Part 15

2.5K 159 2
                                    

*****

    Hai readers ^^ ketemu lagi sama ceritanya Iriana&Darren, makasih ya atas dukungan vote dan komentar kalian. Semoga kalian suka sama cerita mereka, dan abis baca jangan lupa selalu tinggalin vote biar author Miki nya juga seneng, jerih payahnya di hargai. ^^

Selamat membaca ya ^^

****

  *****

   Tubuh Iriana terasa berat melangkah setelah kakinya keluar dari mobil taksi, matanya menatap pada gedung hotel yang terpampang jelas di hadapannya, mewah namun membuat tubuhnya gemetar.

   Bahkan, menelan ludah saja terasa tercekek. Entah sudah berapa menit ia hanya berdiri di halaman tersebut, meski ia tau waktu yang di tetapkan hampir tiba. Ia mencoba menarik napas dan menghembuskannya, menegarkan apa yang akan ia lakukan. Memberi perintah berulang-ulang di kepalanya, Kau bisa melakukannya.

    Sambil memejamkan matanya sebentar ia berdoa semoga saja ia bisa melakukannya, ia tidak boleh takut jika ingin melawan seorang Melvin yang pernah membuat hancur hidup adik kembarnya.

    Dengan tekad Iriana berhasil melangkah, memasuki pintu gedung hotel tersebut matanya menatap dua orang gadis yang tersenyum hangat di balik meja, menyapa para tamu.

    "Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanyanya ramah.

    Iriana menelan ludahnya dengan berat, sangat sulit mengeluarkan suara meski hanya untuk bertanya.

    "Aku ... aku."

   "Apa anda ingin menemui seseorang?" bantunya.

   Iriana mengangguk kecil di sambut senyuman gadis tersebut, "Atas nama siapa, Nona?"

    Tangan gemetar ia bahkan sudah mencekram erat kain bajunya, tapi rasa takut belum juga mereda malah semakin takut.

    "Melvin ... Melvin Sebastian."

   Gadis itu tersenyum mengangguk lalu mengeceknya, "Apa anda Nona Iriana?" tanyanya di jawab dengan anggukan kepala Iriana.

    "Baiklah. Anda sudah di tunggu oleh Tuan Melvin di kamar nomor 203, silahkan anda bisa langsung ke sana." beritahunya.

   Iriana mengangguk kecil sedikit terpaksa lalu melangkah menuju lif, meski ia harus memaksa kakinya untuk melangkah.

    Pintu lif berdeting terbuka ia masih berdiri menunggu beberapa orang di lif itu keluar terlebih dahulu, setelah kosong ia melangkah masuk.

    "Nona Iriana!"

   Kening Iriana mengeryit mendengar namanya di panggil, ia mengangkat kepalanya ke depan seorang pria berstelan jas rapi tersenyum padanya. Tapi, ia merasa tidak mengenalnya.

   Pria itu terkekeh kecil ia tau teman dari Tunangan bosnya itu tidak mengenalnya, "Saya Sean Sekretarisnya Mr. Zachary." perkenalkannya.

   Iriana mengangguk tersenyum kecil, ia baru ingat memang pernah bertemu sekali saat menjenguk Aira di Rumah Sakit.

    "Sedanga apa kau di sini?" tanya Iriana.

    Kening Sean mengeryit mendapat pertanyaan seperti itu, "Saya tadi menemani Presedir untuk melihat pekerjaan di Hotel ini, hotel ini salah satu miliknya."

    "Oh, begitu," angguk Iriana ia baru ingat Hotel Grant memang salah satu cabang milik Zach.

    "Kau sendiri sedang apa di sini?" giliran Sean bertanya, sejak pertama melihat tadi ia merasa sedikit aneh dengan gadis tersebut. Terlihat berpikir keras dan juga agak takut.

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang