Part 16

2.6K 163 2
                                    

*****

   
    Hai readers ^^ ketemu lagi sama ceritanya Iriana&Darren, makasih ya atas dukungan vote dan komentar kalian. Semoga kalian suka sama cerita mereka, dan abis baca jangan lupa selalu tinggalin vote biar author Miki nya juga seneng, jerih payahnya di hargai. ^^

    Yuk silahkan meluncur aja  ^^

****
  
    "Waktunya permainan di mulai, Sayang." bisik Melvin tepat di telinga Iriana.

    Mata Iriana terpejam air matanya bahkan sudah menetes, "Darren, kumohon tolong aku." batinnya menangis.

   ~~***~~

    "Shitt!! Apa sebenarnya yang kau pikirkan, Sayang." umpat Darren melajukan mobilnya dengan membabi buta, setelah beberapa menit lalu menerima telpon dari Zach yang mengatakan Iriana dalam bahaya. Ia langsung pergi ke Hotel Grant, tidak peduli orang-orang meneriakinya sambil mengumpat karena di selip mobil. Yang di pikiranya hanya satu menyelamatkan gadisnya.

     Mobilnya berhenti tepat di depan Hotel tersebut, tanpa berpikir lagi ia keluar dari mobil berlari menuju pintu masuk. Tinggal menaiki tangga menuju pintu, tapi pintu itu terbuka. Matanya terbelalak seorang gadis keluar dengan tertatih, bajunya robek sana-sini. Bahkan baju dan kakinya penuh darah. Membuat semua orang melihat ke arah gadis tersebut.

   "Iriana ...." sebut Darren tercekat rasanya seperti jutaan batu menghantam dadanya, gadisnya berjalan tertatih dengan tubuh gemetar.

    Dengan cepat Darren berlari langsung memeluk tubuh ringkih tersebut dengan erat, membuat gadis itu terisak menangis.

    "Maafkan aku ... maaf," cicitnya.

   Derren menggeleng keras, "Apa yang terjadi? Aku yang seharusnya minta maaf, Sayang. Katakan kau baik-baik saja, kumohon Sayang." peluknya semakin erat.

    Beberapa orang terdengar keluar menghampiri, Darren menatapnya dua orang berseragam Polisi menghampiri mereka.

     "Permisi, Pak. Kami harus membawa Nona Iriana, dia sekarang jadi tersangka atas pembunuhan Melvin Sebastian." ucap salah satu Polisi.

    Mata Darren membulat kaget, "Tidak! Kalian pasti salah, calon Istriku tidak mungkin membunuh. Kalian tidak bisa membawanya!!" bentaknya semakin mengeratkan pelukannya.

    Tapi, Iriana malah melepaskan pelukan tersebut, ia menatap Darren yang menggeleng tidak mau.

   "Aku tidak akan membiarkan mereka membawamu, Sayang. Aku percaya kau tidak mungkin membunuh." kekeh Darren mempertahankan genggaman tautan tangan mereka.

   Dengan pelan Iriana melepas tautan tersebut, meski berkali-kali Darren mengeratkannya, "Aku tau, karena itu aku harus pergi ... berjanjilah Darren, berjanji lah kau akan menjemputku nanti." pintanya sambil berusaha tersenyum, ia merasa kepalanya terasa berat. Hingga, perlahan tubuhnya merosot jatuh di pelukan Darren.

    Darren menggeleng keras saat baberapa Polisi menahannya untuk tidak menarik Iriana kembali, polisi memasukkan ke dalam mobil dan melaju pergi.

    "Sayang kau kenapa? ... Sayang kau bisa dengar aku," dengan cemas Darren menepuk pelan pipi gadis tersebut, wajahnya sudah sepucat mayat.

    "Tenanglah Darren. Kita bawa dia ke rumah sakit!" ucap Kendrick menahan tubuh Darren yang terduduk di jalan, terisak menangis.

  ~~***~~

  
   Tubuh Iriana di dorong kuat oleh Melvin hingga tersungkur di lantai, ia meringis kecil saat lantai tersebut mengores lututnya. Ia bahkan belum sempat berpikir sebuah tangan dengan kasar menariknya untuk berdiri, bahkan dengan kasarnya Melvin mencekram dagu gadis tersebut memaksanya menatapnya.

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang