***
Hai-hai fansnya Memories and Rain🙌, pendukungnya couple Darren💖Iriana 😘 pada udah nggak sabar nggak nungguin Ekstra Partnya? 😆 Tenang aja A'Miki bekal ngasih kok, asallllll 😁 kalian harus ngasih Vote dan komentar nya, Ok?Biar A'Miki juga makin semangat ngelanjutin Ekstra partnya😉 yup langsung aja yang penasaran tentang lanjutannya, cerita ini cerita tentang hari menuju pernikahan ya"😁
Silahkan meluncurrrrr, happy reading ok 😉
~~~**Memories and Rain**~~
***
"Darren!" panggil Iriana sambil mengiringi Pria tersebut masuk ke apartemennya, "Darren!" panggilnya lagi. Tapi, lagi-lagi di gubis Pria tersebut, ia sudah susah payah menunggu Pria itu di apartemen. Hanya untuk bertemu, jujur saja ia sangat merindukan prianya tersebut.
Sejak malam pulang dari club tersebut Darren jadi mengacuhkannya, meski telpon atau chat selalu di balas. Tapi, tiap kali bertemu Pria itu menghindarinya.
Dan itu sudah dua hari pada hal ia merasa tidak melakukan kesalahan, hanya yang di club itu. Itu pun ia kan berpesta hanya dengan tiga temannya itu saja.
Lagi-lagi ia melihat Darren beranjak dari ruang kerjanya, berjalan keluar. Dengan kesal Iriana kembali mengikutinya hingga sampai di depan pintu kamar, Pria itu masuk dan menutup pintu tanpa mempedulikan Iriana masih berdiri di depan.
Iriana berdecak kesal, Prianya itu diam saja dan selalu mengalihkan pandangan kalau bertemu dengan pandanganya, semakin kesal karena prianya itu menutup pintu pada hal ia berdiri di depan.
Dengan geram Iriana membuka kasar pintu tersebut, ia melihat Darren yang berbaring tiarap dengan mata terpejam. Iriana yakin prianya itu hanya pura-pura tidur, supaya ia pulang.
Tapi, kali ini ia tidak akan pergi sebelum Prianya itu bicara. Dengan kesal Iriana berjalan menghampiri ranjang, "Darren aku mau bicara." tegasnya.
"Pulanglah ini sudah malam!" perintah Darren dengan suara seraknya, ia masih bertahan dengan posisinya. Tidak mau melihat wajah Tunangannya tersebut untuk saat ini, ia tau gadis itu marah karena diabaikannya.
Darren punya alasan kenapa harus menjaga jarak untuk saat ini, tubuhnya selalu memanas saat melihat wajah gadisnya tersebut. Bayangan bagaimana tubuh gadisnya itu yang menari erotis, selalu menari-nari di otaknya dan itu membuatnya tersiksa.
Ia tidak mau nantinya malah menerkam gadis tersebut, pada hal ia sudah berjanji akan menjaga Iriana sampai pernikahan mereka.
~~**~~
Tidak puas dengan jawaban Prianya, Iriana makin kesal ia melapas sepatunya dan langsung naik ke ranjang.
Mata Darren sontak terbuka membulat kaget, bagaimana tidak. Iriana malah menduduki tubuhnya, meski ia tiarap tapi tetap saja ia bisa merasakan pantat gadis tersebut.
"Astaga! Apa yang kau lakukan! Turun dari tubuhku Iriana!!" bentak Darren, ia terpaksa membentak karena tubuhnya mulai memanas secara meroket.
Tidak mengerti situasi Iriana kekeh dengan posisinya, "Tidak! Sebelum kau memberi tahuku kenapa kau mengacuhkanku!" bentaknya juga.
Darren mulai bernafas berat, ia mengumpat berkali-kali karena bayangan gadis tersebut menari erotis mulai mempengaruhi otaknya, badannya mulai berkhianat ingin berbalik dan menerkam gadisnya tersebut, tapi ia masih mati-matian menahannya.
Dan pelampiasannya membuat sprai di tangannya jadi sasaran, ia berusaha bertahan dengan posisi tiarapnya. Gadisnya memang sangat keras kepala.
"Sayang, kumohon pulang lah sekarang," ucap Darren dengan suara beratnya, ia mencoba membujuk dengan lembut.
Iriana menggeleng ia masih perlu jawaban, karena Darren mulai bicara lembut padanya ia mulai tidak kesal lagi. Dengan pelan ia ikut tiarap di atas tubuh tiarap Darren.
"Apa kau masih marah kerena malam itu? Jika karena itu aku minta maaf. Tapi, jangan mengabaikanku. Aku takut kau akan meninggalkanku," ungkap Iriana matanya meneteskan air mata, ia memeluk leher Darren, "Jangan marah lagi." cicitnya.
Darren tersentak merasakan tangis gadisnya yang membasahi tengkuknya, ia jadi menyesal kenapa malah mengacuhkan gadisnya tersebut. Meski sebenarnya ia punya alasan.
Dengan pelan Darren berbalik telentang, kini gadis itu berada duduk di perutnya matanya memerah dengan air mata. Hati Darren terasa di cubit, ia merutuki dirinya sendiri yang membuat gadisnya menangis.
Dengan lembut tangannya mengusap jejak aira mata tersebut, "Maafkan aku malaj membuatmu menangis, aku tidak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku, Sayang." ungkapnya meraih tangan Iriana mengecupinya dengan sayang.
"Kau sudah tidak marah lagi padaku kan?" tanya Iriana menghentikan isak kecilnya, hidungnya jadi memerah.
Darren menggeleng, "Aku tidak pernah marah padamu, Sayang."
Kening Iriana mengeryit, Darren tidak marah tapi kenapa mengacuhkannya, "Lalu kenapa kau mengacuhkanku."
Pertanyaan Iriana langsung membuat panas di tubuh Darren kembali muncul, nafasnya kembali memberat. Apa lagi saat melihat posisi gadis tersebut di atasnya, mendudukinya. Ini benar-benar lebih dari tarian erotis.
Apa lagi wajah bingung Iriana yanv menunggu jawaban pertanyaan darinya, jadi terlihat seksi di matanya.
"Shitt!! Aku harus mandi air dingin sekarang." umpat Darren menggeram kecil, tangannya langsung mengangkat tubuh Iriana memindahkannya ke tempat aman. Ia bergegas masuk ke kamar mandi, dengan mengumpat beberapa kali. Sampai terdengar suara shower.
"Astaga! Aku bisa mati kalau begini, shitt!!" lagi-lagi Darren mengumpat kecil terdengar dari dalam.
Meski ranjang masih tempat yang rawan.
Iriana menatap bengong dengan kepergian Prianya dengan wajah gusar, ia hanya bertanya kenapa pria itu malah mandi air dingin. Kakinya beranjak turun dari ranjang, bermaksud menghampiri pintu kamar mandi.
Ponselnya berbunyi dari Ibunya yang menanyakan ia di mana, tangannya mengetuk pintu kamar mandi.
"Darren, aku pulang dulu. Ibu menelponku," beritahunya.
"Iya." sahut Darren dari dalam, suaranya bahkan terdengar serak.
Meski masih penasaran Iriana harus pulang karena sudah di tunggu Ibunya, ia bergegas pergi meninggalkan apartemen.
~~**Bersambung**~~
Terima kasih sudah mampir dan membaca, jangan lupa kasih vote dan komentar untuk cerita mereka juga ya😉Sampai ketemu di ekstra part berikutnya😘
Salam berkarya🌸
Miki As💙
KAMU SEDANG MEMBACA
📕 MEMORIES and RAIN ☔
RomanceIriana gadis 20 tahun, berprofisi sebagai Weeding Organizer tersebut sangat menyukai hujan, baginya hujan sangat indah karena Tuhan yang memberikannya langsung. Tapi, suatu kejadian membuatnya tidak lagi menyukainya. Masa lalu yang membuatnya mengu...