*****
Hai Readers 😊 terima kasih sudah mampir ngasih vote sampai nempelin komentar, sampai yang lihat diam-diam juga 😁 makasih banyak ya kalian sudah menjadi bagian pembaca cerita couple Darren💖Iriana😘
Yuk kalian bisa langsung baca aja ceritanya 😆
Salam berkarya🌸 A'Miki As💙
****
Iriana terlihat sibuk di kamarnya memasukkan beberapa barang ke dalam tas, tadi malam ia sedikit begadang makanya sekarang ia kesiangan. Pada hal hari ini ada janji dengan orang, sambil memasang sepatunya ia berjalan menuruni tangga tergesa-gesa.
Setengah berlari menuju mobilnya ia bergegas berangkat, Ibu kota kalau pagi macetnya minta ampun apa lagi kalau hari libur. Dan sekarang ia harus merasakannya, menghela napas berkali-kali pun percuma karena macetnya tetap saja.
Perutnya bahkan sekarang berbunyi karena belum di isi sarapan, sambil mengelus perutnya matanya menatap ke depan. Mobil di depan hanya maju sedikit lalu berhenti lagi, ponselnya berdering dari Aira kening Iriana mengeryit temannya itu pagi-pagi menelponnya.
"Ada apa, Ra?"
"Dasar sialan brengsek, kurang ajar!" terdengar Aira mengumpat kesal.
Hidung Iriana mengerut merasa aneh, ini temannya kenapa malah mengumpat pagi-pagi begini, "Kenapa mengumpat Aira?"
"Oh ada yang bicara? Apa sudah tersambung?" konyolnya ucapan Aira.
Iriana mendesis temannya itu kenapa o'on nya kagak hilang coba, pada hal wajahnya imut.
"Bukan tersambung lagi beb tapi terbunuh,"
"Hehehe, sorry beb. Aku lagi kesal ini masa aku di kata-katai anak kecil sih." adunya.
"Kau di katai apa?"
"Mereka melototiku saat aku membeli permen kapas." rajuknya terisak.
"Astaga! Kau berebut permen kapas dengan anak kecil?" antara percaya dan tidak, tapi ia harus percaya karena temannya itu ajaibnya keterlaluan.
Aira mengangguk sambil melihat gerobak permen kapasnya sudah pergi, "Yaa, tunggu!!!" jeritnya mengejar sambil menutup telpon.
"Astaga! Aku benar-benar ingin memasukkannya dalam gilingan permen kapas," tawanya membayangkan betapa konyolnya temannya itu berebut dengan anak kecil.
Setelah satu jam akhirnya Iriana sampai juga, tapi bukan sampai di tempat kerjanya ia berhenti di sebuah taman dengan membawa bungkusan plastik berisi sarapannya yang tadi di belinya.
Ia memilih taman untuk duduk sarapan karena tempatnya nyaman, apa lagi pagi hari sambil duduk di sebuah kursi ia mulai memakan roti isi sarapannya, dengan segelas susu kaleng hangat.
"Boleh aku duduk di sini?"
Iriana menoleh merasa ada yang mengajaknya bicara, matanya menatap diam Pria yang masih berdiri menunggu jawaban.
"Aku juga ingin sarapan," ucapnya tersenyum menyentakkan lamunan Iriana.
"Iya." jawabnya sedikit gugup memberi tempat kosong di sampingnya.
Bukannya memakan sarapannya Darren malah lebih menyukai memandangi wajah Iriana, bibirnya sedikit melengkung tersenyum melihat gadis itu terlihat asik dengan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
📕 MEMORIES and RAIN ☔
عاطفيةIriana gadis 20 tahun, berprofisi sebagai Weeding Organizer tersebut sangat menyukai hujan, baginya hujan sangat indah karena Tuhan yang memberikannya langsung. Tapi, suatu kejadian membuatnya tidak lagi menyukainya. Masa lalu yang membuatnya mengu...