Part 17

2.8K 173 2
                                    

Terima kasih untuk vote dan komentarnya ^0^ terus dukung cerita MoR ya ^^

***
  
      Kendrick menyusul ke kantor Polisi, untuk memberikan bukti CCTV di kamar tersebut, di situ terlihat jelas Iriana hanya berusaha melindungi dirinya, dia di nyatakan tidak bersalah. Selain itu Polisi juga menjadikan USB sebagai bukti kuat Melvin melakukan kejahatan atas kasus pemerkosaan terhadap Raina dan juga penganiayaan terhadap Iriana.

     Sedangkan Zach dan Arka membawa Iriana ke rumah sakit. Iriana sempat di nyatakan kritis beberapa jam, membuat Darren tanpa henti berteriak memarahi para Dokter. Ia seperti orang gila melihat kekasihnya dalam keadaan kritis, dan dengan terpaksa Zach meminta Dokter membius Darren untuk sementara.

    Ternyata Iriana sadar lebih cepat dari pada Darren yang terbaring di ranjang sebelah, ia tersenyum kecil melihat kekasihnya tersebut.

     "Aku terpaksa meminta Dokter membius Darren, dia mengamuk pada Dokter saat mendengar kau kritis." ucap Zach memberitahukan wajahnya terlihat ngeri karena teringat kemaren itu.

    "Saat dia bangun kau harus menjinakkan, mungkin saat ia bangun akan berteriak lagi." kekeh Arka sambil keluar bersama Zach mereka akan memberitahukan kondisi Iriana pada Istri-istri mereka.

  
  
   
   "Kau sudah bangun?" tanya Darren sambil mengahapus jejak tangisnya dan menatap masih berusaha tersenyum padanya. Perasaan gembira langsung melingkupi hatinya saat melihat kekasihnya sudah bangun. Ia bangun dan langsung memeluk erat tubuh Iriana bernapas lega, bersyukur berkali-kali.

   Meski ucapan dokter beberapa jam lalu lalu mengatakan ia sudah baik-baik saja, tapi Darren masih merasa takut ia nyaris mati berdiri saat melihat kekasihnya kritis.

   "Jangan menangis!... Mukamu akan makin cantik dan itu akan semakin membuatku jatuh cinta padamu," sebuah suara lembit terdengar  jelas di pendengaran Darren buru-buru ia mendongkak menatap ke arah suara, sebuah senyuman menyambutnya.

   "Kau sudah lama bangun?" tanya Darren sambil mengahapus jejak tangisnya dan menatap masih berusaha tersenyum padanya. Perasaan gembira langsung melingkupi hatinya.

    "Cukup lama."

   Darren menatap tidak suka jawaban itu, "Dan kau tidak membangunkan ku?"

  Iriana terkekeh kecil tangannya menggenggam erat tangan hangat Darren di tangannya, "Terima kasih sudah datang menyelamatkanku."

    Darren menggeleng, "Seharusnya aku bisa datang lebih cepat. Maafkan aku Sayang ...," ucapnya merasa bersalah apa lagi melihat luka-luka di wajah kekasihnya tersebut, ia merasa ingin membunuh dirinya sendiri karena tidak bisa melindunginya.

  
   Iriana meraih tubuh Darren untuk mendekat padanya, dengan nyamannya ia memeluk tubuh hangat kekasihnya tersebut sambil tersenyum, "Aku menyukai pelukan hangatmu, itu membuatku selalu terlindungi."

    Tangan Darren dengan lembut mengusap kepala Iriana, merangkulnya lebih dalam tubuh mungil tersebut. Hatinya berulang kali mengucapkan bersyukur karena hidupnya sekarang ada Iriana, gadis yang akan membuatnya bahagia dalam hidupnya.

    "Akan kupastikan pelukan hangatku hanya untukmu, dan aku janji aku akan berusaha melindungi." janji Darren.

     Iriana mengangguk, "Aku pegang janjimu." senyumnya.

    "Apa yang terjadi? O, astaga kemana pakaianku apa aku baru saja di tiduri calon Istriku," ucap Darren bangun duduk  menatap Iriana dengan berpura-pura menuduh bahkan ia sengaja menarik selimut ke dadanya seolah seperti gadis perawan habis di perkosa sambil terkikik geli.

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang