Tanya Yana sedikit penasaran. Saat Yana berbicara hal itu Aida langsung melihat kearah Arsad dan dilihatnya Arsad sedang memperhatikannya.
"Ampun dah, aku lupa kalau biasanya pulang sama Arsad. Jadi ngapain aku harus takut?" Gumamnya dalam hati.
"Ya kita kan bisa pulang bareng Yan." Aida mencoba berbohong dan menutupi rasa takutnya.
"Okey, gue tunggu nanti didepan koridor, sekalian nunggu pangeran albino gue " Jelas Yana.
"Okey, thanks ya Yan." Ujar Aida sambil tersenyum kepada Yana, rasa khawatirnya kini sedikit berkurang, saat memandang Wajah Arsad yang mempesona semuanya serasa hilang dunia seakan milik Aida saat ini. Iya Cinta telah membutakannya saat ini.
***
KLING....KLING....KLING....
Sebuah pesan masuk di Handphone Arsad, diambilnya Handphone tersebut dari meja tempatnya beristirahat setelah selesai latihan Dance yang melelahkan, lalu dibacanya pesan yang ternyata dari Arnold tersebut.
Arnold : Sad lo perlu tahu sesuatu.
Arnold : Yang masukin lo jadi kandidat Bulan kampus si Abi, kakak tingkat lo sendiri. Yang nolongin Aida saat pingsan di Perspus, dan yang jemput Aida dirumahnya.
"Anjir apa sih maunya tuh cowok, ngeselin banget." Gerutu Arsad setelah membaca pesan dari Arnold tadi. Amarah dan rasa benci pun kini mulai memuncak dihatinya, tanganya mulai mengepal dan BRAKKK!!! meja didepannya ia pukul dengan penuh emosi, rasa kesal itu semakin menjadi. Lalu diambilnya kembali Handphone yang ia letakkan tadi.
Arsad : Lo dapat informasi dari mana? dari siapa? <<Send>>
Tak perlu lama Arsad menunggu balasan dari Arnold, Handphone itu pun kembali berdering.
Arnold : Gue dapet informasi dari sumber terpercaya, kebetulan dia juga salah satu panitia Bulan dan Bintang Fakultas dan gue jamin sumbernya terpercaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESOK
أدب المراهقينBerawal dari hukuman diawal Ospek karena keterlambatan, disanalah Aida dan Arsad bertemu. Arsad sesosok Mahasiswa Kaya namun tak menunjukkan kekayaannya sedakan Aida mahasiswi sederhana namun kecantikannya mengalahkan kecantikan Bintang Kampus dikam...